Rabu, 11 Jun 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Kalah Kelas, Tim Garuda Tumbang 0-6 di Osaka
Bupati Klaten Turuti Saran Warga Pindahkan Lokasi CFD
Puan Maharani Diminta Berpidato Dalam Forum Global di Kampus CSUS Amerika
Mengulik Peran Ade Bhakti sebagai Pengepul Suap di Kasus Korupsi Mbak Ita, Mungkinkah Terlibat?
Presiden Prabowo Perintahkan 4 Izin Tambang di Raja Ampat Dicabut, PT Gag Nikel Tetap Boleh
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Lembur Pakuan, Estetika Kampung Sunda yang Kini Merokat Berkat KDM

Dan di antara riuh rendah pengunjung, terselip kisah yang belakangan viral di media sosial. Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, datang langsung ke kampung ini, ditemani KDM. Momen keakraban keduanya—berpakaian putih serasi dan menikmati suasana desa—langsung mencuri perhatian publik.

Nugroho P.
Last updated: Juni 10, 2025 12:20 pm
Nugroho P.
Juni 10, 2025
Share
5 Min Read
Salah satu pojok lembur pakuan
SHARE

ADA yang berbeda dari lanskap perkampungan di Subang. Bukan sekadar asri atau sejuk, tapi kampung ini membawa wajah estetika baru yang tak hanya memikat mata, tetapi juga hati.

Namanya Lembur Pakuan, sebuah perkampungan bernuansa budaya Sunda yang kini menjelma menjadi destinasi wisata baru yang diburu banyak orang.

Terletak di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Lembur Pakuan sejatinya adalah kampung halaman Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi—sosok yang akrab disapa KDM.

Sejak dilantik kembali sebagai gubernur pada akhir Februari 2025, nama kampung ini kian menggema, bukan hanya di telinga warga Jawa Barat, tapi juga menyeberang ke berbagai penjuru tanah air.

Lembur Pakuan bukan tempat biasa. Ia adalah potret keharmonisan antara budaya, keindahan alam, dan penataan ruang yang penuh cinta. Setiap gang dihiasi gapura bernuansa Sunda yang mengingatkan pada suasana Bali, namun tetap dengan identitas lokal yang kuat. Di kanan kiri, deretan bambu yang tertata simetris mengiringi langkah para pengunjung yang ingin menyusuri keindahan desa.

Pagi itu, udara Subang terasa lebih sejuk dari biasanya. Hamparan sawah mengelilingi kampung, dengan jalan setapak bersih tanpa lubang. Dari arah barat, deru kendaraan mulai padat menuju gerbang Bagea Sukadaya. Tapi tenang, warga lokal sudah terbiasa mengelola arus. Dibantu petugas kepolisian dan Dishub, kemacetan pun segera terurai.

Suasana semakin hidup sejak diberlakukannya Car Free Day setiap akhir pekan selama lima jam. Pengunjung bisa bebas menikmati lembur tanpa deru mesin, hanya suara burung dan tawa anak-anak yang bermain permainan tradisional seperti egrang dan congklak—semuanya gratis dan terbuka untuk siapa saja.

Tak sedikit yang datang hanya untuk melihat langsung patung kuda air mancur di Taman Bunisora, atau harimau putih yang gagah berdiri di sudut taman. Elemen ini bukan hanya pemanis visual, tapi simbol dari semangat lokal yang tak lekang oleh waktu.

Uniknya, seni Sunda tutunggulan dimainkan oleh para ibu-ibu kampung menjadi pertunjukan wajib di tiap akhir pekan. Irama yang keluar dari alat-alat sederhana menciptakan suasana mistis sekaligus membumi. Ini bukan hanya hiburan, tapi pernyataan: kami bangga dengan warisan kami.

Dan di antara riuh rendah pengunjung, terselip kisah yang belakangan viral di media sosial. Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, datang langsung ke kampung ini, ditemani KDM. Momen keakraban keduanya—berpakaian putih serasi dan menikmati suasana desa—langsung mencuri perhatian publik.

Tak sedikit netizen yang ramai menjodohkan mereka. “Cocok banget,” tulis seorang warganet. “Langsung ke KUA aja, Pak Gub,” sahut lainnya.

Namun tentu, kehadiran Sherly Tjoanda lebih dari sekadar konten viral. Ia adalah representasi bahwa Lembur Pakuan telah menembus batas lokalitas, menjadi simbol keberhasilan menata desa yang estetik, ramah, dan berbudaya.

Lembur Pakuan juga tak lepas dari keramahan warga. Beberapa pengunjung bahkan mengaku ditawari makanan oleh penduduk lokal. “Ngopi heula atuh,” kata seorang ibu sambil menyodorkan segelas kopi hitam dan pisang goreng hangat—cita rasa kampung yang tak bisa dibeli di mal mana pun.

Tak jauh dari pusat kampung, berdiri rumah Dedi Mulyadi yang kini juga menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun hanya bisa dilihat dari luar, keunikan arsitekturnya menambah kesan eksklusif. Di halaman, motor dan sepeda tertata rapi, seolah menunggu tuannya pulang dari gowes pagi di pematang sawah.

Sebagai pelengkap perjalanan, wisatawan bisa mencicipi sate maranggi khas Subang yang dijajakan di beberapa sudut lembur. Daging empuk, bumbu meresap, dan suasana pedesaan menjadi kombinasi yang sulit dilupakan.

Jika ditanya apa yang membuat Lembur Pakuan berbeda, mungkin jawabannya ada pada kejujuran tempat ini dalam menjadi dirinya sendiri. Tak dibuat-buat, tak penuh gimmick. Hanya kampung yang ditata dengan sepenuh hati oleh pemiliknya, untuk rakyatnya.

Dan jika kamu cukup beruntung, kamu bisa menjumpai KDM sedang berjalan kaki atau bersepeda, menyapa satu per satu warga dan pengunjung dengan senyum khasnya. Karena di sinilah rumahnya, dan kini, mungkin juga rumah bagi siapa saja yang merindukan kedamaian. (*)

TAGGED:dedi mulyadi sherly tjoandagubernur jawa baratKang Dedi Mulyadilembur pakuan subang
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Kalah Kelas, Tim Garuda Tumbang 0-6 di Osaka
Juni 10, 2025
Bupati Klaten Turuti Saran Warga Pindahkan Lokasi CFD
Juni 10, 2025
Puan Maharani Diminta Berpidato Dalam Forum Global di Kampus CSUS Amerika
Juni 10, 2025
Mengulik Peran Ade Bhakti sebagai Pengepul Suap di Kasus Korupsi Mbak Ita, Mungkinkah Terlibat?
Juni 10, 2025
Presiden Prabowo Perintahkan 4 Izin Tambang di Raja Ampat Dicabut, PT Gag Nikel Tetap Boleh
Juni 10, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Janda Cantiknya Kebangetan yang Dijodohkan dengan Dedi Mulyadi, Ternyata Begini Kehidupan Aslinya!

Nugroho P.
Serba-serbi

Apakah Gubernur Jawa Barat dan Maluku Utara akan Bersatu?  Awal dari Cinta yang Bersemi di Lembur Pakuan

Nugroho P.
Dasuki tak menyangka rumah jeleknya disambangi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi. Tak cukup itu, Luthfi membawa membawa berkah karena akan merehab rumahnya yang dinilai tidak layak huni. Foto: Dok.HumasJateng
Serba-serbi

Dasuki Tak Menyangka Rumah Jeleknya Didatangi Gubernur Luthfi

T. Budianto
Serba-serbi

Raja Ampat Teriak: 10 Artis Ini Galang Suara Lawan Tambang Nikel

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?