NARAKITA, SEMARANG – Ari Hidayat, saksi sidang kasus korupsi Hevearita G Rahayu alias Mbak Ita, mengakui menyetor uang commitment fee pengondisian proyek yang ditujukan untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.
Ari Hidayat yang merupakan Wakil Ketua Gapensi Kota Semarang menjelaskan, pada 2023 mendapat tugas dari organisasi untuk menjadi koordinator lapangan (korlap) proyek-proyek tanpa lelang di Kecamatan Semarang Tengah.
Total ada 17 paket pekerjaan di Semarang Tengah dengan anggaran yang jika diakumulasi mencapai Rp1 miliar. Masing-masing proyek wajib menyerahkan commitmen fee 13 persen dari nilai proyek.
“Sesuai arahan Pak Martono (Ketua Gapensi Kota Semararang), commitment fee-nya 13 persen,” ujar Ari di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (19/5/2025)
Ari tidak mengetahui secara pasti peruntukan fee tersebut. Namun, kata dia, Martono pernah menjelaskan fee pengondisian proyek ditujukan untuk Pemkot Semarang.
“Saat itu Pak Martono mengatakan fee 13 persen akan diserahkan ke Pemkot,” bebernya.
Ari pun menjalankan tugasnya sebagai korlap. Namun, ia tidak mengerjakan sendiri, melainkan melimpahkan pekerjaan tersebut untuk digarap koleganya sesama anggota Gapensi.
Setelah itu, Ari mengepul uang commitment fee dari kontraktor penggarap proyek penunjukan langsung di Semarang Tengah. Ia mendapat Rp85 juta kemudian langsung diteruskan ke Martono.
“Sudah saya serahkan ke staf Pak Martono di kantornya, di Gunungpati,” bebernya.
Pada sidang kali ini, Jaksa Penuntut Umum KPK menghadirkan lima saksi, yakni Ari Hidayat, Fadjar Wahjudi, Zulfigar Yudan Aghni, Candra Galih Prayogo, dan Damsrin alias Ririn.
Sebelumnya, Jaksa KPK dalam dakwaan menyatakan Mbak Ita dan Alwin terlibat dalam pengondisian proyek tanpa lelang tersebut. Keduanya juga menikmati keuntungan dengan menerima gratifikasi Rp2 miliar. (bai)