NARAKITA, JAKARTA – Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk bersikap sigap dan tegas dalam menghadapi potensi gugatan internasional dari Brasil terkait kematian wisatawan asal negara tersebut, Juliana Marins, di Gunung Rinjani.
Menurutnya, respons pemerintah sangat krusial untuk menjaga citra Indonesia di mata dunia. “Keselamatan wisatawan, terlebih mereka yang datang dari luar negeri, bukanlah sekadar slogan yang bisa dipakai sebagai jargon semata. Ini adalah tanggung jawab nyata yang harus dijaga dengan dukungan sumber daya manusia terlatih, fasilitas memadai, serta protokol yang kuat dan transparan,” ujar Puan kepada media, Jumat (4/7).
Peringatan Puan disampaikan menyusul langkah keluarga Juliana Marins yang meminta pengadilan federal Brasil menggelar autopsi ulang terhadap jenazah Juliana. Hasil autopsi ini bisa menjadi dasar bagi otoritas Brasil untuk membawa kasus ke forum internasional, seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR), jika ditemukan indikasi kelalaian dari otoritas Indonesia.
Citra Indonesia
“Keluarga korban dan publik berhak mendapatkan penjelasan yang jelas dan akuntabel agar tidak menimbulkan spekulasi yang merugikan citra pariwisata Indonesia di mata dunia internasional,” lanjut Puan.
Ia juga mendorong kementerian terkait, mulai dari Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hingga Pemerintah Daerah NTB untuk memperkuat standar operasional prosedur (SOP) serta meningkatkan kapasitas petugas lapangan.
“Keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama, bukan hanya demi melindungi nyawa manusia, tetapi juga menjaga reputasi Indonesia sebagai destinasi wisata alam yang profesional dan aman,” tegasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Brasil melalui Kantor Pembela Umum Federal (DPU) telah mengajukan permintaan resmi kepada Kepolisian Federal untuk menyelidiki kasus kematian Juliana di Rinjani. Jika ditemukan indikasi pelanggaran, Brasil membuka kemungkinan membawa kasus ini ke jalur hukum internasional. (*)