NARAKITA, SEMARANG- Upaya menurunkan angka stunting di Jawa Tengah kini memasuki fase baru. Pemprov Jateng bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng memperkuat sinergi dengan fokus pada penyatuan data dan langkah intervensi terintegrasi yang lebih tepat sasaran.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Ia mendorong agar seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah kabupaten/kota, penyuluh KB, hingga tim pendamping keluarga, bergerak dengan arah dan data yang sama.
“Satu data, satu tujuan: keluarga sejahtera,” kata Gubernur saat menerima audiensi BKKBN Jateng, Senin (14/7). Menurut Luthfi, keberhasilan program penurunan stunting hanya dapat dicapai jika intervensi dilakukan secara tepat dan hasilnya dievaluasi rutin.
Untuk itu, ia meminta agar pengelolaan data stunting diselaraskan dengan data terpadu dari Kemensos agar lebih presisi dalam menjangkau keluarga rentan.
Program Prioritas
Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih menyambut baik arahan gubernur dan berkomitmen mendukung penuh lewat berbagai program prioritas. Dengan semangat “Ngopeni lan Nglakoni”, pihaknya akan segera menyusun rancangan kolaborasi konkret dengan Pemprov.
Program percepatan yang akan diintegrasikan antara lain Super Apps Bangga Kencana, Lansia Berdaya, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), serta Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting. Seluruh kegiatan ini akan berbasis data by name by address agar intervensi benar-benar menyentuh sasaran dan hasilnya bisa diukur.
Dengan sinergi kuat dan strategi berbasis bukti, Pemprov Jateng dan BKKBN berharap dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat fondasi kesejahteraan keluarga di provinsi ini. (*)