• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Kriminalitas dan Hukum

Terungkap! Oknum Intel Polda Jateng Bunuh Anak Kandung karena Jengkal Diminta Nikahi Ibu Korban

Sidang perdana oknum polisi intel Polda Jateng mengungkap fakta, terdakwa tega membunuh anak kandungnya karena jengkel diminta menikahi ibu korban.

R. Izra
Last updated: Juli 16, 2025 3:55 pm
R. Izra
Juli 16, 2025
Share
3 Min Read
Jaksa membacakan surat dakwaan kasus pembunuhan bayi kandung, terdakwa Brigadur Ade Kurniawan mengikuti sidang secara online, Rabu (16/7/2025). (bae)
Jaksa membacakan surat dakwaan kasus pembunuhan bayi kandung, terdakwa Brigadur Ade Kurniawan mengikuti sidang secara online, Rabu (16/7/2025). (bae)
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Brigadir Ade Kurniawan, oknum intel Polda Jawa Tengah yang menjadi terdakwa pembunuh bayi kandung, mengikuti sidang secara online, Rabu (16/7/2025).

Brigadir Ade ditampilkan dalam layar monitor persidangan. Sementara penasihat hukum terdakwa, jaksa penuntut umum, serta majelis hakim mengikuti sidang secara offline.

Persidangan sempat terkendala karena Brigadir Ade tidak bisa mendengar suara jaksa dan majelis hakim.

Sidang perdana ini bahkan sempat mau ditunda. Namun, setelah menunggu beberapa saat, sidang pembacaan surat dakwaan dilanjutkan.

Jaksa Saptianti Lastari mendakwa Brigadir Ade dengan dakwaan alternatif, sebagaimana Pasal 80 ayat (3) dan (4) Jo Pasal 76C UU No.17 Tahun 2016 atau Pasal 338 KUHP atau Pasal 351 KUHP.

“Terdakwa melakukan kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan mati,” ujarnya

Jaksa Saptanti juga motif terdakwa Ade Kurniawan tega membunuh anak kandungnya itu.

Jaksa menyebut, terdakwa marah dan jengkel karena sering dimarahi oleh ibu korban, Dian Julia Pratami; dan nenek korban, Siti Nurmala.

Terdakwa sering dimarahi dan dikata-katai kasar karena tak kunjung menikahi ibu korban. Padahal tes DNA menunjukkan korban adalah anak kandung terdakwa.

Selepas jaksa membacakan dakwaan, Ketua Majelis Hakim, Nenden Rika Puspitasari bertanya kepada terdakwa Ade Kurniawan terkait dakwaan tersebut. Ade menyebut, keberatan atas dakwaan tersebut.

“Saya keberatan, mau ajukan eksepsi,” kata Ade.

Sebagai informasi, kasus pembunuhan bayi berusia dua bulan ini mencuat setelah seorang perempuan berinisial DJ melaporkan Brigadir Ade ke SPKT Polda Jateng.

Diduga, Brigadir Ade membunuh bayi malang itu dengan cara menekan area leher.

Merunut kronologi, pada Minggu (2/3/2025), Brigadir AK bersama DJ dan buah hatinya sedang jalan-jalan tak jauh dari tempat tinggalnya di Kota Semarang. Mereka kemudian mampir ke Pasar Peterongan untuk berbelanja.

Ketika itu, yang turun dari mobil hanya DJ. Sebelum turun, DJ sempat mengabadikan momen kebersamaannya dengan anak balitanya yang saat itu dalam kondisi sehat walafiat.

Sepuluh menit kemudian, DJ kembali ke mobil dan mengira anaknya sedang tidur seperti biasa. Namun, tatapannya tertuju pada bibir anaknya yang terlihat agak berwarna kebiruan.

DJ pu panik. Ia lantas mengajak Brigadir Ade segera melarikan anaknya ke rumah sakit terdekat. Anaknya kemudian dirawat di RS Roemani Muhammadiyah Semarang dan masuk ICU.

Pada Senin (3/3/2025) sekitar pukul 15.00 WIB kondisi kesehatan si anak terus mengalami penurunan hingga berujung meninggal dunia. (bae)

TAGGED:brigadir ade kurniawanheadlinejengkel diminta nikahi ibu korbanmotif polisi bunuh anak kandungoknum polisi intel polda jateng bunuh anak kandungsidang perdana brigadir ade
Share This Article
Email Copy Link Print

T E R K I N I

Sampah Masih Cemari Lingkungan, DLHK Jateng Dorong Ekonomi Sirkular Hingga Tingkat Desa
Juli 16, 2025
Cetak 600 Kader Paralegal, PKK Jateng Bangun Garda Terdepan Perlindungan Perempuan dan Anak
Juli 16, 2025
Tekan Inflasi, Luthfi Dorong Toko TPID dan Kuatkan Rantai Pangan Lokal
Juli 16, 2025
Usut Korupsi BUMD Cilacap, Kejaksaan Sita Rp13 Miliar
Juli 16, 2025
Naikkan IPM 2025, Jateng Andalkan Dokter Keliling dan Sekolah Rakyat
Juli 16, 2025

Trending Minggu Ini

Agenda Besar Jokowi: Exit Strategi dan “Menolak Punah”
Juli 15, 2025
Awas! Beras Yang Anda Konsumsi, Premium ‘Oplosan’
Juli 15, 2025
Tol Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Bupati Dorong Lonjakan Wisatawan
Juli 15, 2025
Mentan Temukan Beras Oplosan, Begini Tips Agar Tak Salah Pilih
Juli 15, 2025
Awal Agustus, Kongres PDI Perjuangan 2025?
Juli 15, 2025

Berita Terkait

Saksi meringankan yang dihadirkan penasihat hukum terdakwa Mbak Ita dan Alwin Basri dicecar pertanyaan di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (16/7/2025). (bae)
Kriminalitas dan Hukum

Kesaksian BKD dan Sekretaris Bappeda Semarang Ringankan Mbak Ita Mantan Wali Kota

R. Izra
Kriminalitas dan Hukum

Dibalik Digitalisasi Pendidikan, Ini Peran Kunci Nadiem Makarim yang Dibidik Kejagung

Nugroho P.
Aspidsus Kejati Jateng, Lukas Alexander Sinuraya (tengah) sedang menjelaskan kasus korupsi pembiayaan ekspor LPEI Surakarta. (humas kejati)
Kriminalitas dan Hukum

Tak Kapok Dipenjara 4 Tahun, Pimpinan LPEI Surakarta Kembali Terjerat Korupsi Rp81 Miliar

R. Izra
Terdakwa Aipda Robig Zaenudin (baju putih) mengikuti sidang pledoi di PN Semarang, Selasa (15/7/2025). (bae)
Kriminalitas dan Hukum

Dalih Aipda Robig: Gamma Tewas Bukan karena Saya Tembak, tapi . . .

R. Izra
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?