NARAKITA, JAKARTA – Tim nasional Indonesia U-23 akan menghadapi lawan tangguh, Thailand U-23, dalam laga semifinal Piala AFF U-23 2025 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (25/7/2025). Laga ini menjadi panggung adu taktik dua pelatih anyar yang sama-sama baru menjabat di tahun ini.
Indonesia datang ke laga ini dengan semangat tinggi setelah meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang di fase grup. Di bawah kendali Gerald Vanenburg, Garuda Muda tampil cukup meyakinkan dan belum kebobolan satu gol pun sejauh ini.
Vanenburg, pelatih asal Belanda berusia 61 tahun, menjadi sosok baru di jajaran kepelatihan tim muda Indonesia. Meski baru menukangi skuad U-23 dalam tiga laga resmi, hasilnya terbilang positif dan cukup menjanjikan.
Tiga pertandingan pertama Vanenburg bersama timnas U-23 menghasilkan kemenangan besar 8-0 atas Brunei Darussalam, kemenangan tipis 1-0 atas Filipina, dan hasil imbang tanpa gol melawan Malaysia. Hasil tersebut mengantarkan Indonesia ke semifinal sebagai juara grup.
Sebelum melatih Indonesia U-23, Vanenburg dikenal sebagai pelatih dengan latar belakang kuat di sepak bola Belanda. Ia pernah menjabat sebagai pelatih tim muda Ajax Amsterdam dan terlibat dalam berbagai proyek pembinaan di klub-klub seperti Willem II, FC Eindhoven, dan PSV Eindhoven.
Selain menjadi pelatih kepala timnas U-23, Vanenburg juga dipercaya mendampingi pelatih timnas senior Indonesia, Patrick Kluivert, sebagai asisten. Duet ini menunjukkan kepercayaan tinggi yang diberikan PSSI terhadap strategi dan pengalaman sepak bola Belanda.
Di sisi lain, Thailand U-23 juga datang dengan pelatih baru: Thawatchai Damrong-Ongtrakul. Pria kelahiran Krabi ini resmi ditunjuk menangani tim muda Gajah Perang setelah federasi memutus kontrak pelatih sebelumnya, Takayuki Nishigaya, pada Juni 2025.
Thawatchai, yang kini berusia 51 tahun, bukan sosok asing di dunia sepak bola Thailand. Ia pernah menjadi pelatih di sejumlah klub ternama seperti Chonburi FC, Police Tero, hingga Bangkok United. Karier domestiknya yang panjang memberinya keunggulan dalam memahami karakter pemain muda lokal.
Dua pertandingan awal bersama Thailand U-23 dijalaninya dengan baik. Timnya menaklukkan Timor Leste dengan skor telak 4-0 dan bermain imbang 0-0 menghadapi Myanmar. Hasil ini cukup untuk membawa Thailand melaju ke babak semifinal sebagai runner-up grup.
Menariknya, baik Vanenburg maupun Thawatchai sama-sama belum pernah mencicipi kekalahan di Piala AFF U-23 2025. Laga semifinal nanti menjadi ajang uji mental dan taktik bagi keduanya dalam pertandingan penting pertama mereka di fase gugur.
Keunggulan Indonesia di laga nanti bisa datang dari status tuan rumah dan dukungan penuh suporter di Gelora Bung Karno. Sementara Thailand, seperti biasa, punya reputasi sebagai tim muda yang kuat secara teknis dan disiplin dalam bertahan.
Pertarungan ini bukan sekadar soal nama besar negara, tapi juga duel gaya kepelatihan: pendekatan Eropa yang dibawa Vanenburg versus filosofi sepak bola Thailand yang telah lama dikenal Thawatchai.
Jika Indonesia mampu menjaga ritme seperti saat melawan Brunei dan Filipina, kans melaju ke final sangat terbuka. Namun, Thailand bukan lawan sembarangan dan punya sejarah panjang dalam turnamen usia muda.
Kesiapan fisik dan mental akan menjadi kunci. Pelatih yang mampu membaca permainan lebih cepat dan melakukan penyesuaian strategi yang tepat bisa membawa timnya ke partai puncak.
Dengan semua catatan ini, laga semifinal nanti diprediksi berlangsung sengit. Tidak menutup kemungkinan pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti jika skor bertahan imbang hingga waktu normal dan tambahan selesai.
Duel antara Indonesia dan Thailand selalu menghadirkan gengsi tinggi. Kali ini, pertarungan tersebut hadir dalam balutan energi muda, ambisi besar, dan semangat baru dari dua pelatih yang ingin membuktikan diri.
Akan kah Garuda Muda terbang tinggi di rumah sendiri, atau Gajah Perang mampu mencuri kemenangan di tanah lawan? Jawabannya akan tersaji di GBK, Jumat malam. (*)