OPENAI tengah menguji sebuah fitur baru yang cukup menarik perhatian: penambahan watermark otomatis pada gambar hasil buatan AI dari ChatGPT. Fitur ini pertama kali ditemukan lewat proses APK teardown aplikasi versi beta terbaru, yang menunjukkan adanya baris kode bertuliskan “image-gen-watermark-for-free”.
Pengujian ini menandakan bahwa OpenAI mulai mengambil langkah konkret untuk menandai konten visual buatan kecerdasan buatan dengan identitas yang jelas. Watermark berperan sebagai indikator bahwa gambar tersebut tidak diciptakan oleh manusia, melainkan oleh sistem berbasis AI.
Melansir laporan dari Ubergizmo, fitur ini tampaknya hanya akan diberlakukan untuk pengguna gratis. Artinya, hanya akun gratis yang akan mendapatkan hasil gambar dengan watermark, sedangkan pengguna premium bisa saja diberi opsi menyimpan gambar tanpa tanda apa pun.
Fitur ini sempat tampak aktif dalam versi uji coba internal yang dilaporkan Android Authority. Pada versi tersebut, muncul opsi “Save without watermark” yang mengindikasikan adanya diferensiasi layanan antara pengguna gratis dan berbayar.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya OpenAI meningkatkan transparansi dan mengurangi risiko penyalahgunaan teknologi generatif. Dengan menyertakan watermark, publik bisa dengan mudah mengenali bahwa sebuah konten visual diciptakan oleh AI.
Sinyal kehadiran fitur ini sebenarnya sudah terendus sejak April 2025, ketika seorang pengguna di platform X (sebelumnya Twitter) membagikan tangkapan layar fitur bernama “ImageGen”. Saat itu, sudah terlihat bahwa OpenAI sedang mempersiapkan sistem identifikasi visual AI.
Dari segi teknis, watermark ini akan muncul secara otomatis ketika pengguna membuat gambar menggunakan ChatGPT versi gratis. Namun bagi pengguna berbayar, OpenAI kemungkinan akan menyediakan opsi tambahan untuk menyimpan versi bersih tanpa tanda air.
Langkah ini bukan sekadar pembeda antara dua kelas pengguna, tetapi juga mencerminkan upaya OpenAI membangun ekosistem digital yang lebih bertanggung jawab. Transparansi menjadi aspek krusial dalam distribusi konten berbasis AI.
Pada versi beta yang sedang diuji, fitur ini masih dalam tahap eksperimental. Artinya, tidak ada jaminan bahwa watermark otomatis ini akan benar-benar dirilis ke semua pengguna dalam waktu dekat. Bisa saja fitur ini dibatalkan atau diubah seiring masukan dari komunitas.
Namun demikian, jika fitur ini diterapkan secara resmi, maka pengguna premium akan diuntungkan dalam hal fleksibilitas. Mereka dapat memanfaatkan hasil visual tanpa watermark untuk kebutuhan desain, promosi, maupun publikasi profesional.
Sebaliknya, pengguna gratis tetap mendapat akses membuat gambar, namun dengan watermark sebagai penanda orisinalitas dari sistem OpenAI. Ini bisa menjadi cara elegan dalam menjaga batas etika sekaligus memperkenalkan peran AI secara jujur di tengah masyarakat.
Channel YouTube Android Authority juga sempat membahas fitur ini dalam video singkatnya, menyoroti bagaimana fitur tersebut muncul secara acak pada beberapa pengguna versi beta, dan kemungkinan besar akan dikunci di balik paywall.
Selain fitur watermark, OpenAI juga tengah mengembangkan beberapa fitur lain seperti mode kolaborasi “Study Together”, gaya visual khusus “Image Styles”, hingga wacana menghadirkan langganan tahunan untuk pengguna setia.
Bisa dikatakan, langkah menambahkan watermark ini adalah bagian dari strategi besar OpenAI membentuk masa depan AI yang tidak hanya canggih, tapi juga akuntabel. Di tengah gelombang kekhawatiran soal konten palsu, identifikasi menjadi kebutuhan mendesak.
Apabila diterapkan, watermark juga berperan sebagai edukasi digital bagi masyarakat luas bahwa tidak semua gambar yang tersebar di internet berasal dari tangan seniman manusia. Ada algoritma dan kecerdasan buatan di baliknya.
Penggunaan watermark sebagai solusi juga memperlihatkan bagaimana OpenAI mengakui potensi positif dan negatif dari teknologi yang mereka ciptakan. Dengan langkah preventif seperti ini, mereka mencoba membatasi ruang manipulasi visual yang berlebihan.
OpenAI tampaknya semakin menaruh perhatian pada tanggung jawab etis dalam pengembangan teknologi. Fitur watermark ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi tidak hanya soal inovasi, tetapi juga integritas. (*)