NARAKITA, BATAM- Pemprov Jateng menjalin kemitraan strategis dengan tiga provinsi, yakni Riau, Lampung, dan Maluku Utara melalui kerja sama ekonomi senilai total Rp2,1 triliun untuk periode empat tahun ke depan.
Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Gubernur Riau Ansar Ahmad, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos di Marriott Hotel Harbour Bay, Batam, Sabtu (14/6) malam.
Dalam keterangan resminya, Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan bahwa kerja sama antardaerah ini mencakup sektor-sektor strategis, seperti investasi, pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ketahanan pangan, dan sinergi antar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Keempat sektor tersebut diproyeksikan menghasilkan nilai transaksi dan kerja sama sekitar Rp 600 miliar per tahun.
“Selama empat tahun, total estimasi nilai kerja sama mencapai Rp2,1 triliun. Ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi ekonomi antardaerah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi baru dan memperkuat jejaring investasi antarprovinsi,” ujar Luthfi.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ke depan masih terbuka peluang ekspansi kerja sama pada sektor-sektor lain, seperti pariwisata, perindustrian dan perdagangan, serta pertanian dan perkebunan.
Luthfi menilai bahwa kolaborasi lintas daerah ini akan memperkuat konektivitas ekonomi domestik, sekaligus menjadi strategi stabilisasi pertumbuhan investasi jangka panjang di tingkat regional.
“Dengan model kerja sama seperti ini, kita membuka ruang untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan. Ini bisa jadi role model bagi provinsi lain dalam membangun kemitraan ekonomi antarwilayah,” tambahnya.
Keunggulan Daerah
Sementara itu, Gubernur Riau Ansar Ahmad menegaskan bahwa kerja sama ini merupakan hasil pembahasan teknis antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yang akan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan potensi dan keunggulan masing-masing daerah.
Ia juga menyebut, kesepakatan ini sejalan dengan visi pembangunan nasional melalui pelaksanaan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden, serta memperkuat pasar antarprovinsi sebagai bagian dari integrasi ekonomi domestik.
“Ini bentuk konkret sinergi daerah yang tidak hanya seremonial, tapi disiapkan dengan pendekatan bisnis dan potensi pasar. Kami optimistis kerja sama ini menghasilkan dampak nyata,” ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah ditunjuk untuk memimpin dan mengoordinasikan implementasi kerja sama lintas provinsi ini, yang diharapkan akan menjadi fondasi awal menuju integrasi ekonomi regional di Indonesia. (*)