NARAKITA, SEMARANG- Dialektika demokrasi mengalir dalam kompetisi debat pelajar bertajuk Piala Wali Kota 2025 yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum (HMPSIH) Fakultas Hukum dan Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU).
Ajang tahunan ini mempertemukan 12 SMA di Kota Semarang dalam adu argumen kritis dan etis, yang berlangsung 28–30 Juli 2025 di Gedung Albertus, Kampus 1 SCU, Bendan Duwur, Gajahmungkur, Semarang.
Final debat mempertemukan SMAN 4 Semarang dengan SMA Kolese Loyola dengan topik “Legalisasi Judi Online”. SMAN 4 sebagai tim kontra dan SMA Kolese Loyola sebagai tim pro. Debat berlangsung ketat, namun tim Loyola berhasil keluar sebagai juara. Salah satu anggotanya, Michelle Calisha Jaya, juga dinobatkan sebagai best speaker.
“Kompetisi ini bukan soal menang dan kalah, tapi tentang bagaimana membangun ruang dialektika yang sehat bagi generasi muda,” ujar Ketua Panitia, Stefanus Savano. Ia menekankan pentingnya berpikir kritis sebagai pilar demokrasi yang berkelanjutan.
Etika Berpendapat
Dekan FHK SCU, Marcella Elwina Simanjuntak, menambahkan bahwa debat adalah media untuk menanamkan etika dalam berpendapat. “Logika, moral, dan etika adalah fondasi berpikir dalam demokrasi,” ujarnya.
Kompetisi dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, yang mewakili Wali Kota. Ia menyebut debat sebagai olahraga intelektual yang melatih strategi, dedikasi, dan kemampuan komunikasi rasional.
Sistem kompetisi menggunakan sistem poin dalam fase penyisihan dengan tiga grup masing-masing empat sekolah. Penjurian dilakukan oleh dua dosen dan satu jurnalis, Eka Setiawan, yang baru menyelesaikan program IVLP 2025 di Amerika Serikat.
Adapun sekolah yang berpartisipasi: SMA Kolese Loyola, SMA Kristen Tritunggal, SMA Karangturi, SMA Theresiana 01, SMA Krista Mitra, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 8, SMAN 10, dan SMAN 15 Semarang. (*)