NARAKITA, JAKARTA – Kemunculan robot polisi dalam perayaan HUT ke-79 Bhayangkara memicu perbincangan luas di tengah masyarakat. Banyak pihak mempertanyakan sumber pendanaan dan harga robot yang dikabarkan mencapai miliaran rupiah per unit. Di tengah ramainya isu tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya angkat bicara.
Dalam keterangannya, Kapolri menegaskan bahwa robot yang diperkenalkan tersebut tidak dibiayai menggunakan anggaran negara. Ia menyebut, proyek ini masih dalam tahap uji coba dan belum masuk proses pengadaan resmi oleh institusi Polri.
“Tidak pakai anggaran, karena masih uji coba,” kata Kapolri saat dikonfirmasi di Jakarta. Pernyataan ini disampaikannya untuk meluruskan spekulasi yang berkembang luas di publik terkait biaya fantastis teknologi robotik tersebut.
Kapolri menjelaskan, kehadiran robot dalam perayaan Hari Bhayangkara merupakan bentuk kesiapan Polri menyambut era digital. Ia menyebut bahwa negara-negara maju sudah lebih dulu mengandalkan robot dalam mendukung tugas-tugas kepolisian, dan Indonesia perlu bersiap menuju arah yang sama.
Robot yang dipamerkan dikembangkan oleh PT Ezra Robotics Teknologi. Perusahaan tersebut memperkenalkan robot bernama I-K9, robot berkaki empat yang memiliki kemampuan mendeteksi bahan peledak dan mendukung operasi di medan sulit. Robot ini memiliki kecepatan lari 7 meter per detik, dilengkapi kamera, dan mampu membawa beban hingga 85 kilogram.
President Director PT Ezra Robotics Teknologi, R Dhanisakka V. Vardhana, menyebut harga dasar robot tersebut sekitar 260 ribu dolar AS atau hampir Rp3 miliar. Namun, ia menekankan bahwa robot yang ditampilkan belum digunakan dalam bentuk sepenuhnya otomatis atau operasional di lapangan.
“Yang kemarin hanya uji coba. Robot masih dikendalikan manual, autonomous-nya belum aktif,” jelas Dhanisakka. Dalam perayaan tersebut, Ezra menyerahkan lima unit robot untuk dipakai dalam simulasi patroli dan atraksi.
Meski masih sebatas uji coba, kehadiran robot polisi ini langsung menuai pro dan kontra. Sebagian masyarakat mendukung upaya modernisasi Polri, namun ada juga yang mengkritik langkah ini sebagai pemborosan jika tidak dirancang secara tepat guna.
Kapolri memastikan bahwa penggunaan teknologi ini akan terus dievaluasi. Ia menyatakan, Polri tidak akan gegabah mengambil keputusan tanpa kajian mendalam. “Kami sedang berproses. Semua akan dipertimbangkan secara matang,” tutupnya.