Senin, 16 Jun 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Cerita Junaidi Dimutasi dari Jabatannya di Pemkot Semarang Gara-gara Alwin Basri
‘Rumah Hijrah Punk’ Antar Suhanda Wakili Jabar di Ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025
Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi, Ilmuwan China Cetak Sejarah Baru Dunia Medis
Jadwal Lengkap MotoGP Italia 2025, Adu Gengsi Pembalap Dunia di Mugello
Segera Putuskan Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Prabowo Diingatkan soal Luka Lama Separatisme
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi, Ilmuwan China Cetak Sejarah Baru Dunia Medis

Jika tantangan teknis dan etik bisa diatasi, maka masa depan di mana pasien gagal jantung bisa mendapatkan jantung baru dari babi, bukanlah fiksi ilmiah, melainkan realita yang bisa diraih dalam beberapa dekade ke depan.

Nugroho P.
Last updated: Juni 16, 2025 10:19 am
Nugroho P.
Juni 16, 2025
Share
3 Min Read
ilustrasi babi
SHARE

`NARAKITA, GUANGZHOU – Dunia sains kembali dikejutkan oleh terobosan luar biasa dari para ilmuwan China. Untuk pertama kalinya, detak jantung manusia berhasil tercipta di dalam embrio babi, sebuah pencapaian revolusioner yang dapat membuka jalan baru dalam dunia transplantasi organ.

Eksperimen menakjubkan ini dipimpin oleh tim riset dari Guangzhou Institutes of Biomedicine and Health yang tergabung dalam Chinese Academy of Sciences. Dipimpin oleh Lai Liangxue, tim ini memaparkan temuan mereka dalam forum ilmiah bergengsi International Society for Stem Cell Research yang digelar di Hong Kong, beberapa hari lalu.

Para peneliti menyuntikkan sel punca jantung manusia ke dalam embrio babi yang masih berada pada tahap morula—yakni fase awal perkembangan embrio setelah pembuahan. Hasilnya, sel tersebut tumbuh dan membentuk jantung miniatur manusia di dalam tubuh embrio babi, yang bahkan sempat berdetak.

Embrio tersebut mampu bertahan hidup selama 21 hari sebelum akhirnya berhenti berkembang. Para ilmuwan menduga adanya gangguan interaksi biologis antara sel manusia dan babi yang menyebabkan kegagalan fungsi organ vital.

Langkah ini merupakan bagian dari pengembangan khimaira—organisme campuran dua spesies—dengan tujuan jangka panjang memproduksi organ manusia di dalam tubuh hewan. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi atas krisis global kekurangan organ untuk transplantasi.

“Babi dipilih karena organ dalamnya memiliki ukuran yang paling mendekati manusia,” jelas Lai dalam presentasinya. Ia menambahkan, meskipun proyek ini masih dalam tahap eksperimental, potensi keberhasilannya sangat besar.

Eksperimen sebelumnya oleh tim yang sama juga sempat mencuri perhatian. Saat itu, mereka berhasil menumbuhkan jaringan ginjal manusia di embrio babi dan mempertahankannya hidup selama satu bulan dalam rahim induknya.

Namun, tidak semua ilmuwan langsung menerima temuan ini dengan tangan terbuka. Hiromitsu Nakauchi, pakar sel punca dari Stanford University yang turut hadir dalam forum, menyebut bahwa klaim tersebut perlu pembuktian lebih lanjut. Ia menyoroti absennya data tentang seberapa besar proporsi sel manusia dalam organ yang ditumbuhkan.

“Untuk bisa digunakan dalam transplantasi, kita perlu tahu seberapa dominan jaringan manusia di dalam organ tersebut. Ini sangat krusial agar tidak memicu penolakan imun saat digunakan pada manusia,” jelasnya.

Pertanyaan soal etika juga mulai bergulir di tengah keberhasilan tersebut. Perdebatan klasik tentang batas antara eksperimen ilmiah dan moralitas kembali muncul, terutama terkait pencampuran materi genetik manusia dan hewan.

Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pencapaian ini telah membuka lembaran baru dalam sejarah medis modern. Dunia kini menanti tahap lanjutan dari eksperimen ini—apakah suatu saat kelak, manusia benar-benar bisa memiliki organ hasil “ternak” dari hewan.

Jika tantangan teknis dan etik bisa diatasi, maka masa depan di mana pasien gagal jantung bisa mendapatkan jantung baru dari babi, bukanlah fiksi ilmiah, melainkan realita yang bisa diraih dalam beberapa dekade ke depan. (*)

TAGGED:jantung babijantung manusiapenemuan terbarusolusi transplantasi jantungtemuan ilmiahtransplantasi jantung babi
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Cerita Junaidi Dimutasi dari Jabatannya di Pemkot Semarang Gara-gara Alwin Basri
Juni 16, 2025
‘Rumah Hijrah Punk’ Antar Suhanda Wakili Jabar di Ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025
Juni 16, 2025
Jantung Manusia Berdetak di Embrio Babi, Ilmuwan China Cetak Sejarah Baru Dunia Medis
Juni 16, 2025
Jadwal Lengkap MotoGP Italia 2025, Adu Gengsi Pembalap Dunia di Mugello
Juni 16, 2025
Segera Putuskan Sengketa 4 Pulau Aceh-Sumut, Prabowo Diingatkan soal Luka Lama Separatisme
Juni 16, 2025

Berita Terkait

Ilustrasi emisi karbon.
Serba-serbi

AI Bikin Emisi Karbon Raksasa Teknologi Melonjak hingga 150 Persen

R. Izra
Serba-serbi

Gedung Dakwah Muhammadiyah Kalibening Dibangun, Jadi Simbol Kebangkitan Sosial dan Keagamaan

Nugroho P.
Ilustrasi pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT) menggunakan tenaga surya dan kincir angin.
Serba-serbi

Serius Dorong Investasi Sektor EBT, Indonesia-Uni Eropa Bentuk EU Desk di BKPM

R. Izra
Serba-serbi

Mau Dapat Manfaat Sehat dari Ikan? Hindari Digoreng, Ini 4 Cara Masak yang Lebih Aman!

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?