NARAKITA, JAKARTA – Malam yang akan menorehkan sejarah tak hanya datang dari skor di papan pertandingan, tetapi juga dari dentuman nada rock yang menggema dari panggung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Dalam laga kandang terakhir kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga, Timnas Indonesia akan mendapat suntikan semangat tambahan dari grup musik legendaris, God Bless.
Grup rock yang telah menjadi ikon musik Tanah Air ini akan tampil menyanyikan lagu “Rumah Kita” tepat sebelum laga kontra Cina dimulai pada Kamis malam, 5 Juni 2025, pukul 21.45 WIB. Momen ini diyakini akan memperkuat ikatan emosional antara pemain, penonton, dan stadion kebanggaan nasional.
Kabar kehadiran God Bless diumumkan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, melalui akun media sosialnya pada Kamis, 29 Mei. Dalam unggahannya, Erick menyampaikan harapannya agar penampilan ini bisa memompa semangat tim Garuda dan seluruh suporter yang memenuhi stadion.
“Senang ada God Bless yang akan menyanyikan lagu ‘Rumah Kita’ sebelum pertandingan timnas Indonesia vs Cina di Stadion Gelora Bung Karno,” tulis Erick, seperti dikutip dari Antara. “Semoga bisa menambah semangat perjuangan para pemain Garuda dan seluruh suporter di Stadion Gelora Bung Karno yang menjadi Rumah Kita.”
Tak hanya itu, unggahan menarik juga muncul dari laman resmi timnas Indonesia. Pelatih kepala Patrick Kluivert terlihat tengah berbincang lewat sambungan telepon dengan Ahmad Albar, vokalis God Bless. Dalam percakapan itu, Kluivert menanyakan kesediaan band tersebut untuk tampil memanaskan atmosfer GBK. Ahmad Albar menjawab penuh antusias, siap mendukung perjuangan anak-anak Garuda.
Momen ini menambah semarak persiapan jelang dua laga krusial. Saat ini, timnas sedang menjalani pemusatan latihan intensif di Bali, menatap laga hidup-mati kontra Cina di GBK dan Jepang di laga tandang lima hari berselang, pada 10 Juni.
Skuad Garuda membawa beban harapan besar. Saat ini mereka menempati posisi keempat klasemen Grup C dengan sembilan poin, setelah menang dramatis 1-0 atas Bahrain pada 25 Maret lalu. Indonesia berada tepat di bawah Arab Saudi (10 poin), Australia (13 poin), dan Jepang (20 poin) yang telah memastikan tiket lolos.
Situasi di klasemen memperlihatkan bahwa peluang untuk lolos otomatis sangat tipis. Tapi pintu ke putaran keempat masih terbuka lebar, dengan syarat Garuda bisa mengamankan posisi ketiga atau keempat klasemen.
Saingan terdekat Indonesia adalah Bahrain dan Cina yang masing-masing juga mengoleksi enam poin. Itulah sebabnya duel melawan Cina menjadi krusial: siapa menang, dialah yang masih hidup dalam perburuan menuju Piala Dunia 2026.
Masyarakat pecinta sepak bola dan musik di Indonesia pun kini menanti malam penuh semangat di GBK. Selain aksi di atas lapangan, suara khas Ahmad Albar dan dentuman musik rock God Bless diyakini bisa membakar semangat ribuan penonton dan pemain.
Sementara itu, pelatih Patrick Kluivert terus memoles strategi. Ia berharap agar para pemain kunci seperti Jay Idzes dan Sandy Walsh bisa tampil maksimal dan menjaga stabilitas lini pertahanan sekaligus menciptakan momentum serangan dari lini tengah.
Indonesia sendiri belum memiliki sejarah panjang di Piala Dunia, sehingga setiap peluang, sekecil apa pun, akan menjadi motivasi luar biasa bagi para pemain dan fans setia Garuda.
Tiket pertandingan ini ludes dalam hitungan jam. Antusiasme yang luar biasa memperlihatkan betapa pentingnya laga ini dalam sejarah perjalanan sepak bola nasional.
PSSI juga memastikan persiapan pertandingan berjalan maksimal, termasuk dari sisi keamanan dan fasilitas stadion. Semua sektor pendukung akan dikerahkan untuk memastikan pertandingan berjalan lancar dan aman.
Siaran langsung pertandingan ini juga akan disiarkan oleh stasiun televisi nasional serta dapat diakses melalui platform daring resmi, mengingat tingginya permintaan dari masyarakat yang tidak bisa hadir langsung.
Dalam kondisi teknis, Indonesia diunggulkan dengan bermain di kandang sendiri, didukung suporter fanatik. Namun, Cina bukan lawan sembarangan. Mereka dikenal dengan kecepatan serangan balik dan kekompakan lini tengah.
Laga ini akan menjadi ajang pembuktian tak hanya bagi para pemain, tetapi juga bagi Kluivert yang mendapat kepercayaan besar dari federasi sejak menggantikan Shin Tae-yong.
Apapun hasil akhirnya, malam 5 Juni 2025 akan dikenang sebagai salah satu panggung emosional dalam sejarah sepak bola Indonesia — diwarnai semangat, musik, dan mimpi menuju panggung dunia.
Saat nyanyian “Rumah Kita” menggema di GBK, Garuda diharapkan tak hanya bertanding — tetapi bertarung dengan jiwa. (*)