NARAKITA, JAKARTA- Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan komitmennya dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif di wilayahnya. Melalui forum Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (29/7), Luthfi membeberkan berbagai keunggulan berinvestasi di Jateng kepada puluhan calon investor dan perwakilan dari 10 kedutaan besar negara sahabat.
Luthfi menegaskan, Pemprov Jateng menjamin kemudahan dalam proses perizinan melalui sistem satu pintu (one gate system) serta menjamin keamanan usaha tanpa gangguan premanisme.
“Kami pastikan tidak ada gangguan keamanan. Budaya masyarakat kami menjunjung tinggi nilai saling menghormati,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten berkat pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, sumber daya alam yang melimpah membuat Jateng siap menjadi pusat pertumbuhan industri baru.
“Investasi di Jawa Tengah tidak harus modal besar. Kita dorong investasi padat karya agar masyarakat bisa merasakan manfaat langsung melalui lapangan kerja,” tambahnya.
Pemprov Jateng, kata Luthfi, juga menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan pekerja melalui program fasilitas daycare, koperasi buruh, hingga subsidi transportasi umum.
Dalam forum tersebut, Gubernur Luthfi menawarkan 15 proyek unggulan, di antaranya Pembangunan PLTM Banjaran dan Logawa (Banyumas), PLTP Candi Umbul Telomoyo dan proyek geothermal lainnya oleh Geo Dipa Energy serta Pengolahan sampah menjadi RDF di Grobogan.
Selain itu, masih ada Kawasan Khusus Perikanan Terpadu dan Industri Udang Vaname di Cilacap danIndustri Garam di Jepara dan Kelapa Terpadu di Cilacap hingga Rumah Sakit berbasis green hospital di Kabupaten Semarang.
Magnet Baru
Kepala Administrator KEK Kendal dan KEK Batang, Tjertja Karja Adil, menegaskan bahwa Jawa Tengah kini menjadi magnet baru investasi. “Ada relokasi industri dari China dan Korea ke Kendal dan Batang. Kalau tidak ikut sekarang, bisa rugi besar,” katanya.
Saat ini, terdapat 128 perusahaan di KEK Kendal dan 48 perusahaan di KEK Batang, yang berasal dari negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Riyatno menyebut Jateng sebagai salah satu provinsi paling potensial untuk pengembangan investasi nasional.
“Potensi Jawa Tengah besar. SDM kuat, proyek strategis tersedia, dan pemerintah daerah aktif mendorong investasi,” ungkapnya.
Hingga triwulan I tahun 2025, realisasi investasi Jateng mencapai Rp21,85 triliun atau 27,89 persen dari target Rp78,33 triliun. Terdiri dari Rp7,77 triliun dari PMDN dan Rp14,08 triliun dari PMA.
Lima sektor tertinggi investasi adalah industri tekstil, kulit dan alas kaki, karet dan plastik, makanan, serta kawasan industri dan perkantoran. Adapun lima negara utama penanam modal asing yakni Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, Singapura, dan Belanda. Total proyek yang terealisasi mencapai 20.431 dan berhasil menyerap 97.550 tenaga kerja. (*)