• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Kriminalitas dan Hukum

Eks Wali Kota Semarang Dituntut 6 Tahun, Hak Politik Dicabut

Nasib hukum mantan Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, memasuki babak baru. Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut hukuman berat atas dugaan kasus korupsi yang melibatkan dirinya, termasuk pencabutan hak politik.

T. Budianto
Last updated: Juli 30, 2025 8:37 pm
T. Budianto
Juli 30, 2025
Share
2 Min Read
SIDANG TUNTUTAN: Mantan Wali Kota Semarang, Hevearita G Rayau atau Mbak Ita (kerudung putih) tertunduk mendengarkan tuntutan jaksa di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (30/7). (Foto: bae)
SHARE

NARAKITA, SEMARANG- Jaksa Penuntut Umum KPK menuntut eks Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita dengan pidana penjara selama 6 tahun dan denda Rp500 juta, subsider 6 bulan kurungan.

Dalam lanjutan sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Semarang, Rabu (30/7), Jaksa juga menuntut hukuman tambahan berupa pencabutan hak politik selama dua tahun. Dengan begitu, Mbak Ita tak lagi diperbolehkan mencalonkan diri dalam jabatan publik, seperti pemilihan wali kota atau jabatan politik lainnya, setelah menjalani masa hukuman.

“Mencabut hak terdakwa untuk menduduki jabatan publik selama dua tahun, terhitung sejak terpidana selesai menjalani masa pidana,” ujar Jaksa Wawan Yunarwanto di hadapan majelis hakim.

Uang Pengganti

Jaksa juga menuntut agar Mbak Ita membayar uang pengganti sebesar Rp683,2 juta, paling lambat satu bulan setelah vonis memiliki kekuatan hukum tetap. Bila tidak dibayar, maka diganti dengan hukuman kurungan selama satu tahun.

Dalam amar tuntutan, jaksa mempertimbangkan sejumlah hal yang memberatkan, antara lain perbuatan terdakwa yang tidak mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan pemerintahan bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sedangkan yang meringankan, terdakwa bersikap sopan selama persidangan dan belum pernah dihukum.

Hevearita dinilai jaksa melanggar ketentuan dalam Pasal 12 huruf a, huruf f, dan Pasal 12B UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dengan tuntutan ini, nasib politik Mbak Ita ke depan berada di ujung tanduk. Putusan hakim akan menentukan apakah ia masih memiliki peluang kembali ke panggung politik, atau harus menepi secara permanen dari arena publik. (bae)

TAGGED:hevearita g rahayukasus korupsi eks wali kota semarangmba itapemkot semarang
Share This Article
Email Copy Link Print

T E R K I N I

Realisasi Dapur Gizi di Jateng Baru 12 Persen
Juli 31, 2025
Speling Jateng Deteksi Ribuan Warga Alami Gangguan Jiwa
Juli 31, 2025
Puan Ajak Legislator PDIP Siap Hadapi Revisi UU Pemilu 2029
Juli 31, 2025
Mantan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali
Kabar Duka dari PPP, Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali Meninggal Dunia
Juli 31, 2025
Ilustrasi gelombang tsunami. (grafis/tera)
BMKG Akhirnya Cabut Peringatan Dini Tsunami Dampak Gempa Rusia, Pengungsi Kembali ke Rumah
Juli 31, 2025

Trending Minggu Ini

Kongres Terutup PDI Perjuangan 2025: Strategi atau Ketakutan?
Juli 31, 2025
Cak Imin Usul, Gubernur Dipilih Presiden. Upaya Mundurkan Demokrasi?
Juli 26, 2025
Puan Maharani di Tengah. Penerus Ketum PDI Perjuangan?
Juli 31, 2025
Wacana Munaslub Golkar Lengserkan Bahlil Lahadalia
Juli 31, 2025
Undip Bantu Kopi Sekipan Naik Kelas Lewat Inovasi Kemasan dan Branding
Juli 26, 2025

Berita Terkait

Ilustrasi korban pelecehan atau kekerasan seksual.
Kriminalitas dan Hukum

Mahasiswi Unsoed Korban Kekerasan Seksual Oknum Profesor Masih Trauma

R. Izra
Kriminalitas dan Hukum

Aipda Robig Protes Jaksa Tak Mau Putar Rekaman CCTV

T. Budianto
Foto ilustrasi kampus Unsoed. Seorang guru besar di Universitas Jendral Soedirman atau Unsoed, diduga melakukan pelecehan sekseual terhadap mahasiswinya. Foto: dok.
Kriminalitas dan HukumPendidikan & Budaya

Guru Besar Unsoed Lakukan Pelecehan Seksual ke Mahasiswinya?

baniabbasy
Ekonomi Sirkular

Agustina Ajak Investor Bangun PSEL Jatibarang, Target Rampung 2027

T. Budianto
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?