NARAKITA, SEMARANG – Manunggal Leadership Retreat: Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah resmi ditutup pada Senin (16/6) oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, menandai berakhirnya rangkaian kegiatan selama satu pekan di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah. Lebih dari sekadar pelatihan kepemimpinan, retret ini berperan sebagai ruang strategis untuk memperkokoh kolaborasi antar daerah demi mempercepat pencapaian visi pembangunan nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto melalui program Asta Cita.
Sebanyak 438 peserta yang berasal dari berbagai jajaran pemerintah daerah — mulai dari wakil bupati dan wali kota, kepala OPD, direktur BUMD, hingga pejabat fungsional — mendapatkan paparan langsung dari para narasumber berkompeten dari Bappenas, KPK, Kemendagri, dan Kejaksaan Tinggi. Tujuan utama kegiatan ini adalah menyelaraskan visi dan memperkuat koordinasi lintas sektor serta membuka peluang kerja sama nyata antar wilayah di Jawa Tengah.
Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, menyebut retret ini sebagai momentum penting untuk membangun sinergi antardaerah yang selama ini masih terfragmentasi. Menurutnya, forum ini tidak sekadar menjadi tempat berdiskusi, melainkan menjadi laboratorium pembelajaran kolektif guna mempercepat implementasi program-program nasional di tingkat lokal.
Membangun Kolaborasi
“Melalui retret ini, kami bisa membangun komunikasi dan kolaborasi yang lebih erat antar wilayah. Ini langkah konkret dalam mendukung Asta Cita dengan kerja yang terintegrasi dan terarah,” ujar Badruddin.
Sementara itu, Wakil Bupati Pati, Risma Adhi Chandra, menekankan bahwa pemahaman menyeluruh terhadap arah pembangunan nasional menjadi modal penting dalam menentukan kebijakan daerah. Retret ini dinilai membuka wawasan yang lebih luas mengenai bagaimana program nasional dapat diterjemahkan dan diadaptasi sesuai konteks lokal.
“Retret memberi kami gambaran jelas tentang Asta Cita, sehingga kebijakan di daerah bisa lebih tepat sasaran dan berbasis kolaborasi,” kata Risma.
Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektoral dan antarprovinsi dalam mengatasi tantangan pembangunan yang kompleks di Jawa Tengah. Ia menggarisbawahi bahwa keberhasilan tidak akan tercapai tanpa adanya sinergi yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Jawa Tengah tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan daerah lain, seperti Kepri, Maluku Utara, dan Lampung, sudah mulai kami bangun. Ini kunci agar pembangunan bisa berjalan optimal,” tutur Luthfi.
Dengan semangat kebersamaan dan wawasan kebangsaan yang kuat, Manunggal Leadership Retreat bukan hanya menjadi ajang pelatihan, tapi juga fondasi penguatan kepemimpinan daerah dalam menyongsong era pembangunan nasional yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. (*)