• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Opini

Kongres Terutup PDI Perjuangan 2025: Strategi atau Ketakutan?

Dalam dunia politik, simbol sering berbicara lebih lantang daripada kata-kata. Itulah yang tampak dari momen Megawati Soekarnoputri menggandeng Puan Maharani, yang di sisi lain dirangkul oleh Prananda Prabowo dalam sebuah penampilan publik terbaru. Pesan: keluarga besar Soekarno tetap solid dan bersatu.

baniabbasy
Last updated: Juli 31, 2025 1:36 pm
baniabbasy
Juli 31, 2025
Share
6 Min Read
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dirangkul kakaknya Prananda Prabowo dan digandeng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat jalan menuju ruang bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P se-Indonesia di Bali, Rabu (30/7/2025). Foto:dok
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani dirangkul kakaknya Prananda Prabowo dan digandeng Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat jalan menuju ruang bimbingan teknis anggota Fraksi PDI-P se-Indonesia di Bali, Rabu (30/7/2025). Foto:dok
SHARE

KONGRES PDI Perjuangan tahun 2025 –yang sangat mungkin dilaksanakan– di Bali berlangsung dalam suasana yang berbeda dari penyelenggaraan sebelumnya.

Jika pada tahun-tahun lalu semangat keterbukaan dan akomodasi terhadap beragam elemen kader tampak dominan, kali ini partai berlambang banteng moncong putih tersebut memilih jalan yang lebih tenang dan tertutup.

Bukan tanpa alasan, pendekatan tertutup ini tampaknya merupakan bagian dari manuver strategis PDI Perjuangan menjelang peta pertempuran politik 2029 yang kian kompleks dan tidak terduga.

Alih-alih menggelar kongres dalam format terbuka dengan kehadiran seluruh kader, DPP PDI Perjuangan memilih mengundang kader melalui skema Bimbingan Teknis (Bintek) untuk anggota fraksi PDI Perjuangan di DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota se-Indonesia.

Format ini memungkinkan kontrol yang lebih ketat terhadap siapa saja yang hadir, sekaligus menyaring dinamika internal agar tidak bocor ke ruang publik sebelum waktunya. Hal ini memberi sinyal bahwa partai tengah melakukan konsolidasi kekuasaan secara hati-hati, bahkan cenderung defensif.

Apa Yang Ditakutkan?

Tidak dapat dipungkiri bahwa langkah ini memunculkan spekulasi: apakah Megawati Soekarnoputri dan elite DPP sedang menyimpan rasa takut terhadap munculnya faksi-faksi atau kelompok internal yang berpotensi mengguncang stabilitas kongres?

Kehadiran dinamika internal pasca Pemilu 2024 –di mana PDI Perjuangan tidak lagi memegang kekuasaan eksekutif nasional– memunculkan kerentanan. Keretakan kecil bisa membesar menjadi tekanan politik terhadap kepemimpinan yang selama ini dipusatkan di lingkaran keluarga Soekarno, khususnya Megawati, Puan Maharani, dan Prananda Prabowo.

Gambaran Megawati menggandeng Puan Maharani, sementara Prananda Prabowo merangkul Puan, jelas merupakan simbol yang ingin menunjukkan kekompakan keluarga Soekarno di tengah isu keretakan hubungan kakak-adik. Namun di balik gestur harmonis itu, publik tahu ada dinamika internal soal suksesi kepemimpinan PDI Perjuangan. Momen tersebut tampaknya lebih sebagai pesan politik bahwa keluarga itu tetap satu, tidak terpecah-pecah sebagaimana isu yang berhembus.

Di luar itu, ada indikasi bahwa elit partai mulai menyadari bahwa situasi “solid dan terkendali” tidak bisa terus-menerus dijaga hanya dengan loyalitas historis. Kader-kader muda dan kepala daerah yang punya basis massa juga mulai menunjukkan ambisi politik yang sah secara demokratis, tetapi potensial memunculkan tantangan dalam suksesi dan arah politik partai ke depan.

Maka, pengetatan akses kongres bisa dibaca sebagai tindakan preventif, untuk memastikan bahwa agenda kongres tidak terganggu oleh suara-suara alternatif yang belum tentu sejalan dengan pusat kekuasaan partai.

Megawati: Jangan Lengah

Dalam arahannya, Megawati Soekarnoputri menekankan pentingnya soliditas dan kedisiplinan ideologi. Ia mengingatkan bahwa PDI Perjuangan tidak boleh kehilangan jati dirinya sebagai partai ideologis, terutama setelah tidak lagi menjadi penguasa pemerintahan pusat.

Ia menekankan bahwa kekuasaan bukanlah segalanya, melainkan alat perjuangan untuk menyejahterakan rakyat. Namun, pesan ini juga dibarengi dengan penekanan bahwa “kader harus loyal, tidak boleh membentuk gerakan dalam gerakan.”

“Partai ini harus makin besar, bukan malah mengecil. Kalian harus merasa sebagai satu keluarga dan bergotong-royong. Kalau kita solid, rakyat akan ikut bersama kita,” tegas Megawati dalam sambutannya di acara Bimtek tersebut.

Pernyataan ini bisa dibaca sebagai peringatan keras kepada siapa pun yang mencoba mendobrak dominasi DPP dan mempersoalkan arah partai pasca 2024. Ada semacam kecemasan yang tersirat: bahwa kohesi partai bisa terancam bila suara-suara berbeda diberi ruang terlalu bebas.

Puan Maharani: Konsolidasi untuk 2029

Sementara itu, Puan Maharani dalam arahannya menegaskan pentingnya kerja kolektif menuju Pemilu 2029. Ia menyebut tahun 2025 sebagai awal dari fase baru perjuangan partai yang tidak bisa hanya bergantung pada nostalgia masa lalu. Puan juga menekankan pentingnya digitalisasi partai, penguatan struktur di daerah, dan kesiapan menghadapi generasi pemilih baru yang lebih kritis dan tidak mudah digiring oleh simbol.

Secara implisit, Puan ingin menyampaikan bahwa partai harus beradaptasi — dan adaptasi ini harus tetap dikendalikan oleh struktur formal partai, bukan oleh manuver individu atau kelompok yang ingin mendobrak tatanan yang sudah dibangun.

PDI-P di Persimpangan

Jika PDI Perjuangan ingin tetap relevan dan kuat di 2029, partai ini harus menjawab dua tantangan utama: regenerasi kepemimpinan dan adaptasi terhadap perubahan lanskap pemilih. Tanpa jabatan presiden, partai ini kehilangan daya tawar utama dalam politik transaksional. Maka, satu-satunya cara untuk tetap menjadi magnet elektoral adalah dengan menampilkan wajah baru yang kuat, punya akar massa, dan bisa diterima publik luas.

Apakah Puan Maharani akan diorbitkan lagi sebagai capres 2029? Ataukah muncul figur baru dari luar lingkaran trah Soekarno yang bisa membawa semangat perubahan di tubuh partai? Ini adalah pertanyaan besar yang tidak bisa dijawab dalam satu kongres tertutup.

Namun, langkah partai untuk “mengamankan ruang dalam” terlebih dahulu sebelum membuka diri kepada publik bisa dibaca sebagai strategi jangka menengah. PDI Perjuangan tampaknya sadar bahwa jika pertarungan internal dibiarkan terbuka, maka kekalahan di 2029 bukanlah sekadar kemungkinan, melainkan kepastian.

Cermin Fase Sensitif

Kongres tertutup PDI Perjuangan 2025 di Bali adalah cerminan fase transisi yang sensitif. Ada kehati-hatian, ada kewaspadaan, dan mungkin juga ada ketakutan. Tapi di balik itu semua, partai ini sedang menata ulang barisannya untuk menghadapi tahun-tahun mendatang yang penuh tantangan. Apakah akan berhasil menjaga kohesi tanpa menutup ruang pembaruan? Hanya waktu dan hasil Pemilu 2029 yang akan menjawabnya.

Kongres PDI Perjuangan 2025 ini sejatinya adalah “panggung sunyi” penentuan arah besar partai, bukan hanya untuk 2029, tetapi juga untuk dekade-dekade selanjutnya.

Langkah-langkah tertutup dan eksklusif ini bisa dibaca sebagai strategi pengamanan politik internal –dan sekaligus sinyal bahwa PDI Perjuangan tengah berada di persimpangan besar antara loyalitas historis dan tuntutan modernitas politik. (*)

TAGGED:headlineKongres PDIPPDI PerjuanganPrananda Prabowopuan maharani
Share This Article
Email Copy Link Print
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

T E R K I N I

Jawa Tengah Masih Kekurangan 2.298 Guru
Juli 31, 2025
Eks Cawabup Purbalingga Divonis 1,5 Tahun Bui
Juli 31, 2025
Realisasi Dapur Gizi di Jateng Baru 12 Persen
Juli 31, 2025
Speling Jateng Deteksi Ribuan Warga Alami Gangguan Jiwa
Juli 31, 2025
Puan Ajak Legislator PDIP Siap Hadapi Revisi UU Pemilu 2029
Juli 31, 2025

Trending Minggu Ini

Kongres Terutup PDI Perjuangan 2025: Strategi atau Ketakutan?
Juli 31, 2025
Cak Imin Usul, Gubernur Dipilih Presiden. Upaya Mundurkan Demokrasi?
Juli 26, 2025
Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?
Juli 31, 2025
Wacana Munaslub Golkar Lengserkan Bahlil Lahadalia
Juli 31, 2025
Undip Bantu Kopi Sekipan Naik Kelas Lewat Inovasi Kemasan dan Branding
Juli 26, 2025

Berita Terkait

Mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali
Politik

Kabar Duka dari PPP, Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali Meninggal Dunia

R. Izra
Ilustrasi gelombang tsunami. (grafis/tera)
Nasional

BMKG Akhirnya Cabut Peringatan Dini Tsunami Dampak Gempa Rusia, Pengungsi Kembali ke Rumah

R. Izra
Ilustrasi gelombang tsunami.
Internasional

Tsunami Rusia Berpotensi Hantam Indonesia, BNPB Minta Pantai Dikosongkan Dulu

R. Izra
Ekonomi & Bisnis

Jateng Tawarkan Iklim Investasi Kondusif, 15 Proyek Strategis Siap Digarap

T. Budianto
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?