NARAKITA, JAKARTA – Panggung sepak bola Australia harus kehilangan satu nama dari skuad Timnas Indonesia. Brisbane Roar resmi melepas Rafael Struick, penyerang muda berusia 22 tahun, pada Selasa, 27 Mei 2025. Pengumuman mengejutkan ini muncul melalui akun Instagram resmi klub, mengakhiri kisah singkat sang pemain di Negeri Kanguru.
Tanpa embel-embel perpanjangan kontrak, klub menyampaikan salam perpisahan kepada Struick. “Brisbane Roar ingin mengonfirmasi kepergian Rafael Struick, yang meninggalkan klub setelah berakhir kontraknya,” tulis pernyataan klub. Langkah ini sekaligus menandai akhir dari petualangan Rafael di A-League yang kurang mengesankan.
Kontrak Rafael sejatinya masih tercatat aktif hingga 30 Juni 2025, sebagaimana tertera dalam data situs Transfermarkt. Namun, keputusan klub mengindikasikan pemutusan lebih awal dari masa kerja yang seharusnya. “Semua orang di Brisbane Roar mengucapkan terima kasih kepada Rafael atas kontribusinya musim ini dan mendoakan kesuksesan untuknya di masa depan,” bunyi lanjutan pernyataan klub.
Rafael Struick sendiri datang ke Brisbane Roar dari ADO Den Haag pada 16 September 2024. Namun, perjalanan kariernya di klub berjuluk The Lions itu terbilang singkat dan minim sorotan. Dari total 10 pertandingan yang dijalaninya, delapan kali ia hanya masuk sebagai pemain pengganti.
Dalam catatan menit bermain, Struick hanya mendapat total waktu 239 menit selama satu musim. Ia pun hanya mampu mencetak satu gol, sebuah angka yang kurang memuaskan untuk pemain di lini depan.
Situasi ini menambah daftar pemain Timnas Indonesia yang kini menyandang status tanpa klub. Sebelum Struick, nama-nama seperti Shayne Pattynama, Thom Haye, dan Kevin Diks lebih dulu dilepas oleh klub masing-masing — KAS Eupen, Almere City, dan FC Copenhagen.
Pelepasan Rafael menyoroti fenomena baru di Timnas Indonesia: gelombang pemain yang kehilangan klub menjelang tahun krusial menuju turnamen internasional. Situasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih Shin Tae-yong dalam menyiapkan tim.
Di tengah daftar yang terus bertambah, nasib kontrak beberapa pemain Timnas Indonesia juga berada di ujung tanduk. Jordi Amat dan Justin Hubner dilaporkan akan segera mengakhiri kontrak masing-masing dengan Johor Darul Takzim dan Wolverhampton Wanderers.
Di sisi lain, beberapa nama yang tak masuk daftar pemanggilan Timnas terbaru juga berada dalam situasi serupa. Saddil Ramdani (Sabah FC), Muhammad Ferarri (Persija Jakarta), Elkan Baggott (Ipswich Town), dan Ronaldo Kwateh (Muangthong United) berada di ambang habis kontrak.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan minimnya stabilitas klub bagi para pemain tim nasional. Tanpa klub yang mendukung performa mereka di level domestik, sulit bagi para pemain untuk menunjukkan kualitas saat dipanggil ke timnas.
Rafael Struick sendiri masih punya waktu untuk mencari pelabuhan baru. Usianya yang masih muda menjadi modal penting jika ia ingin membangun ulang kariernya. Banyak yang berharap ia bisa menemukan klub yang memberi kepercayaan dan menit bermain lebih besar.
Pihak federasi sepak bola Indonesia (PSSI) sejauh ini belum memberikan tanggapan mengenai tren pemain tanpa klub ini. Namun, langkah antisipasi tentu diperlukan demi menjaga kekuatan tim nasional jelang kompetisi penting.
Berikut daftar terbaru pemain Timnas Indonesia yang kini tanpa klub:
-
Shayne Pattynama (ex-KAS Eupen)
-
Thom Haye (ex-Almere City)
-
Kevin Diks (ex-FC Copenhagen)
-
Rafael Struick (ex-Brisbane Roar)
Pemain yang segera habis kontraknya:
-
Jordi Amat (Johor Darul Takzim), kontrak berakhir Mei 2025
-
Justin Hubner (Wolverhampton Wanderers), kontrak berakhir Juni 2025
Pemain lain berstatus rawan tanpa klub:
-
Saddil Ramdani (Sabah FC)
-
Muhammad Ferarri (Persija Jakarta)
-
Elkan Baggott (Ipswich Town)
-
Ronaldo Kwateh (Muangthong United)
Kini sorotan pun kembali pada manajemen karier dan stabilitas klub para pemain Timnas Indonesia. Apakah Struick akan segera mendapat klub baru? Dan mampukah para pemain lain mempertahankan tempat di level kompetitif? Waktu akan menjawab.