NARAKITA, SEMARANG – Ekonom senior kelahiran Pati, Jawa Tengah, Kwik Kian Gie (KKG), wafat pada usia 90 tahun, Senin (29/7/2025) malam.
Kwik Kian Gie merupakan ekonom yang dikenal punya pikiran-pikiran tajam dan kritis.
Ia pernah menjabat sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Politikus senior PDIP itu lahir di Pati dan dibesarkan hingga masa remajanya di Semarang.
Lahir di Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1935, Kwik Kian Gie telah menunjukkan minatnya pada persoalan bangsa sejak belia.
Setelah menamatkan pendidikan SMA, ia sempat mengenyam pendidikan tingkat persiapan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia selama satu tahun.
Hasratnya pada ilmu ekonomi membawanya merantau ke Belanda pada tahun 1956 untuk melanjutkan studi di Nederlandsche Economiche Hogeschool Rotterdam (kini Erasmus Universiteit Rotterdam) hingga lulus pada 1963.
Almamaternya ini dikenal melahirkan banyak tokoh besar Indonesia, termasuk Wakil Presiden pertama Mohammad Hatta dan para menteri legendaris seperti Sumitro Djojohadikusumo.
Dedikasinya tidak hanya pada tataran ide, tetapi juga aksi nyata.
Dalam sebuah wawancara, ia pernah menyampaikan bahwa sejak di bangku SMA beliau merasa bahwa “kehadirannya di dunia hanya berarti kalau karyanya bermanfaat bagi orang banyak.”
Hal ini ia wujudkan dalam dua bidang utama: penyelenggaraan negara dan pendidikan.
Bahkan sebelum lulus SMA, ia turut mendirikan SMA Erlangga di Surabaya pada tahun 1954.
Kontribusinya di dunia pendidikan berlanjut dengan menjadi anggota pengurus Yayasan Trisakti sejak 1968, mendirikan sekolah MBA pertama di Indonesia, Institut Manajemen Prasetiya Mulya, bersama Prof Panglaykim pada 1982, serta mendirikan Institut Bisnis Indonesia (IBI) pada 1987 yang kini dikenal sebagai Kwik Kian Gie School of Business.
Sekembalinya di tanah air, dia menggeluti dunia bisnis, sambil menulis di berbagai media massa tentang ekonomi dan politik.
Pada tahun 1987 ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia.
Dalam tahun yang sama dia mewakili PDI sebagai anggota Badan Pekerja MPR.
Ketika Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan, KKG menduduki jabatan Ketua DPP merangkap Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan.
Kwik Kian Gie juga sempat menjadi penasihat bidang ekonomi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
KKG terlihat beberapa kali mendatangi kediaman Prabowo yang saat itu menjadi calon presiden (capres) untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Salah satunya terjadi pada Senin (17/9/2018), saat keduanya membahas sejumlah persoalan seperti masalah kemiskinan, pengangguran, dan strategi dalam mengatasinya.
“Saya hanya berbicara soal ekonomi dan konsepnya, jadi bagaimana menurut pikiran saya mengatasi kemiskinan, bagaimana mengatasi pengangguran,” ujar Kwik saat memberikan keterangan di kediaman Prabowo, Jakarta, Senin (17/9/2018).
Pada kesempatan yang sama, Prabowo mengatakan, dirinya memiliki kesamaan pemikiran dengan Kwik Kian Gie terkait sektor ekonomi. Ia menilai Kwik merupakan sosok ahli ekonomi sekaligus mantan pejabat publik yang memiliki pengalaman yang sangat baik.
Wafatnya KKG juga mendapat perhatian Sandiaga Uno. Sandiaga menyebut, Kwik sebagai mentornya.
“Selamat jalan, Pak Kwik Kian Gie. Ekonom, pendidik, nasionalis sejati. Mentor yang tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran. Yang berdiri tegak di tengah badai, demi kepentingan rakyat dan negeri. Indonesia berduka,” ujar Sandi dalam akun resmi Instagram-nya, Senin (28/7/2025) malam. (*)