BAGI pengguna motor matic, performa kendaraan sering kali menurun tanpa disadari. Salah satu penyebabnya bisa datang dari komponen kecil namun vital: roller CVT. Apalagi jika bentuk roller sudah tidak lagi bulat sempurna atau peyang. Jangan disepelekan, komponen ini wajib segera diganti!
Zenal, kepala mekanik di bengkel spesialis motor matic di Depok, menegaskan bahwa roller peyang sangat mempengaruhi kinerja motor, terutama dalam sistem transmisi otomatis. Bentuk roller yang tidak simetris akan menyebabkan gerakan tidak stabil di dalam rumah roller.
“Kalau roller sudah peyang tapi masih dipakai, pelan-pelan bisa mengikis jalur rumah roller,” jelasnya saat ditemui di bengkelnya kawasan Jalan Pitara Raya.
Efeknya bukan hanya pada laju motor yang tersendat, tapi juga kerusakan permanen pada komponen CVT lainnya. Ketika rumah roller mulai terkikis, roller baru yang dipasang pun tak akan bekerja maksimal.
Roller yang normal seharusnya dapat bergerak secara stabil dan presisi, mengikuti jalurnya untuk mengatur rasio gear otomatis pada CVT. Namun jika bentuknya peyang, gerakannya akan timpang dan memicu gesekan tidak merata.
“Akibatnya rumah roller jadi cepat aus, dan kalau sudah parah, harus ganti satu set,” tambah Zenal.
Beberapa pengguna motor kerap menunda penggantian roller karena merasa motornya masih bisa digunakan. Padahal, jika dibiarkan terlalu lama, kerusakan bisa menjalar ke bagian lain seperti mangkok CVT, v-belt, dan kampas kopling.
Masalah ini sering muncul setelah motor digunakan dalam perjalanan jauh atau saat menempuh jalur yang menuntut akselerasi tinggi, misalnya saat touring atau berkendara saat mudik.
Kondisi roller juga bisa diperparah oleh beban motor yang terlalu berat dan kebiasaan menarik gas secara mendadak. Ini membuat tekanan terhadap roller meningkat, mempercepat deformasi bentuknya.
Untuk itu, pengecekan rutin pada bagian CVT, termasuk roller, sangat disarankan minimal setiap 6.000 hingga 8.000 kilometer, tergantung pemakaian. Mekanik akan memeriksa apakah bentuk roller masih layak pakai atau sudah perlu diganti.
Biaya penggantian roller juga relatif terjangkau, tergantung merek dan kualitasnya. Namun biaya yang murah ini jauh lebih baik daripada harus membayar mahal karena kerusakan menyebar.
Tak jarang, pengguna motor merasa motor menjadi berat saat akselerasi atau ada suara berisik dari area CVT. Gejala itu bisa jadi pertanda awal bahwa roller mengalami keausan atau peyang.
Bagi pemilik motor matic yang sering menempuh rute perkotaan dengan kondisi lalu lintas padat, beban pada CVT lebih tinggi. Oleh karena itu, kepekaan terhadap performa motor sangat diperlukan agar tidak terlambat menangani kerusakan.
Zenal menyarankan agar setiap pengendara tidak hanya fokus pada ganti oli atau kampas rem saja, tapi juga memperhatikan kondisi sistem transmisi otomatis yang sering luput dari perhatian.
“Kadang motor udah terasa berat, tapi pengguna anggap biasa aja. Padahal bisa jadi itu roller-nya udah nggak beres,” ujarnya.
Penggantian roller bisa dilakukan di bengkel umum maupun bengkel resmi, dan biasanya tidak memakan waktu lama. Pastikan mekanik memeriksa semua komponen CVT agar tidak ada bagian lain yang ikut bermasalah.
Dengan mengganti roller yang rusak tepat waktu, performa motor bisa kembali optimal dan risiko kerusakan lanjutan dapat dicegah sejak dini.
Intinya, jangan abaikan roller peyang hanya karena bentuknya kecil. Justru komponen kecil inilah yang memegang peran besar dalam kelancaran laju motor matic kesayangan Anda. (*)