JAKARTA- Timnas Indonesia akan menghadapi China dalam laga krusial Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (5/6) mendatang. Jelang pertandingan yang bisa menentukan nasib kedua tim menuju Piala Dunia di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, perbandingan nilai pasar kedua skuad menjadi sorotan.
Pelatih Patrick Kluivert memanggil 32 pemain untuk menjalani pemusatan latihan sebelum disaring menjadi 23 nama final. Dari jumlah tersebut, 19 pemain merupakan hasil naturalisasi, sementara 21 lainnya bermain di luar negeri menjadi rekor tersendiri dalam sejarah pemanggilan skuad Timnas.
Menurut data dari Transfermarkt, total nilai pasar skuad Garuda mencapai 37,5 juta euro atau setara dengan Rp 696,9 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan periode Maret lalu, di mana nilai pasar Indonesia dengan 29 pemain adalah 36,53 juta euro.
Mees Hilgers, bek FC Twente asal Belanda, masih menjadi pemain termahal di Timnas Indonesia dengan nilai pasar mencapai 7 juta euro. Kehadiran pemain-pemain Eropa lainnya seperti Calvin Verdonk, Joey Pelupessy, dan Emil Audero juga turut mendongkrak valuasi skuad.
Kompetisi Domestik
Di sisi lain, Timnas China yang dilatih Branko Ivankovic memanggil 27 pemain, seluruhnya berasal dari kompetisi domestik. Tidak satu pun pemain diaspora dipanggil ke dalam skuad. Total nilai pasar The Dragons hanya mencapai 13,43 juta euro, atau hampir tiga kali lebih kecil dari nilai skuad Indonesia. Pemain China dengan nilai pasar tertinggi adalah Serginho, gelandang serang Beijing Guoan, yang memiliki banderol 1,8 juta euro.
Perbedaan mencolok dalam nilai pasar ini menandai perubahan signifikan dalam kekuatan Timnas Indonesia yang semakin bertumpu pada pemain-pemain naturalisasi dan berbasis luar negeri. Namun demikian, nilai pasar tidak selalu mencerminkan hasil di lapangan.
Laga yang akan mentas pada 5 Juni mendatang bukan hanya ajang pembuktian kekuatan skuad, tetapi juga akan menjadi salah satu penentu peluang lolos ke babak selanjutnya menuju Piala Dunia 2026. (*)