NARAKITA, KARANGANYAR- Ajang Soloraya Great Sale 2025 yang digelar sepanjang Juli ini berhasil menunjukkan daya dorong besar terhadap perekonomian regional. Tujuh kabupaten/kota yang tergabung dalam kawasan Soloraya yakni Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten berperan aktif dalam menyukseskan event ini.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang hadir dalam puncak acara di Alun-Alun Karanganyar, Sabtu (26/7) malam menyampaikan apresiasi atas antusiasme seluruh pihak. Ia menyebut, keberhasilan event ini bukan hanya diukur dari nilai transaksi, tetapi juga dari kekuatan kolaboratif yang tercipta antarwilayah.
“Hari ini Soloraya Great Sale dalam waktu satu bulan telah membukukan Rp10,3 triliun. Ini bukan sekadar pencapaian angka, tapi juga simbol keberhasilan gotong royong ekonomi di wilayah aglomerasi,” ungkap Luthfi.
Karanganyar menjadi kontributor terbesar, dengan nilai transaksi Rp3,7 triliun. Ia juga menyebut, tingginya aktivitas ekonomi selama event terlihat dari penuhnya sektor pariwisata, termasuk okupansi hotel di kawasan Lawu.
Ekosistem Ekonomi
Menurutnya, Soloraya Great Sale bukan hanya tentang belanja, tapi juga langkah nyata membangun ekosistem ekonomi berbasis aglomerasi. “Kita dorong pertumbuhan ekonomi yang saling terhubung antarwilayah. Inilah kekuatan Soloraya,” tambahnya.
Ketua Panitia Soloraya Great Sale 2025, Ferry S Indiarto menambahkan, geliat ekonomi dalam event ini tak hanya berasal dari sektor perdagangan dan ritel, tapi juga pariwisata, transportasi, UMKM, hingga keuangan digital.
“Tahun ini menjadi tonggak penting kesadaran kawasan untuk tumbuh bersama. Sinergi antardaerah semakin kuat. Bukan sekadar diskon, ini gerakan kolektif ekonomi,” katanya.
Tiga daerah dengan kontribusi terbesar adalah Karanganyar, Surakarta, dan Sragen. Kolaborasi Kadin, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan secara merata. (*)