NARAKITA, KUDUS- Pulau Karimunjawa segera memasuki babak baru transisi energi. PT PLN tengah mengkaji pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) lengkap dengan sistem penyimpanan energi berbasis baterai di wilayah kepulauan tersebut sebagai solusi menuju pasokan listrik yang lebih bersih dan andal.
Manajer PLN UP3 Kudus, Firman Sadikin mengungkapkan, upaya ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, terutama di wilayah terpencil seperti Karimunjawa.
“Saat ini, pasokan listrik di Karimunjawa masih bergantung pada PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) berkapasitas 2 x 2,5 MW. Kami ingin mengubah itu dengan menghadirkan sumber energi baru terbarukan,” ujar Firman.
Dengan teknologi solar panel yang dipadukan dengan baterai penyimpanan, listrik dari PLTS nantinya tetap bisa digunakan meskipun matahari tidak bersinar. Ini akan sangat membantu kestabilan pasokan listrik di malam hari atau saat cuaca mendung.
Perlu Diperluas
Beberapa titik di Kepulauan Karimunjawa sebenarnya sudah memanfaatkan energi surya, seperti di Pulau Parang (60–75 kWp), Pulau Genting (36 kWp), dan Pulau Nyamuk (86 kWp). Namun, PLN menilai skala penggunaannya masih perlu diperluas untuk melayani kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
Firman menyebut, saat ini PLN pusat tengah merampungkan kajian teknis mengenai kebutuhan energi dan kapasitas PLTS yang ideal untuk Karimunjawa. Setelah hasil kajian selesai, pembangunan infrastruktur PLTS dan sistem baterai akan segera dimulai.
“Langkah ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang PLN dalam mendukung akselerasi energi bersih di seluruh Indonesia, terutama di daerah kepulauan yang akses energinya masih terbatas,” tegasnya.
Melalui proyek ini, PLN berharap bisa meningkatkan keandalan listrik di Karimunjawa sekaligus mendukung target nasional pengurangan emisi karbon. (*)