Selasa, 8 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Prabowo Tugaskan Gibran Selesaikan Masalah Papua, akan Berkantor di Bumi Cendrawasih?
Raja Media Dahlan Iskan Tersangka Penggelapan, Pelapornya Jawa Pos
Begini Nasib Honorer (Non-ASN) Yang Tidak Lolos PPPK dan CASN
Orang Kaya Thailand Ungkap Tarif Impor Trump akan Untungkan Jepang
Dana Bansos Masuk Meja Judi: Setengah Juta Penerima Terlibat
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Politiik

DPR Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah

Proyek Penulisan Ulang Sejarah Nasional yang digagas Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuai polemik. Salah satunya penyebabnya, pernyataan Menbud Fadli Zon yang menyebut tak ada bukti soal pemerkosaan massal ‘98.

baniabbasy
Last updated: Juli 8, 2025 12:25 pm
baniabbasy
Juli 8, 2025
Share
5 Min Read
Ketua DPR RI Puan Maharani saat dimintai keterangan oleh awak media terkait polemik penulisan ulang sejarah nasional. Puan meminta agar penulisan ulang sejarah ditulis sejelas-jelasnya, transparan dan akuntabel. Foto: dok/ist
Ketua DPR RI Puan Maharani saat dimintai keterangan oleh awak media terkait polemik penulisan ulang sejarah nasional. Puan meminta agar penulisan ulang sejarah ditulis sejelas-jelasnya, transparan dan akuntabel. Foto: dok/ist
SHARE

NARAKITA, JAKARTA- Pimpinan DPR RI berencana membentuk Tim Supervisi terhadap proyek penulisan ulang sejarah yang tetap akan dilakukan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenbud RI),. Tim ini bertugas untuk memperdalam dan memperjelas penulisan sejarah.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengaku, pembentukan tim itu diputuskan setelah para pimpinan DPR berkonsultasi dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. “Jadi jangan sampai fakta-fakta sejarah kemudian tidak dihargai dan dihormati,” kata dia saat ditemui di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta (7/7/2025).

Tim Supervisi ini dibentuk setelah proyek penulisan ulang sejarah yang diusulkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon menuai berbagai kontroversi.

Sebelumnya dalam beberapa kesempatan, Puan Maharani mengingatkan agar penulisan sejarah berjalan benar-benar tanpa menghilangkan fakta-fakta penting yang ada. Puan yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan itu tidak ingin ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam proses penulisan ulang sejarah, apalagi sampai dihilangkan jejak sejarahnya.

“Ya itu apapun kalimatnya, apapun kejadiannya jangan sampai ada yang tersakiti, jangan sampai ada yang dihilangkan karena sejarah tetap sejarah. Jadi harus dikaji dengan baik dan dilakukan dengan hati-hati. Seluruh proses penulisan harus dilakukan dengan penuh tansparansi an akuntabilitas” tegas Puan.

Sebelumnya, sejumlah anggota Komisi X DPR RI juga meminta agar penulisan ulang sejarah Indonesia yang tengah dilakukan Kemebud ditunda bahkan dihentikan karena menuai banyak kontroversi.

Salah satunya terkait insiden pemerkosaan massal dalam tragedi 1998 dalam penulisan sejarah ulang. Hal ini buntut pernyataan Menbud Fadli Zon yang menyebut tak ada bukti soal pemerkosaan massal ‘98.

Menbud Fadli Zon sendiri mengaku jika penulisan ulang sejarah itu akan melibatkan 113 sejarawan dari seluruh pelosok negeri. Semua sejarawan itu masuk dalam Tim Penulisan Ulang Sejarah Nasional. Sayangnya, tidak semua sejarawan bersedia, beberapa diantaranya justeru mengundurkan diri dari tim karena menemukan beberapa kejanggalan. Salah satu diantaranya adalah arkeolog Profesor Harry Truman Simanjutak.

Dalam kesempatan lain, cucu Proklamator RI Sukarno itu mengingatkan agar jangan sampai ada sejarah yang dihilangkan. Hal tersebut disampaikan Puan saat dimintai tanggapan soal penulisan ulang sejarah Indonesia yang akan menghapus istilah ‘Orde Lama’ pada akhir Mei lalu.

“Kalau memang ingin diperbaiki silakan, namun namanya sejarah apakah itu pahit ataukah baik ya kalau memang harus diulang ya diulang dengan sebaik baiknya. Penulisan ulang sejarah, tidak boleh mengaburkan fakta sejarah yang pernah terjadi sejak Indonesia merdeka,” imbuh mantan Menko PMK itu.

Puan juga mengingatkan agar semangat Jas Merah yang digaungkan Proklamator sekaligus Presiden pertama RI, Sukarno, tetap dipegang teguh, menjadi pedoman terkait rencana penulisan ulang sejarah bangsa.

Puan mengakui, memang tak semua catatan sejarah bangsa Indonesia indah. Namun ia menyebut penting agar sejarah tetap dimaknai sebagai mana adanya agar nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah itu tetap hidup di tengah-tengah masyarakat.

“Bagaimana kemudian ke depan itu kita harus juga memperlihatkan kepada generasi muda bahwa Indonesia itu berdiri oleh pahlawan-pahlawan kita, oleh apapun yang terjadi ya. Harus tahu kenapa Indonesia berdiri, pahit dan getirnya, berhasil dan baiknya, itu karena memang sudah banyak sekali hal yang terjadi,” tukas Puan.

Akhiri Polemik

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad berharap, dengan terbentuknya Tim Supervisi ini, polemik penulisan ulang sejarah nasional yang digagas koleganya di Partai Gerindra, yakni Menbud Fadli Zon, diakhiri.

“Sehingga hal-hal yang menjadi kontroversi itu akan menjadi perhatian khusus oleh tim ini dalam melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang dilakukan tim yang dibentuk oleh Kementerian Kebudayaan,” ujar Dasco yang uga Ketua Hari DPP Partai Gerindra itu.

Dasco memastikan, Tim Supervisi terdiri dari Komisi III DPR RI yang membidangi hukum dan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan kebudayaan, akan akan bekerja secara profesional.

Ia menegaskan, tugas utama Tim Supervisi adalah memastikan sejarah ditulis ulang dengan baik. “Ya itu setelah konsultasi dengan Ketua DPR dan sesama pimpinan DPR lainnya, maka DPR akan membentuk menugaskan tim supervisi penulisan ulang sejarah,” tutup Dasco.(*)

TAGGED:fadli zonmengapa sejarah harus ditulis ulang?Menteri Kebudayaan RI Fadli ZonPolemik penulisan ulang sejarah nasionalpuan maharaniSufmi Dasco Ahmad
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Prabowo Tugaskan Gibran Selesaikan Masalah Papua, akan Berkantor di Bumi Cendrawasih?
Juli 8, 2025
Raja Media Dahlan Iskan Tersangka Penggelapan, Pelapornya Jawa Pos
Juli 8, 2025
Begini Nasib Honorer (Non-ASN) Yang Tidak Lolos PPPK dan CASN
Juli 8, 2025
Orang Kaya Thailand Ungkap Tarif Impor Trump akan Untungkan Jepang
Juli 8, 2025
Dana Bansos Masuk Meja Judi: Setengah Juta Penerima Terlibat
Juli 8, 2025

Berita Terkait

PolitiikTerkini

Putusan Pemilu Terpisah: Siapa Dukung, Siapa Menolak?

T. Budianto
Ketua DPR RI Puan Maharani.
Terkini

Berduka Dirut RS Indonesia di Gaza Tewas Dibom Israel, Puan: Ini Masalah Kemanusiaan

R. Izra
Ketua DPR RI Puan Maharani
Politiik

Puan Ingatkan Agar Penulisan Sejarah Ulang Nasional Tak Hilangkan Jejak Sejarahnya

R. Izra
Pansus Pengelolaan Ruang Udara DPR RI menyoroti sebagian wilayah udara Indonesia yang dikendalikan oleh asing.
InternasionalPolitiik

Wilayah Udara Kedaulatan NKRI Dikendalikan Asing

baniabbasy
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?