NARAKITA, BOGOR – Sektor industri, khususnya industri semen, diharapkan lebih banyak menggunakan energi terbarukan sebagai bentuk langkah kongkrit mendukung program pemerintah, mewujudkan target Indonesia mencapai net zero emissions 2060.
Harapan itu disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi VII DPR RI ke PT. Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Senin (14/7/2025).
“Industri semen adalah salah satu sektor yang memiliki tingkat konsumsi energi sangat tinggi, serta menghasilkan emisi karbon signifikan. Maka, sektor ini justru memiliki potensi terbesar untuk menjadi motor penggerak transisi energi di Indonesia,” ujar Novita.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, transformasi energi tidak cukup hanya digerakkan oleh pemerintah pusat, tetapi juga harus diadopsi oleh pelaku usaha di lapangan.
Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, sektor industri menyumbang sekitar 22% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional pada 2022, di mana industri semen menjadi salah satu kontributor utama karena ketergantungan terhadap energi fosil, terutama batu bara.
Sebab itu, dalam hal ini, Novita turut menyoroti pentingnya adopsi teknologi rendah karbon seperti pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF), biomassa, dan co-processing limbah sebagai sumber energi alternatif.
Novita juga menyayangkan masih belum maksial dan optimalya kolaborasi antara industri dan pemerintah daerah. “Masih banyak MoU antara industri dan pemda yang hanya berhenti di atas kertas, tidak ada tindak lanjut nyata. Padahal, peran daerah sangat vital dalam mempercepat adopsi teknologi energi terbarukan,” tegasnya.
Untuk itu, Novita mengajak pelaku industri untuk dapat mengambil peran sebagai ‘bapak asuh’ gerakan energi hijau di daerah. “Industri bisa berperan sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam membina program energi hijau berbasis masyarakat, seperti pengelolaan sampah menjadi energi atau pembangunan unit RDF lokal. Jangan tunggu diperintah, harus proaktif,” serunya.
Sebagai bentuk dukungan legislaif, Komisi VII DPR RI berkomitmen untuk terus mengawal regulasi yang mendukung transformasi energi di sektor industri. Termasuk di dalamnya adalah insentif fiskal untuk industri yang menerapkan efisiensi energi, kemudahan perizinan untuk teknologi hijau, dan kebijakan transisi energi yang adil bagi semua.
“Kalau kita ingin masa depan energi Indonesia lebih bersih dan berkelanjutan, industri semen harus jadi pelopornya, bukan pengekor,” tutupnya.(*)