• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Ekonomi Sirkular

Pembangunan Pelabuhan dan Kawasan Industri Menambah Tumpukan Masalah di Pesisir

PESISIR Pantura Semarang merupakan daerah dengan penurunan muka tanah dan kenaikan air laut paling parah. selain faktor alam, masalah itu dipicu masifnya pengambilan air tanah dan beratnya beban bangunan di kawasan pesisir Semarang, seperti pemanguan pelabuhan hingga kawasan industri.

baniabbasy
Last updated: Juli 20, 2025 2:45 pm
baniabbasy
Juli 20, 2025
Share
3 Min Read
Pemerhati lingkungan pesisir dari Universitas Katholik Sugijopranoto (Unika) Semarang Hotmauli Sidabalok, saat menjelaskan masalah lingkungan yang terjadi di pesisir Semarang-Demak, Sabtu (19/7/2025). Foto: BAE
Pemerhati lingkungan pesisir dari Universitas Katholik Sugijopranoto (Unika) Semarang Hotmauli Sidabalok, saat menjelaskan masalah lingkungan yang terjadi di pesisir Semarang-Demak, Sabtu (19/7/2025). Foto: BAE
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Munculnya persoalan-persoalan di pesisir Semarang-Demak diakibatkan adanya krisis lingkungan seperti penurunan tanah (land subsidence) dan risiko air seperti banjir rob dan abrasi.

Penduduk setempat kehilangan tanah, kehilangan mata pencaharian, harus berpisah dengan keluarga dan tatanan sosial di tempat hidupnya, hingga terpaksa hidup berkalang air laut.

Akademisi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Hotmauli Sidabalok mengatakan, di pesisir Pantura, Semarang merupakan daerah dengan penurunan muka tanah dan kenaikan air laut paling parah.

Dia berpendapat, selain faktor alam, masalah itu dipicu masifnya pengambilan air tanah dan beratnya beban bangunan di kawasan pesisir Semarang, di mana ada pelabuhan hingga kawasan industri.

Hasil penelitian menunjukkan, pembangunan pelabuhan dan kawasan industri yang bejibun di Semarang berdampak pada kondisi lingkungan di sekitarnya, terutama pesisir Demak.

“Kenaikan air laut di wilayah Demak terjadi itu sejak 1993 yang kita ketahui itu merupakan masa pembangunan pelabuhan. Nah, arus air laut itu ke sana perginya karena di sini ada pembangunan yang masif,” beber Hotmauli, saat ditemui Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, jika pemerintah tak tutup mata atas fenomena tersebut, mestinya bangunan berat-berat tak lagi diizinkan dibangun di area pesisir.

Warga Kurang Diberi Ruang

Hotmauli melihat fenomena krisis lingkungan di Semarang-Demak cenderung dijelaskan secara teknokratis yang kemudian dijadikan landasan oleh pemerintah untuk mengambil kebijakan.

Sisi lain, pengalaman warga pesisir yang secara langsung melakukan adaptasi dengan masalah di lingkungannya, kurang diberi ruang untuk turut menyumbang gagasan mencari solusi terbaik.

“Pengalaman warga bertahan hidup membangun apa sumber pendapatan yang baru itu seringkali tidak menjadi pertimbangan,” kritik Hotmauli, saat ditemui Sabtu (19/7/2025).

Hal itu berimplikasi pada penyelesaikan masalah yang hanya berfokus pada infrastruktur besar, yang tidak selalu adil bagi warga pesisir. Bahkan, warga yang terdampak krisis justru tidak dibantu menyelesaikan masalahnya.

Hotmauli mencontohkan dengan masalah banjir rob yang diselesaikan oleh pemerintah dengan membangun proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall sepanjang pesisir Demak-Semarang.

Bahkan proyek infrastruktur ambisius itu direncanakan diperpanjang dari Banten hingga Jawa Timur, agar mampu membentengi pesisir utara Pulau Jawa dari banjir rob, abrasi, dan kenaikan muka air laut.

Merespon kondisi tersebut, konsorsium penelitian Pluralizing yang terdiri dari Unika, Unissula, Rujak Center for Urban Studies (RCUS), Walhi Jateng, LBH Semarang, Amerta Air Indonesia, dan IHE Delft, mencoba melakukan pendekatan yang berbeda.

Pluralizing mendorong pluralisasi pengetahuan dengan membuka ruang bagi suara pengalaman dan solusi dari kelompok rentan di wilayah pesisir.

“Jadi kalau warga ini didengarkan, ditanya bagaimana dia bisa bertahan dengan kondisi yang ada sekarang, terutama dengan perubahan iklim maka pengambilan kebijakan itu akan holistik, tidak hanya dari satu sisi teknokrat saja,” ujarnya. *bae

Warga yang tinggal di wilayah pesisir Semarang-Demak, berkumpul dan berdiskusi terkait dengan persoalan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya, Sabtu (19/7/2025). Foto: BAE
Warga yang tinggal di wilayah pesisir Semarang-Demak, berkumpul dan berdiskusi terkait dengan persoalan lingkungan di sekitar tempat tinggalnya, Sabtu (19/7/2025). Foto: BAE
TAGGED:headlinehilangnya mata pencaharian nelayan pesisir panturakawasan pesisir semarang-demak
Share This Article
Email Copy Link Print

T E R K I N I

Mbak Ita berdiri usai diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang korupsi di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (23/7/2025). (bae)
Mbak Ita Menangis di Ruang Sidang Tipikor: Saya Minta, Selama Ini Saya Berusaha . . .
Juli 24, 2025
Mau Bayar Tiket Kereta di Indomaret? Begini Cara Mudah dan Praktisnya
Juli 23, 2025
Aktif, Syar’i, dan Nyaman: Panduan Hijab Olahraga bagi Muslimah
Juli 23, 2025
Kelapa Bakar, Benarkah Ini Minuman Ajaib dan Bermanfaat?
Juli 23, 2025
Alwin Basri, suami Mbak Ita mengikuti sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (23/7/2025). (bae)
Deretan Koleksi 17 Jam Mewah Alwin Basri Suami Mbak Ita, Ada Rolex Rp600 Juta
Juli 24, 2025

Trending Minggu Ini

Deretan Skandal Ijazah Palsu Pejabat di Belahan Dunia
Juli 19, 2025
Partainya Keluarga Jokowi, Kaesang Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum PSI
Juli 19, 2025
Polda Jabar Telusuri Tragedi di Pernikahan Anak Gubernur Dedi Mulyadi
Juli 19, 2025
Gubernur Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Inspiratif
Juli 19, 2025
Putusan MK Tegaskan Kedudukan Wamen Setara Menteri: Dilarang Rangkap Jabatan!
Juli 19, 2025

Berita Terkait

Nasional

Puan: Perwira Muda Harus Jadi Benteng Rakyat yang Cerdas dan Humanis

T. Budianto
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Tuban, Jawa Timur, ditutup sehari setelah diresmikan. Padahal KDMP Pucangan adalah Koperasi Merah Putih Percontohan
Daerah

Bikin Geger! Baru Sehari Diresmikan, Koperasi Merah Putih Percontohan di Tuban Langsung Tutup

R. Izra
Tentara bayaran Rusia dalam perang melawan Ukraina, Satria Arta Umbara, menangis ingin jadi WNI lagi.
Internasional

Tentara Bayaran Rusia Nangis-nangis Ingin Jadi WNI (Lagi)!

R. Izra
Daerah

Gubernur Jateng: Koperasi Merah Putih Dorong Kesejahteraan Desa

T. Budianto
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?