NARAKITA, MAKKAH – Tingginya suhu dan padatnya aktivitas ibadah di Tanah Suci mulai berdampak pada kesehatan jemaah haji asal Indonesia. Sejumlah jemaah dilaporkan mengalami infeksi saluran pernapasan akut atau pneumonia selama menunaikan ibadah haji di Makkah dan Madinah. Sediktnya ada 99 kasus, yang tedeteksi.
Kementerian Kesehatan menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini. Laporan dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menunjukkan bahwa jemaah yang terinfeksi tersebar di berbagai sektor dan kelompok terbang, dan sebagian besar kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Arab Saudi.
“Kami mencatat peningkatan kasus pneumonia di antara jemaah kita. Ada satu kasus yang berujung pada kematian. Ini menunjukkan pentingnya perhatian serius terhadap kondisi kesehatan selama ibadah,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo, di KKHI Madinah.
Pneumonia merupakan peradangan pada kantong udara paru-paru yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Dalam konteks ibadah haji yang melibatkan jutaan orang di satu wilayah dengan suhu ekstrem, risiko penyebaran penyakit pernapasan meningkat tajam.
KKHI mengidentifikasi beberapa pemicu utama terjadinya pneumonia di kalangan jemaah. Di antaranya suhu panas luar biasa yang bisa mencapai 47 derajat Celsius, kondisi fisik yang kelelahan akibat rangkaian ibadah, serta kepadatan massa yang memudahkan penularan virus.
Selain itu, faktor komorbid seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung turut memperparah kerentanan tubuh terhadap infeksi. Jemaah dengan kondisi tersebut dinilai paling berisiko mengalami komplikasi serius bila terinfeksi pneumonia.
“Jangan sampai semangat ibadah mengalahkan logika menjaga kesehatan. Minum obat rutin bagi yang punya penyakit bawaan, minum air cukup, dan hindari paparan panas langsung terlalu lama,” tambah Liliek.
Ia mengimbau jemaah untuk selalu menggunakan masker, terutama di tengah keramaian atau saat mengalami gejala flu. Cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer juga sangat dianjurkan, mengingat penyebaran kuman bisa terjadi dari kontak permukaan benda.
“Minum air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit sampai kebutuhan dua liter per hari tercukupi. Tubuh yang terhidrasi baik akan lebih kuat melawan infeksi,” katanya.
Peringatan juga diberikan bagi jemaah yang terbiasa melakukan ibadah sunnah berulang kali. Menjelang puncak ibadah haji di Armuzna, stamina harus dijaga agar tidak kelelahan saat wukuf dan lempar jumrah.
“Kami sarankan untuk membatasi aktivitas sunnah jika kondisi tubuh tidak prima. Jangan sampai ibadah utama justru tidak maksimal karena kelelahan sebelumnya,” ujar Liliek.
Ia pun mengingatkan para perokok agar menghormati lingkungan sekitar. “Merokok sembarangan tidak hanya mengganggu, tapi juga bisa memperburuk kualitas udara dan memicu masalah pernapasan bagi jemaah lain,” tegasnya.
Petugas kesehatan yang ditempatkan di sektor-sektor jemaah terus memantau perkembangan kesehatan. Setiap laporan gejala yang muncul langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dan tindakan medis cepat.
Jemaah juga diminta tidak ragu untuk segera mendatangi pos kesehatan bila merasa tidak enak badan. Penanganan sejak dini dinilai jauh lebih efektif ketimbang menunggu gejala berkembang parah.
“Kesadaran jemaah untuk menjaga diri dan lingkungan sangat kami harapkan. Ini bukan hanya tanggung jawab pribadi, tapi juga bagian dari tanggung jawab kolektif menjaga kelancaran ibadah bersama,” kata Liliek.
Kementerian Kesehatan juga menyiagakan tim dokter spesialis dan perawat yang tersebar di berbagai titik. Layanan konsultasi dan pengobatan berjalan selama 24 jam untuk menjamin akses cepat bagi semua jemaah.
Sosialisasi mengenai pencegahan pneumonia akan terus digencarkan, termasuk melalui khutbah dan penyuluhan langsung di pemondokan serta titik keramaian lainnya.
Dengan koordinasi yang kuat antara jemaah, petugas, dan pemerintah, diharapkan kondisi ini tidak berkembang menjadi wabah yang lebih luas.
“Yang terpenting sekarang adalah saling menjaga. Semoga seluruh jemaah dapat menunaikan ibadah dengan sehat dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan selamat,” tutup Liliek.