NARAKITA, BEKASI – Warga sekitar aliran Sungai Citarum, wilayah Bekasi, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan pada Rabu (2/7/2025). Belakangan diketahui, korban adalah SA, seorang notaris yang diduga menjadi korban pembunuhan. Kondisi jasad yang ditemukan menguatkan dugaan bahwa ia meninggal secara tidak wajar.
SA ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tangan korban terikat, dan jasadnya tersangkut di tepian sungai dengan posisi yang memicu kecurigaan warga. Temuan tersebut segera dilaporkan ke aparat kepolisian setempat yang langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Agta Bhuwana Putra, membenarkan bahwa ada indikasi kuat korban tewas karena dibunuh. Saat ini, jenazah SA telah dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati guna menjalani proses autopsi demi memastikan penyebab pasti kematiannya.
“Diduga ada unsur kekerasan. Tapi kami masih menunggu hasil autopsi untuk memastikan luka-luka yang ada di tubuh korban,” ujar Agta saat dikonfirmasi pada Sabtu (5/7/2025).
Pihak kepolisian hingga kini masih merahasiakan detail luka yang dialami korban, namun sejumlah barang bukti telah diamankan dari lokasi kejadian, termasuk pakaian dan ikatan yang ditemukan di tubuh korban.
Dalam perkembangan penyidikan, tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil mengamankan dua orang yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kasubdit Resmob, AKBP Resa Fiardi Marasabessy.
“Sudah diamankan dua orang oleh Unit 1. Keduanya diduga kuat terlibat,” ujar Resa singkat.
Meski belum diungkap secara terbuka identitas para terduga pelaku, pihak kepolisian menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap keduanya masih berlangsung intensif. Motif pembunuhan juga masih dalam tahap pendalaman.
Kasus ini menyita perhatian publik, terutama karena korban merupakan seorang notaris yang dikenal cukup aktif di wilayah Bekasi. Rekam jejak profesional SA pun kini menjadi bagian dari fokus penyelidikan, untuk mengetahui apakah peristiwa ini berkaitan dengan profesinya atau faktor lain.
Polisi belum bersedia menyampaikan apakah kasus ini tergolong pembunuhan berencana atau terjadi secara spontan. Namun, kondisi korban yang ditemukan dengan tangan terikat mengindikasikan bahwa pembunuhan dilakukan dengan persiapan.
Lingkungan sekitar tempat kejadian kini menjadi lokasi penjagaan polisi. Garis polisi masih terpasang di beberapa titik di sepanjang aliran sungai tempat korban ditemukan. Warga sekitar mengaku cemas dan berharap kasus ini segera dituntaskan.
“Kami kaget. Tidak menyangka, apalagi ini dekat permukiman,” kata salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Tim Inafis dan forensik juga telah diturunkan untuk memetakan kronologi peristiwa berdasarkan jejak di sekitar TKP. Polisi menduga jasad SA dibuang di sungai setelah terlebih dahulu dibunuh di lokasi lain.
SA terakhir diketahui keluar rumah pada malam sebelumnya, namun tidak kembali hingga akhirnya keluarga menghubungi pihak berwajib. Dari situlah pencarian dimulai, sebelum akhirnya jasadnya ditemukan keesokan harinya.
Polisi terus menelusuri aktivitas terakhir korban, termasuk komunikasi terakhir melalui ponsel, untuk menggali petunjuk yang dapat mengarah pada motif dan latar belakang pelaku.
Polda Metro Jaya menegaskan akan mengusut kasus ini hingga tuntas dan menjamin bahwa keadilan akan ditegakkan. “Kami serius menangani kasus ini. Proses hukum akan berjalan sebagaimana mestinya,” tegas AKBP Resa.
Kasus pembunuhan terhadap SA menjadi pengingat bahwa kekerasan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja. Hingga saat ini, masyarakat menanti perkembangan lebih lanjut dari proses hukum yang sedang berlangsung. (*)