Rabu, 2 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Budaya Indonesia Mendunia! Aura Farming Pacu Jalur Jadi Tren Internasional di TikTok
Perluas Fasilitas Pendidikan untuk Santri, Pemprov Siapkan Beasiswa hingga Kemitraan Kampus
Pemerintah Prioritaskan 1,4 Juta Keluarga Termiskin dalam Penanganan Stunting
Setelah OTT KPK di Sumut, Bobby Minta Kantor Pemerintah-Swasta Putar Lagu Indonesia Raya : Nasionalisme
Uang Tutup Mulut Judi Online Untuk Umroh
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Lawang Sewu, Simfoni Arsitektur Kolonial dan Jejak Misteri Abadi

Cerita-cerita horor seputar penampakan di lorong-lorong, suara misterius, hingga kisah tragis peserta acara uji nyali yang dikabarkan meninggal setelah berkunjung, telah menjadikan Lawang Sewu legenda urban.

Nugroho P.
Last updated: Mei 24, 2025 10:46 am
Nugroho P.
Mei 24, 2025
Share
4 Min Read
Lawang Sewu. (visit jawa tengah)
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Di tengah riuhnya Kota Semarang yang tak pernah tidur, berdiri sebuah bangunan megah yang tak lekang oleh zaman—Lawang Sewu. Di balik lengkung pintu-pintu tingginya dan kaca patri yang berkilau, tersimpan cerita tentang kejayaan, penjajahan, dan bisikan misteri yang tak pernah usai.

Dibangun antara tahun 1904 hingga 1907, gedung ini bukan sekadar saksi bisu pergerakan rel dan lokomotif. Ia lahir dari tangan dingin arsitek asal Amsterdam, Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, sebagai kantor pusat Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS)—perusahaan kereta api Hindia Belanda.

Lawang Sewu, yang secara harfiah berarti “seribu pintu”, sebenarnya hanya memiliki sekitar 429 pintu. Namun, bayang-bayang pintu-pintu ganda dan tinggi yang berjejer membuatnya terasa tak berujung. Nama itu pun tetap melekat, menjadi simbol kemegahan kolonial di masa silam.

Tak sekadar memamerkan keindahan gaya arsitektur Indis-Eropa, bangunan berbentuk L ini juga mengadopsi filosofi tropis: memaksimalkan sirkulasi udara lewat jendela dan pintu besar, menjadikannya nyaman meski udara panas Semarang menyeruak.

Namun Lawang Sewu tak hanya menyimpan romantika kemajuan. Ketika Jepang menduduki Indonesia pada 1942, lantai bawah tanah gedung B dialihfungsikan menjadi penjara. Di sinilah kisah kelam itu bermula—ruang pengap, jeruji besi, dan eksekusi senyap menjadi bagian dari sejarah kelam yang bersemayam hingga kini.

Setelah kemerdekaan, gedung ini sempat menjadi markas tentara Belanda, lalu berpindah tangan ke Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Sejak itu, Lawang Sewu perlahan bertransformasi: dari tempat kerja kolonial, menjadi saksi sejarah perkeretaapian, dan kini, museum dan destinasi wisata budaya yang terus hidup.

Dikutip dari situs resmi kaiwisata.id, berbagai ornamen antik seperti kaca patri karya Johannes Lourens Schouten, tembikar pada balkon, hingga kubah tembaga di menara, menjadi pengingat kejayaan masa lalu. Setiap sudut gedung menyimpan kisah dan estetika yang tak bisa dilupakan.

Koleksi museum di dalamnya mencakup artefak sejarah perkeretaapian Indonesia—dari seragam masinis, mesin hitung tua, sampai replika lokomotif uap. Ruang demi ruang menampilkan perjalanan panjang moda transportasi ini, lengkap dengan dokumentasi proses restorasi gedung.

Namun daya tarik Lawang Sewu tak berhenti pada kemegahan. Kanal YouTube @Ilhamschode mengulas sisi lain bangunan ini: sisi gelap yang mengundang penasaran. Pada 2013, National Geographic bahkan memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu tempat paling angker di Asia.

Cerita-cerita horor seputar penampakan di lorong-lorong, suara misterius, hingga kisah tragis peserta acara uji nyali yang dikabarkan meninggal setelah berkunjung, telah menjadikan Lawang Sewu legenda urban. Ruang bawah tanahnya kini tertutup, namun kisah di balik dinding lembap itu masih menghantui.

Misteri ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang ingin menguji adrenalin sembari menelusuri sejarah. Aura bangunan tua berpadu sempurna dengan kisah-kisah mistis yang membuat bulu kuduk meremang.

Bagi penikmat sejarah dan arsitektur, Lawang Sewu adalah surga visual. Bagi pencinta horor, ia adalah tempat pelarian dari realitas modern ke lorong-lorong waktu yang menyimpan kisah pilu tak terucap.

Wisatawan dapat mengunjungi Lawang Sewu setiap hari dari pukul 07.00 hingga 21.00 WIB. Tiket masuk sangat terjangkau—Rp20.000 untuk dewasa dan mahasiswa, Rp10.000 untuk anak-anak, dan Rp30.000 untuk wisatawan mancanegara.

Dengan tiket semurah itu, Anda bisa menjelajahi ruang penuh sejarah dan misteri, memotret keindahan arsitektur Eropa tempo dulu, atau sekadar duduk diam dan meresapi energi masa lalu yang masih terasa di udara.

Tak berlebihan bila Lawang Sewu kini menjadi ikon kebanggaan warga Semarang. Ia tak sekadar bangunan, melainkan narasi panjang tentang perubahan, perjuangan, dan sisi gelap manusia yang abadi.

Bila Anda sedang merencanakan perjalanan ke Semarang, pastikan Lawang Sewu masuk dalam daftar utama. Di sinilah masa lalu dan masa kini beradu dalam diam, dan setiap langkah Anda bisa jadi akan menghidupkan kembali kisah yang tertidur di balik dinding-dinding tuanya.

TAGGED:lawang sewumisteri lawang sewusejarah lawang sewuwisata semarang
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Budaya Indonesia Mendunia! Aura Farming Pacu Jalur Jadi Tren Internasional di TikTok
Juli 2, 2025
Perluas Fasilitas Pendidikan untuk Santri, Pemprov Siapkan Beasiswa hingga Kemitraan Kampus
Juli 2, 2025
Pemerintah Prioritaskan 1,4 Juta Keluarga Termiskin dalam Penanganan Stunting
Juli 2, 2025
Setelah OTT KPK di Sumut, Bobby Minta Kantor Pemerintah-Swasta Putar Lagu Indonesia Raya : Nasionalisme
Juli 2, 2025
Uang Tutup Mulut Judi Online Untuk Umroh
Juli 2, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Langit Wonosobo Siap Berpesta! Java Balloon Attraction 2025 Sambut Dua Abad Kabupaten dengan Warna dan Tradisi

Nugroho P.
Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma bangga karena bawang merah Brebes tembus pasar internasional dengan ekspor perdana akhir Juni 2025 sebanyak 11ribu 800 ton ke Singapura Thailand dan Vietnam
Serba-serbi

11.800 Ton Bawang Merah Brebes Terbang Ke Thailand, Singapura dan Vietnam

baniabbasy
Serba-serbi

Dorong Kemandirian Energi, Sekda Jateng Buka Konferensi Ahli Energi Nasional di Semarang

Nugroho P.
Serba-serbi

Napi Lapas Semarang Nikah di Penjara, Bolehkah Izin Nikmati Malam Pertama?

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?