Senin, 7 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Ledakan di Garut, Ada Isu Warga Garut Jadi Pemulung Amunisi Ini Pengakuannya

Beredar isu warga sekitar jadi pemulung amunisi di lokasi ledakan, begini bantahan warga setempat.

Nugroho P.
Last updated: Mei 13, 2025 8:54 pm
Nugroho P.
Mei 13, 2025
Share
4 Min Read
Ilustrasi amunisi TNI.
Ilustrasi amunisi TNI.
SHARE

NARAKITA, GARUT– Ledakan hebat mengguncang Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5), saat pemusnahan amunisi tidak layak pakai milik TNI. Insiden tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Peristiwa memilukan ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, termasuk Agus Setiawan.

Agus Setiawan adalah kakak kandung Rustiawan, salah satu korban yang turut tewas dalam ledakan. Agus mengungkapkan, adiknya bersama sejumlah rekan ikut bekerja di lokasi peledakan milik TNI dengan upah Rp150 ribu per hari. Mereka ditugasi membuka peluru kecil dan selongsong amunisi.

“(Buka) Peluru kecil, buka selongsong. Diupah per hari Rp150 ribu,” ungkap Agus saat ditemui, Selasa (13/5). Agus juga menegaskan bahwa warga yang bekerja di lokasi bukanlah pemulung, melainkan kuli yang mendapat upah.

Pernyataan dari warga setempat ini penting untuk meluruskan kabar yang beredar.

Agus membantah adanya kabar bahwa warga memulung besi-besi amunisi yang tersisa dari pemusnahan. Menurutnya, warga hanya bekerja membantu proses pembukaan peluru kecil dan selongsong ketika ada barang yang datang untuk dimusnahkan.

“(Kerjanya) Paling 12 hari beres. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong. Kami bekerja, kuli,” kata Agus dengan tegas.

Isu warga menjadi pemulung muncul setelah video viral memperlihatkan sejumlah pemotor mendekat ke lokasi kejadian usai ledakan. Agus menjelaskan bahwa peristiwa dalam video tersebut terjadi setelah peledakan pertama selesai.

Setelah pemusnahan amunisi tahap awal, sejumlah warga memang memunguti serpihan logam dan sisa amunisi. Namun, Agus menegaskan, aktivitas itu berlangsung sebelum detonator yang menyebabkan ledakan besar dimusnahkan.

“Yang mungut rombongan kita-kita juga, tapi beda peristiwa. Sebelum kejadian itu,” jelas Agus.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi menyatakan bahwa keberadaan warga sipil di lokasi pemusnahan amunisi memang sering terjadi. Menurutnya, warga biasanya mendekat setelah pemusnahan untuk mengumpulkan serpihan logam yang bernilai jual.

“Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, adalah apabila setelah peledakan itu masyarakat mendekat,” kata Kristomei dalam wawancara sebuah wawancara.

Kristomei juga menyebut bahwa warga mengumpulkan sisa-sisa logam seperti tembaga dan besi dari amunisi yang telah diledakkan, karena material tersebut memiliki nilai jual.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wahyu Yudhayana menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki mengapa warga sipil bisa mendekati lokasi pemusnahan amunisi.

Dugaan adanya kelalaian dalam prosedur pemusnahan amunisi pun mulai mengemuka. Imparsial, sebuah lembaga advokasi HAM, menduga ada kelalaian dalam penerapan standar operasional prosedur (SOP) saat pemusnahan amunisi di Garut.

“Fakta bahwa warga bisa berada di area tersebut menunjukkan adanya kelalaian dalam pengamanan. Pemusnahan amunisi seharusnya dilakukan dengan prosedur ketat agar tidak ada korban jiwa,” kata Direktur Imparsial.

Sejumlah pihak mendesak TNI untuk mengusut tuntas peristiwa ini dan memberikan kompensasi kepada keluarga korban. Mereka juga meminta adanya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang.

Duka mendalam menyelimuti Kecamatan Cibalong. Agus Setiawan bersama keluarga lainnya berharap ada kejelasan terkait tragedi ini. Mereka juga berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat kelalaian dalam pemusnahan amunisi.

Peristiwa ini menjadi perhatian nasional, mengingat banyaknya korban jiwa dan adanya dugaan pelanggaran SOP. Warga sekitar masih trauma, terutama keluarga korban yang kehilangan anggota keluarga mereka.

Agus Setiawan dan warga lainnya kini hanya berharap agar tragedi ini mendapat penanganan yang adil dan transparan. Mereka ingin agar kejadian memilukan ini tidak lagi terulang di kemudian hari.

TAGGED:ledakan amunis garutledakan amunisiledakan amunisi tni garutwarga garut
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Juli 6, 2025
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Juli 6, 2025
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Juli 5, 2025
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Juli 5, 2025
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Juli 5, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Air Suci, Nasi 3G, dan Pesona Lereng yang Menggugah Rasa, Sepenggal Kisah dari Festival Gunung Slamet

Nugroho P.
Serba-serbi

Festival Gunung Slamet #8, Dari Bersih Desa hingga Perang Tomat, Purbalingga Tawarkan Perayaan 3 Hari Penuh Pesona

Nugroho P.
Serba-serbi

Pelat Nomor Bisa Ungkap Motor Dibeli Cash atau Kredit, Ini Caranya

Nugroho P.
Serba-serbi

Del Monte Ajukan Bangkrut Setelah 138 Tahun, Tertekan Utang dan Perubahan Selera Pasar

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?