NARAKITA, JAKARTA- BMKG meminta warga di sejumlah wilayah pesisir Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjauh dari pantai menyusul potensi gelombang tsunami pascagempa dahsyat di pesisir timur Semenanjung Kamchatka, Rusia, yang terjadi Rabu pagi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, pihaknya telah mengirimkan arahan resmi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah yang berstatus waspada untuk segera melakukan langkah-langkah mitigasi.
“Agar masyarakat menjauh dari pantai saat menjelang waktu tiba tsunami,” ujarnya di Jakarta.
Koordinasi juga terus dilakukan bersama kantor SAR setempat guna meningkatkan kesiapsiagaan di lapangan. Gelombang tsunami diperkirakan tiba di beberapa wilayah Indonesia mulai siang hingga sore hari, dengan ketinggian maksimum diprediksi kurang dari 0,5 meter.
BMKG menetapkan status waspada tsunami untuk 10 wilayah berikut, Kepulauan Talaud estimasi tiba pukul 14.52 WITA, Kota Gorontalo (16.39 WITA), Halmahera Utara (16.04 WIT), Manokwari (16.08 WIT) dan Raja Ampat (16.18 WIT). Lalu Biak Numfor dan Supiori (16.21 WIT), Sorong Bagian Utara (16.24 WIT), Jayapura dan Sarmi (16.30 WIT).
Patahan Naik
Menurut pemantauan BMKG, pusat gempa terletak di koordinat 52,51° LU dan 160,26° BT, dengan kedalaman 18 kilometer. Gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka, dengan mekanisme patahan naik (thrust fault). Hingga pukul 08.30 WIB, telah terjadi tujuh gempa susulan, dengan magnitudo terbesar mencapai 6,9 dan terkecil 5,4.
Laporan dari Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) juga mencatat potensi tsunami akibat gempa ini di sejumlah wilayah lain, seperti Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam.
BMKG menegaskan, meskipun dampak tsunami di Indonesia diperkirakan ringan, masyarakat diminta tidak mengabaikan peringatan dan mengikuti seluruh arahan dari otoritas setempat demi keselamatan bersama. (*)