NARAKITA, SEMARANG – Anak-anak panti asuhan Griya Bahtera Kasih tak dapat menyembunyikan kegembiraanya saat panitia kurban Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Wates menyambangi kediaman mereka di jalan Robyong, Desa Wonorejo, Kecamatan Mijen. Wajah-wajah sumringah menyambut panitia yang membawakan empat besek ukuran sedang daging sembelihan kurban pihak masjid, Sabtu (7/6/2025).
Ya, di hari raya Iduladha, anak-anak panti asuhan di bawah naungan yayasan Nasrani ini bisa ikut bergembira menikmati daging kurban umat muslim. Pihak Masjid At-Taqwa Ngaliyan mendistribusikan sembelihan kurbannya ke warga dan komunitas sekitar masjid, termasuk panti asuhan Griya Bahtera Sejahtera yang hanya berjarak 500 meter dari masjid.
Ibu Ipung (55), pengelola panti asuhan, merasa senang sekaligus terharu atas kedatangan panitia kurban. “Terima kasih atas pemberian daging kurbannya. Kami senang sekali,” ucap Ipung dengan mata berbinar-binar kepada panitia kurban yang diwakili Sekretaris Takmir Masjid At-Taqwa Ngaliyan Yusuf Isnan, M. Ag (49). dan Humas Agung Setia Bakti, M.Si (47).
Tidak hanya anak-anak panti asuhan, kegembiraan serupa dirasakan pula penghuni asrama putra SMK Bagimu Negeri, yang juga dikelola yayasan Nasrani. Daging kurban tersebut diberikan ke asrama siswa yang sekolahnya tepat berdiri di seberang jalan masjid.
Ada 130 siswa yang penghuni asrama yang Mayoritas berasal dari luar Jawa. Mereka diberi beasiswa penuh Yayasan SMK Bagimu Negeri.
“Kami merasa senang sekali karena mendapat perhatian. Mendapat berbagi kasih. Ini kan simbol perhatian, simbol kasih dari rekan-rekan di masjid. Kami terima, kami senang sekali,” ujar Yosef (24), pengasuh asrama dengan penuh rasa haru.
Lulusan Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang ini mengapresiasi kepedulian masjid terhadap sesama, khususnya kepada tetangga yang berdekatan. Masjid At-Taqwa Ngaliyan mendistrisbusikan daging kurban kepada lingkungan sekitar tanpa pandang bulu, termasuk komunitas non-muslim.
“Program yang keren. Kita pikir sih program seperti ini perlu digalakkan. Terutama untuk sekitar dulu deh, untuk untuk ketangga dulu. Ini program yang bagus perlu dilanjutkan,” puji Yosef.
Sejak masjid resmi beroperasi Mei tahun 2024 lalu, kata Yusuf Isnan, pihaknya menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar tanpa membeda-bedakan, termasuk dengan pihak Yayasan SMK Bagimu Negeri. Sebagai tetangga dekat masjid, kedua pihak berhubungan erat satu sama lain. Pihak sekolah, misalnya acapkali membantu dengan menyediakan lahan parkir di halaman sekolah saat ada kegiatan besar masjid.
“Pemberian daging kurban ini adalah simbol persaudaraan yang sudah terjalin antara masjid dan yayasan. Kami ingin menunjukkan bahwa kebahagiaan di Hari Raya ini bukan hanya milik umat Muslim, tetapi juga untuk seluruh warga sekitar, tanpa memandang agama,” ujar Yusuf.
Pada Iduladha tahun ini, Masjid At-Taqwa Ngaliyan memotong tiga ekor sapi dan tujuh kambing, bagian dari total 178 ekor sapi dan 228 kambing yang berhasil dihimpun oleh Muhammadiyah Semarang melalui Lazismu.
Yusuf menambahkan, “Kami tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga berbagi kasih sayang. Ini adalah wujud dari ajaran Islam yang mengajarkan rahmatan lil ‘alamin, kasih sayang untuk seluruh umat manusia.”
Syiar Islam yang penuh kasih
Ketua Takmir Masjid At-Taqwa Ngaliyan, Prof. Dr. Ahwan Fanani (46), menegaskan bahwa pemberian daging kurban kepada non-Muslim adalah bagian dari syiar Islam yang penuh kasih sayang.
“Islam mengajarkan kita untuk berbagi dengan siapa saja, tanpa memandang perbedaan agama. Hari Raya Iduladha adalah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa kebahagiaan ini bisa dinikmati oleh semua orang, termasuk mereka yang tidak seagama dengan kita,” katanya dengan penuh semangat.
Sambutan serupa datang dari Ketua Majelis Tarjih Pimpinan Muhammadiyah Daerah (PDM) Kota Semarang, Dr. Sukendar. Dalam kesempatan terpisah, Dr. Sukendar, Ahad (7/6/2025), menyampaikan, bahwa berbagi daging kurban kepada non-Muslim merupakan bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya berbagi kebahagiaan kepada seluruh umat manusia.
“Rasulullah SAW juga mencontohkan untuk berbagi dengan tetangga, bahkan yang non-muslim. Dalam hadis, kita diajarkan untuk memberikan masakan kepada tetangga, apapun agamanya,” ujarnya.
Wakil Dekan Fakultas Ushuludin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang ini juga menyebutkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin, kasih sayang untuk seluruh alam, termasuk kepada mereka yang tidak seagama.
“Kurban adalah momen untuk mempererat persaudaraan, memperlihatkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang, dan berbagi dengan sesama, tidak hanya sesama Muslim, tetapi juga kepada non-muslim,” jelasnya dengan penuh semangat.
Kurban sebagai wujud persaudaraan
Iduladha kali ini di Masjid At-Taqwa Ngaliyan bukan hanya tentang penyembelihan hewan kurban. Lebih dari itu, ini adalah momen berbagi, mempererat persaudaraan, dan membangun kebersamaan antara umat beragama yang hidup berdampingan.
Bagi penghuni panti asuhan Griya Bahtera Kasih dan asrama SMK Bagimu Negeri, daging kurban yang mereka terima bukan hanya memberikan kebahagiaan duniawi, tetapi juga mengingatkan mereka tentang pentingnya hidup berdampingan dalam kasih sayang.
Yosef, pengasuh asrama, mengungkapkan dengan tulus, “Kami merasa hidup berdampingan dengan teman-teman masjid. Kita saling berbagi kasih, tanpa membedakan apapun.”
Melalui tindakan sederhana ini, Muhammadiyah Semarang mengirimkan pesan kuat bahwa berbagi adalah jalan menuju kedamaian dan persatuan. Di tengah dunia yang penuh dengan perbedaan, Muhammadiyah menunjukkan bahwa kasih sayang, kebersamaan, dan pengorbanan bukanlah milik satu agama atau kelompok saja, tetapi milik seluruh umat manusia. (*)