Selasa, 17 Jun 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Kejagung Pamerkan Duit Rp 11,8 Triliun Kasus Korupsi CPO Wilmar Group
Prabowo Putuskan 4 Pulau Kembali ke Pangkuan Aceh, Kekalahan Jokowi Lagi?
Indonesia Siap Guncang Dunia Basket, Jadi Tuan Rumah Dua Turnamen FIBA 3×3 Internasional
Begini Kondisi Petani Tembakau Temanggung, Usai Gudang Garam Hentikan Pembelian, di Ujung Tanduk
Petugas Damkar Kena Prank, Laporan Masuk Ada Ular Eh… Disuruh Tagih Utang Pinjol
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Jarang Diketahui, Ini Ritual Unik Gus Dur Belajar Kitab dan Strategi di Ponpes Tambak Beras

Kebiasaan Gus Dur dan Kiai Fatah Hasyim menunjukkan bahwa pembelajaran bisa menjadi ruang yang akrab, humanis, dan penuh rasa hormat. Tidak ada jarak antara guru dan murid, hanya ada rasa saling percaya dan cinta terhadap ilmu.

Nugroho P.
Last updated: Juni 17, 2025 12:20 pm
Nugroho P.
Juni 17, 2025
Share
4 Min Read
Gus Dur saat muda.
SHARE

PONPES  Tambak Beras, Jombang, menyimpan banyak kisah penuh hikmah dari para tokoh besar yang pernah menimba ilmu di sana. Salah satunya adalah KH Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Di masa mudanya, Gus Dur menjalani rutinitas malam yang sangat unik dan tak biasa dibandingkan santri pada umumnya.

Saat sebagian besar santri telah terlelap dalam keheningan malam, Gus Dur justru baru memulai perjalanannya menuntut ilmu. Lewat pukul satu dini hari, ia berjalan menuju kamar pamannya, Kiai Fatah Hasyim, pengasuh Ponpes Tambak Beras yang juga seorang ulama disegani di Jawa Timur.

Namun sebelum memulai mengaji kitab, ada satu ritual khas yang selalu dilakukan Gus Dur dan pamannya. Mereka bermain catur terlebih dahulu. Sebuah tradisi malam hari yang dilakukan hampir setiap hari. Bukan hanya untuk bersenang-senang, namun menjadi ajang melatih ketajaman logika dan strategi berpikir.

Kamar sederhana yang hanya diterangi lampu minyak itu menjadi ruang belajar sekaligus arena pertarungan ide. Di atas papan catur 64 kotak, Gus Dur dan Kiai Fatah Hasyim saling menguji kecerdasan. Kadang permainan belum selesai, tapi waktu ngaji sudah tiba. Maka, papan catur pun disimpan dengan rapi untuk dilanjutkan keesokan malamnya.

Dikutip Selasa (17/06/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @kanalunik, tampak bagaimana hubungan hangat antara Gus Dur muda dan pamannya.

Dalam video tersebut, disebutkan bahwa momen catur dan ngaji itu menjadi momen sakral yang membentuk karakter dan cara berpikir Gus Dur ke depan.

Kiai Fatah Hasyim dikenal suka bergurau saat bermain catur. Dengan senyum santai, ia sering berkata, “Dur, kamu nggak mungkin bisa ngalahkan saya.” Kalimat itu bukan sekadar lelucon, tapi juga latihan mental untuk melatih kesabaran dan konsentrasi Gus Dur.

Setelah permainan selesai, keduanya melanjutkan pengajian kitab Bulughul Maram. Kitab ini menjadi salah satu sumber utama dalam ilmu fikih, dan Gus Dur mempelajarinya secara privat langsung dari pamannya dengan pendekatan yang tenang namun dalam.

Dalam suasana remang-remang dan hening itu, Gus Dur menekuni ilmu agama dengan penuh kesungguhan. Namun ia juga menyerap nilai-nilai kehidupan dari interaksi dan kebiasaan yang tampak sederhana, seperti bermain catur.

Ritual ini menjelaskan bahwa metode pendidikan pesantren sangat fleksibel namun penuh makna. Belajar tidak melulu duduk kaku di ruang kelas, tetapi bisa dibungkus dalam kebiasaan yang menyenangkan dan tetap sarat hikmah.

Kebiasaan Gus Dur dan Kiai Fatah Hasyim menunjukkan bahwa pembelajaran bisa menjadi ruang yang akrab, humanis, dan penuh rasa hormat. Tidak ada jarak antara guru dan murid, hanya ada rasa saling percaya dan cinta terhadap ilmu.

Dari papan catur dan lembaran kitab kuning itulah Gus Dur melatih keseimbangan antara logika dan spiritualitas. Dua hal yang sangat penting dalam kehidupan, terlebih bagi seseorang yang kelak menjadi pemimpin bangsa.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa pemikiran besar seringkali lahir dari kebiasaan kecil yang dijalani dengan konsisten. Gus Dur membuktikan bahwa cara belajar yang unik justru melahirkan kekuatan intelektual dan moral yang luar biasa.

Ponpes Tambak Beras bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga ruang lahirnya pemimpin berjiwa besar. Gus Dur adalah bukti nyata bahwa pesantren bisa mencetak tokoh yang mampu menjembatani tradisi dan modernitas.

Kini, kisah tersebut menjadi inspirasi banyak santri dan pemuda. Bahwa belajar tidak selalu harus kaku dan formal. Justru dalam kehangatan, keunikan, dan ketulusan, ilmu bisa tumbuh dengan lebih kuat dan membumi. (*)

TAGGED:cara unik gus durgus durgus dur mudakaromah gus durritual gus dur
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Kejagung Pamerkan Duit Rp 11,8 Triliun Kasus Korupsi CPO Wilmar Group
Juni 17, 2025
Prabowo Putuskan 4 Pulau Kembali ke Pangkuan Aceh, Kekalahan Jokowi Lagi?
Juni 17, 2025
Indonesia Siap Guncang Dunia Basket, Jadi Tuan Rumah Dua Turnamen FIBA 3×3 Internasional
Juni 17, 2025
Begini Kondisi Petani Tembakau Temanggung, Usai Gudang Garam Hentikan Pembelian, di Ujung Tanduk
Juni 17, 2025
Petugas Damkar Kena Prank, Laporan Masuk Ada Ular Eh… Disuruh Tagih Utang Pinjol
Juni 17, 2025

Berita Terkait

Ilustrasi rumput laut cokelat.
Serba-serbi

Rumput Laut Cokelat Bisa Jadi Pengganti Panel Surya, Lebih Ramah Lingkungan

R. Izra
Penyuluh Agama Islam Ustaz Suhanda (berdiri kiri) bersama anak-anak punk binaannya di Rumah Hijrah, di Jatisampurna, Kota Bekasi.
Serba-serbi

‘Rumah Hijrah Punk’ Antar Suhanda Wakili Jabar di Ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025

R. Izra
Serba-serbi

Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi, Ilmuwan China Cetak Sejarah Baru Dunia Medis

Nugroho P.
Ilustrasi emisi karbon.
Serba-serbi

AI Bikin Emisi Karbon Raksasa Teknologi Melonjak hingga 150 Persen

R. Izra
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?