NARAKITA, SEMARANG- Warga menolak rencana pendirian pabrik semen di Pracitomoro, Kabupaten Wonogiri karena mereka tak mau kehilangan mata pencaharian sebagai petani. Menurut informasi, ada 180 hektare wilayah yang akan terdampak pembangunan dan operasional pabrik semen.
Koordinator Paguyuban Tali Jiwa, Suryanto mengatakan, setidaknya enam desa di Pracitomoro yang terancam terdampak pabrik semen, meliputi Desa Watangrejo, Suci, Gambirmanis, Joho, Petirsari, dan Sambiroto.
“Yang terdampak itu ada enam desa, ada ribuan KK. Paling besar Watangrejo,” ucap Suryanto usai audiensi di kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Senin (2/6). Padahal, mayoritas warga di enam desa tersebut adalah petani. Selama ini mereka sudah merasa hidup makmur dan berkecukupan dengan mengandalkan lahan garapan yang ada.
“Ketika (rencana pendirian pabrik) dibiarkan, berarti kegelisahan kami akan masih selalu ada,” ucapnya. “Kegelisahan untuk kehilangan lahan yang kami miliki. Kegelisahan untuk kehilangan mata pencaharian, penghidupan para petani,” imbuh Suryanto.
Tak hanya itu, warga yang terdampak tidak dilibatkan dalam proses penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pendirian pabrik semen di Pracitomoro Wonogori. “Tidak memadai. Ada (yang dilibatkan) tapi tidak representatif. Jadi misalnya golongan petani cuma 2 dari 10 orang. Dari golongan petani itu pun tidak ada satu yang memiliki lahan di daerah yang direncanakan,” kritiknya.
Sementara itu, Kepala DLHK Jateng, Widi Hartanto mengatakan, perlunya sosialisasi yang massif terkait rencana pembangunan pabrik semen. Namun, terkait Amdal dia menegaskan bahwa semua proses sudah dilalui. “Ya, sesuai tata ruang ya prinsipnya,” kata Widi. (Bay)