Minggu, 6 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Sirkular

EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya

Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyebut, peralihan secara masif dari energi fosil menuju EBT bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi global 21 persen pada 2060.

R. Izra
Last updated: Juli 6, 2025 2:35 pm
R. Izra
Juli 6, 2025
Share
4 Min Read
Ilustrasi energi baru terbarukan (ebt) pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (narakita/grafis/tera)
Ilustrasi energi baru terbarukan (ebt) pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (narakita/grafis/tera)
SHARE

NARAKITA – Kajian yang dilakukan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Octopus Energy, dan Pardee Institute di Universitas Denver, menyebut energi baru terbarukan (EBT) bisa mendorong pertumbuhan ekonomi global 21 persen pada 2060.

Hasil kajian itu menyatakan, pertumbuhan ekonomi itu teracapai jika dunia secara cepat beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

Sementara, pada saat yang sama dunia mengatasi masalah kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan dua langkah secara beriringan itu, maka akan ada penghematan besar di sektor energi global yang bisa mencapai 20 triliun dolar AS.

Mengutip Edie, Sabtu (5/7/2025), studi mencatat jika tidak ada perubahan signifikan terhadap kebijakan nasional di berbagai negara maka bahan bakar fosil akan terus menyumbang lebih dari separuh (51,2 persen) produksi energi primer pada tahun 2060.

Produksi energi primer adalah total energi yang diekstrak atau dipanen langsung dari alam.

Jadi, proyeksi ini menunjukkan bahwa, meski ada dorongan untuk energi terbarukan, kita masih akan sangat bergantung pada bahan bakar fosil bahkan hingga tahun 2060 bila tidak ada perubahan kebijakan.

Hal tersebut akan menyebabkan intensitas energi tetap tinggi.

Intensitas energi ini merupakan ukuran seberapa banyak energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit Produk Domestik Bruto.

Artinya, jika intensitas energi tinggi maka suatu negara atau ekonomi membutuhkan banyak energi untuk menghasilkan kekayaan atau output ekonomi, menunjukkan pemborosan atau kurangnya efisiensi energi secara keseluruhan.

Sementara itu, kendala infrastruktur jaringan, yang disebabkan oleh kurangnya investasi dan sistem perencanaan yang ketinggalan zaman, akan menghambat penyerapan energi terbarukan dan merusak akses energi universal.

Padahal, emisi yang dihasilkan dari sektor listrik, transportasi, industri, dan bangunan saja akan menyebabkan tingkat pemanasan global yang akan melampaui batas Perjanjian Paris, membahayakan kehidupan dan merusak kemajuan dalam akses energi, pendidikan, air bersih, sanitasi, dan gizi.

Akan tetapi laporan ini juga menjelaskan apa yang akan terjadi jika upaya untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan seperti tenaga angin, surya, dan panas bumi dibarengi dengan perubahan kebijakan untuk meningkatkan mata pencarian dan kesejahteraan.

Apa yang bisa disimpulkan adalah sangat mungkin untuk memangkas separuh intensitas energi dan mengurangi pangsa bahan bakar fosil dalam produksi primer menjadi 11,5 persen pada tahun 2060.

Pengurangan intensitas energi akan dipimpin oleh negara-negara berpenghasilan tinggi, yang lebih dari cukup untuk mengkompensasi peningkatan permintaan dan intensitas energi seiring dengan berkembangnya negara-negara lain.

Jika skenario ini dijalankan, total akumulasi uang yang bisa dihemat secara global hingga tahun 2060 adalah 20,4 triliun dolar AS dibandingkan terus-menerus menggunakan pendekatan yang bergantung pada bahan bakar fosil.

Rincian penghematan menurut studi yakni sebesar 8,9 triliun dolar AS yang didapat dari penggunaan energi yang lebih efisien di berbagai sektor serta teknologi yang lebih hemat energi.

Lalu sebesar 11,5 triliun dolar AS yang berasal dari biaya energi terbarukan yang lebih rendah. Rincian tersebut belum termasuk biaya yang dapat dihindari dari risiko dampak negatif dari perubahan iklim.

Dengan beralih ke energi terbarukan dan mengurangi emisi, kita dapat mengurangi keparahan risiko-risiko tersebut sehingga menghindari biaya-biaya besar yang seharusnya akan ditanggung.

“Saat ini, dunia menghadapi tantangan ganda: memajukan kesejahteraan manusia sambil mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan yang didorong oleh bahan bakar fosil,” kata direktur global perubahan iklim UNDP, Cassie Flynn. (*)

TAGGED:ebt dongkrak ekonomi globalebt ekonomi globalpbbundp
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Juli 6, 2025
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Juli 6, 2025
Sekolah Rakyat di Jateng Dibuka, 1.075 Siswa Kurang Mampu Siap Terima Pendidikan Gratis
Juli 5, 2025
Jasad Notaris Perempuan Ditemukan di Sungai Citarum, Polisi Amankan Dua Terduga Pelaku
Juli 5, 2025
Kasus Penembakan Siswa SMKN 4, DPR Minta Publik Awasi Ketat Proses Hukum
Juli 5, 2025

Berita Terkait

Sirkular

Singapura Incar Potensi Hijau Jateng, Investasi Tembus Rp2 Triliun di Awal 2025

Nugroho P.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). (net)
Sirkular

Serius Dorong EBT, Danantara Investasikan 120 Juta Dolar AS untuk Pertamina NRE

R. Izra
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara [pixabay]
Sirkular

Irlandia Suntik Mati Seluruh PLTU Batu Bara, Andalkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

R. Izra
Ilustrasi Anugerah Adipura
Sirkular

Menteri LH: Daerah yang Gagal Kelola Sampah ‘Dianugerahi’ Predikat Kota Kotor

R. Izra
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?