NOMOR punggung 10 di dunia sepak bola kerap dikaitkan dengan peran kreatif dan kepemimpinan di lapangan. Di Real Madrid, angka ini tak sekadar angka. Ia adalah simbol prestise dan tanggung jawab besar. Musim depan, giliran Kylian Mbappe yang akan memikul beban tersebut, menggantikan sosok ikonik Luka Modric.
Selama beberapa dekade terakhir, hanya segelintir pemain yang dipercaya mengenakan nomor keramat ini. Setiap nama menyimpan kisahnya sendiri: dari gemerlap awal karier hingga perjalanan yang tak selalu mulus.
Bergabungnya Mbappe ke dalam daftar elite ini menambah babak baru dalam kisah panjang nomor 10 di Santiago Bernabeu.
Tapi sebelum sang bintang Prancis menorehkan sejarahnya, mari kita tengok lima sosok terakhir yang sempat merasakan aura nomor punggung 10 di Madrid.
Luka Modric: Maestro yang Menorehkan Sejarah
Luka Modric mulai memakai nomor 10 sejak musim 2017/2018, menggantikan James Rodriguez yang dipinjamkan ke Bayern Munchen. Sang gelandang Kroasia membawa nuansa elegan pada angka tersebut. Selama delapan musim mengenakannya, Modric mengangkat banyak trofi dan menjadi Ballon d’Or pertama dari klub itu setelah era Cristiano Ronaldo.
Modric tak hanya jadi pemimpin permainan, tapi juga simbol dedikasi dan kelas. Kepergiannya ke AC Milan di akhir musim 2024/2025 menandai akhir era, sekaligus membuka jalan bagi Mbappe mewarisi angka legendaris tersebut.
James Rodriguez: Kilau Singkat yang Menggoda
Usai bersinar di Piala Dunia 2014, James Rodriguez datang ke Madrid dengan ekspektasi besar. Ia langsung mendapat nomor 10 yang saat itu belum bertuan sejak kepergian Mesut Ozil. Di musim debutnya, James tampil brilian: 17 gol dan 18 assist menjadi bukti kemampuannya.
Namun sayang, konsistensi tak berpihak padanya. Cedera dan ketidaksesuaian taktik membuat perannya meredup. Setelah tiga musim, ia dipinjamkan ke Bayern dan kehilangan nomor keramat itu.
Mesut Ozil: Arsitek Permainan di Era Mourinho
Ozil datang ke Madrid pasca-Piala Dunia 2010, awalnya mengenakan nomor 23. Baru di musim 2011/2012 ia mendapat kepercayaan mengenakan nomor 10. Di bawah Jose Mourinho, Ozil tumbuh jadi salah satu gelandang serang terbaik dunia. Umpan-umpan magisnya jadi senjata utama Los Blancos kala itu.
Namun hubungan yang merenggang dengan manajemen membuatnya dilepas ke Arsenal pada 2013. Meski masa baktinya tak panjang, warisan kreativitas Ozil tetap dikenang.
Lassana Diarra: Pemilik Tak Lazim Nomor 10
Mungkin sedikit mengejutkan bahwa seorang gelandang bertahan seperti Lassana Diarra pernah memakai nomor 10 di Madrid. Itu terjadi pada musim 2009/2010 dan 2010/2011. Ia dikenal sebagai pekerja keras di lini tengah, bukan kreator utama.
Keputusan memberinya nomor itu mungkin bersifat praktis, bukan simbolik. Diarra akhirnya menyerahkan angka tersebut kepada Ozil dan hengkang pada 2012, usai kehilangan tempat di skuat utama.
Wesley Sneijder: Awal yang Menjanjikan, Akhir yang Pahit
Sneijder bergabung ke Real Madrid dari Ajax dan awalnya memakai nomor 23. Pada musim 2008/2009, ia beralih ke nomor 10. Penampilannya di musim pertama cukup impresif, membantu tim mempertahankan gelar La Liga.
Namun cedera dan persaingan ketat membuatnya kesulitan menunjukkan konsistensi. Madrid pun melepasnya ke Inter Milan pada 2009. Di sanalah Sneijder meraih kejayaan sejati: treble winner bersama Nerazzurri pada 2010.
Kini, saat Kylian Mbappe bersiap memasuki pentas La Liga, warisan nomor 10 berada di pundaknya. Ia bukan hanya akan mengemban tanggung jawab sebagai andalan tim, tapi juga harus menorehkan jejak yang tak kalah hebat dari pendahulunya.
Nomor 10 bukan sekadar angka di punggung. Di Real Madrid, ia adalah cerita tentang ambisi, tekanan, dan warisan. Dan perjalanan Mbappe baru saja dimulai. (*)