Senin, 7 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Kriminalitas dan HukumTerkini

Merunut Pemicu Kericuhan Aksi May Day Semarang, Kebrutalan Polisi atau Anarkisme Massa?

Siapa pemicu kericuhan May Day di Semarang, massa aksi atau kebrutalan polisi?

Puji Utami
Last updated: Mei 4, 2025 2:00 pm
Puji Utami
Mei 4, 2025
Share
4 Min Read
Polisi menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi May Day di Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (1/5/2025).
Polisi menyemprotkan water cannon ke arah massa aksi May Day di Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (1/5/2025).
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Aksi demonstrasi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Kota Semarang memang sudah berlalu. Namun, dampak dari demo berujung ricuh ini belum usai.

Polisi telah menetapkan enam orang peserta massa aksi yang dinilai melakukan tindak pidana melawan aparat dengan kekerasan dan merusak fasilitas umum. Semua tersangka berstatus mahasiswa.

Masing-masing tersangka bernisisial MA, KM, AD (mahasiswa Universitas Negeri Semarang); AN (Universitas Semarang); MH (Universitas Diponegoro); dan AZ (Universitas Muhammadiyah Semarang).

Bahkan, penyidik Polrestabes Semarang masih memburu tersangka lain, termasuk mencari dalang penyanderaan intel polisi oleh massa aksi, hingga menyelidiki aktor intelektual di balik demo tersebut.

Aksi May Day yang belangsung depan kantor DPRD-Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang pada Kamis (1/5/2025) itu berujung ricuh.

Sebenarnya, siapa yang memicu kericuhan aksi tersebut, polisi atau massa aksi?

Kepolisian menuding kericuhan dipicu tindakan provokatif dari massa berpakaian serba hitam yang berafiliasi dengan kelompok anarko.

Sementara tim hukum massa aksi menuding sebaliknya, bahwa aparat lah yang memancing kericuhan.

Merunut kejadian hari itu, keributan pertama terjadi di gerbang sisi selatan kompeks Gubernuran. Massa versus polisi terlibat aksi saling dorong, tetapi tidak diketahui pasti pemicunya.

Berjarak sekitar 100 meter dari gerbang, ada massa kelompok yang sama membakar ban bekas di tengah jalan depan kantor Dinsos Jateng. Asap mengepul disusul sorak sorai massa.

Polisi lantas merespon pembakaran itu dengan merapatkan barisan. Satu regu bertameng dikerahkan khusus untuk memadamkan api yang berkobar.

Massa tak terima aksinya diganggu. Mereka berupaya memukul mundur polisi dengan melempari botol plastik hingga barang sekenanya, termasuk rangkaian pagar pembatas taman.

Polisi bertameng sempat mundur. Namun, tak berselang lama, peleton lain dikerahkan.

Polisi tampak habis kesabaran. Mereka mulai membubarkan paksa dengan cara yang lebih brutal. Mobil water cannon dikerahkan. Semprotan air diarahkan langsung ke kerumunan massa.

Massa masih berdaya dan menolak mundur sementara polisi mempertebal barisan. Tim pengurai massa dari Brimob maju, mereka beberapa kali menembakkan gas air mata.

Saat hari mulai gelap, sekelompok orang yang diduga intel turut beraksi. Mereka bekerja sama dengan polisi berseragam untuk memburu massa aksi yang dianggap provokator.

Jalan Pahlawan sebagai lokasi aksi, mulai sepi. Ternyata sebagian besar massa berlindung di Universitas Dipenegoro (Undip) kampus Pleburan.

Di gerbang utama Undip Peleburan ternyata situasi memanas. Massa dalam gerbang versus kerumunan polisi tanpa seragam terlibat adu argumen.

Keadaan semakin runyam ketika ternyata diketahui massa menyandera seorang intel sebagai tindakan balas dendam karena rekannya banyak yang ditangkap.

Muncul isu pertukaran sandera. Dan itu benar terjadi. Satu intel polisi yang disandera, dibarter dengan empat massa aksi yang ditangkap polisi.

Menurut informasi, pihak kepolisian menyepakati permintaan massa. Satu intel polisi ditukar dengan empat massa. Transakasi itu pun berlangsung dengan dramatis.

“Tukar sandera sudah. Jadi. Intel yang tertangkap dilepas. Sebagai gantinya, empat massa aksi yang ditahan, dilepas polisi,” ucap perwakilan tim hulum massa aksi dari LBH Semarang, Nukhan.

Selesainya pertukaran sandera bukan berarti keributan di gerbang Undip Pleburan berakhir. Pasca pertukaran itu, massa yang berjumlah ratusan masih berada dalam kampus dan tak bisa keluar.

Di depan gerbang ada puluhan orang tanpa seragam yang diduga polisi. Massa aksi menyebut tindakan ini sebagai bentuk pengepungan. Massa aksi sekitar 400 orang baru bisa keluar sekitar pukul 23.00 WIB. (*)

TAGGED:mahasiswamassa aksiMay Daypemicu kerusuhanpolisiSemarang
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Juli 6, 2025
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Juli 6, 2025
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Juli 5, 2025
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Juli 5, 2025
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Juli 5, 2025

Berita Terkait

Kriminalitas dan Hukum

Beginilah Kondisi Rumah T di Sleman Usai Digeruduk Ratusan Driver Ojek Online

Nugroho P.
Terkini

Dukung Industri Hijau, Jateng Segera Bangun Dua PLTS Terapung

T. Budianto
Ilustrasi pesut mahakam sedang bermain di Sungai Mahakam, Kalimantan.
Terkini

Pesut Mahakam Satu-satunya Lumba-lumba Air Tawar di Indonesia Terancam Punah karena Tambang

R. Izra
Wali Kota Solo, Respati Ardi.
Terkini

Respati: Masing 54 Koperasi Merah Putih di Solo Dapat Suntikan Modal Rp 15 Juta

R. Izra
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?