NARAKITA.ID, JAKARTA – Kejadian tragis menimpa wisatawan asal Brasil, Juliana Marins (26), di jalur ekstrem Gunung Rinjani, NTB, menjadi pengingat keras bagi semua pihak akan pentingnya keselamatan dalam aktivitas wisata alam.
Juliana dilaporkan terjatuh saat mendaki pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan empat hari kemudian di kedalaman 600 meter, lalu berhasil dievakuasi Rabu (25/6). Cuaca buruk dan medan ekstrem menyulitkan proses pencarian.
Menanggapi kejadian ini, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan duka mendalam. Ia menegaskan bahwa kepatuhan terhadap SOP pendakian, seperti yang diatur dalam SK Balai TN Gunung Rinjani No. 19 Tahun 2022, bukan sekadar prosedur administratif, melainkan benteng keselamatan utama.
Reputasi Pariwisata
“Ini saatnya semua pihak benar-benar menegakkan SOP di lapangan. Bukan hanya demi wisatawan, tapi juga demi reputasi pariwisata Indonesia,” ujar Widiyanti.
Kemenparekraf mendesak dilakukan audit terhadap operator wisata ekstrem, pelatihan ulang untuk pemandu dan porter, serta edukasi intensif kepada wisatawan, khususnya turis mancanegara. Wisatawan diminta memilih operator resmi dan melaporkan pelanggaran ke WhatsApp 0811‑895‑6767.
Insiden ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara Kemenparekraf, Basarnas, Kementerian Kehutanan, TNI/Polri, BPBD, dan Balai TN guna memastikan SOP tidak hanya di atas kertas, tapi benar-benar dijalankan di lapangan. (*)