• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Beras Oplosan Premium Viral, Apakah Aman Bila Sudah Terlanjur Dimakan? Ini Penjelasan Dokter

Secara umum, beras oplosan tidak akan menyebabkan efek kesehatan berat selama tidak dicampur zat asing atau bahan kimia berbahaya.

Nugroho P.
Last updated: Juli 15, 2025 2:38 pm
Nugroho P.
Juli 15, 2025
Share
5 Min Read
Makan nasi beras oplosan.
SHARE

NARAKITA, JAKARTA – Maraknya praktik pengoplosan beras belakangan ini membuat publik geram sekaligus khawatir. Terlebih, beras tersebut dipasarkan dalam kemasan premium dan beredar luas di ritel modern, seperti minimarket hingga supermarket.

Temuan tersebut diungkap langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang menyebut bahwa sebanyak 212 merek beras tidak memenuhi ketentuan standar mutu. Dari jumlah itu, 26 di antaranya kuat dugaan merupakan hasil campuran antara beras mutu rendah dengan beras berkualitas.

Lebih parahnya lagi, hasil uji lapangan menyasar produk dari sejumlah perusahaan besar yang selama ini dikenal publik sebagai produsen beras ternama. Wilayah distribusi beras-beras tersebut mencakup sejumlah provinsi, dari Aceh, Lampung, hingga wilayah Jabodetabek dan Yogyakarta.

Pelanggaran ditemukan dalam berbagai aspek, mulai dari bobot yang tidak sesuai label, klaim kualitas premium yang menipu, hingga penambahan unsur tertentu untuk memperindah tampilan. Tak sedikit konsumen merasa tertipu karena membeli produk mahal namun isinya tak sebanding.

Tak pelak, kekhawatiran pun bermunculan. Apakah beras oplosan bisa membahayakan jika telah dikonsumsi? Banyak warga bertanya-tanya, terlebih bagi mereka yang terlanjur memasak dan menghidangkan beras yang diduga tidak murni.

Seberapa Bahaya

Menanggapi keresahan tersebut, dokter spesialis penyakit dalam, dr Aru Ariadno, SpPD-KGEH, menjelaskan bahwa tidak semua beras oplosan otomatis berbahaya. Menurutnya, selama beras tersebut tetap berbahan dasar beras asli tanpa bahan kimia, maka dampaknya tidak fatal secara medis.

“Secara umum, beras oplosan tidak akan menyebabkan efek kesehatan berat selama tidak dicampur zat asing atau bahan kimia berbahaya,” ujarnya saat dihubungi pada Selasa (15/7/2025).

Namun, ia menekankan bahwa kualitas beras tentu mempengaruhi nilai gizi makanan. Dalam beras premium, biasanya kandungan vitamin B1 atau tiamin lebih tinggi dibanding beras biasa. Bila dicampur, maka nilai gizinya bisa menurun.

Tak hanya itu, kualitas beras juga mempengaruhi daya tahan nasi yang dihasilkan. Menurut dr Aru, nasi dari beras berkualitas rendah cenderung lebih cepat basi, bertekstur lembek, dan mudah berair ketika disimpan dalam suhu ruang.

“Kalau pakai beras bagus, nasi bisa tahan seharian tanpa berubah rasa. Tapi kalau kualitasnya di bawah, biasanya cepat asam,” ungkapnya.

Meski dari sisi kesehatan tidak menyebabkan keracunan langsung, ia menyoroti bahwa persoalan utama terletak pada etikanya. Beras dengan mutu rendah dijual seolah-olah berstandar tinggi, dan dijajakan dengan harga premium. Ini, menurut dr Aru, adalah bentuk penipuan sistematis yang merugikan konsumen.

Ia mengingatkan bahwa tindakan semacam ini mencerminkan degradasi moral pelaku usaha yang hanya mengejar untung tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat luas.

“Kalau bicara medis mungkin tidak bahaya langsung. Tapi secara sosial dan etika, ini sangat memprihatinkan. Konsumen ditipu, uang habis, gizi pun berkurang,” ucapnya.

dr Aru juga mengimbau masyarakat agar lebih selektif saat membeli bahan pangan pokok, termasuk beras. Ia menyarankan agar pembeli mencermati warna, tekstur, aroma, dan label kemasan secara teliti sebelum memutuskan membeli.

Senada dengan itu, seorang pengepul beras di Banjarnegara, Suparlan (47), menambahkan bahwa solusi paling aman agar tidak tertipu adalah membeli langsung dari penggilingan padi. Menurutnya, proses di lapangan bisa disaksikan langsung oleh pembeli, sehingga tidak ada ruang untuk manipulasi.

“Kalau beli dari kami langsung, bisa lihat berasnya diolah di depan mata. Nggak mungkin ada campur-campur. Dari dulu saya nggak pernah niat untuk nipu orang desa,” ujar Suparlan saat ditemui di tempat usahanya.

Ia mengaku miris melihat praktik oplosan yang kini viral. Baginya, menjual beras apa adanya lebih berkah ketimbang mengoplos dan mengelabui pembeli demi untung sesaat.

Kasus beras oplosan ini pun jadi pelajaran penting bagi semua pihak: pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat. Bagi pelaku, ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan konsumen tidak bisa dibeli dengan kemasan semata. Bagi pemerintah, ini sinyal untuk memperketat pengawasan rantai distribusi pangan.

Sementara bagi masyarakat, penting untuk kembali membangun budaya waspada dan kritis saat berbelanja. Karena di balik sebutir nasi, bisa jadi tersimpan praktik curang yang tak kasat mata. (*)

TAGGED:beli beras asliberas palsuBeras Premium Oplosanefek makan beras oplosanefek makan beras palsu
Share This Article
Email Copy Link Print
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

T E R K I N I

Gubernur Ahmad Luthfi meninjau pelaksanaan program cek kesehatan gratis dan program Speling di Temanggung, Selasa (15/7/2025). (humas pemprov)
4,6 Juta Warga Jateng Akses Program Cek Kesehatan Gratis, Terintegrasi dengan Speling
Juli 15, 2025
Ketua DPR RI Puan Maharani saat diwawancara awak media di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Soal Rencana Bansos Permanen untuk Tiga Golongan, Puan Ingatkan Perkara Validasi Data
Juli 15, 2025
Aspidsus Kejati Jateng, Lukas Alexander Sinuraya (tengah) sedang menjelaskan kasus korupsi pembiayaan ekspor LPEI Surakarta. (humas kejati)
Tak Kapok Dipenjara 4 Tahun, Pimpinan LPEI Surakarta Kembali Terjerat Korupsi Rp81 Miliar
Juli 15, 2025
Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Ihwal Hasil Fit and Proper Test Dubes, Puan: Sekarang Bolanya di Ekskutif
Juli 15, 2025
Mengenal Shella Bernadetha: “Middle Blocker” Idola, dari Lapangan Voli hingga Sorotan Media
Juli 15, 2025

Trending Minggu Ini

Awas! Beras Yang Anda Konsumsi, Premium ‘Oplosan’
Juli 15, 2025
Agenda Besar Jokowi: Exit Strategi dan “Menolak Punah”
Juli 15, 2025
Tol Klaten-Prambanan Resmi Dibuka, Bupati Dorong Lonjakan Wisatawan
Juli 15, 2025
Mentan Temukan Beras Oplosan, Begini Tips Agar Tak Salah Pilih
Juli 15, 2025
Awal Agustus, Kongres PDI Perjuangan 2025?
Juli 15, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Suara Wanita Mendesah Menggema di GBK, Pihak Pengelola Akhirnya Angkat Bicara

Nugroho P.
Pengurus Kopdes Merah Putih Pekopen menjalankan usaha koperasi dengan menjual saruy-sayuran segar, Kamis (1072025). (humas pemprov)
Serba-serbi

Luthfi Klaim Koperasi Merah Putih di Jateng Mampu Serap 68.000 Tenaga Kerja, Bagaimana Perhitungannya?

R. Izra
Rayyan Arkan Dikha
Serba-serbi

Viral Kelas Internasional! Tarian Bocah Kuansing di Ujung Perahu Disorot Klub PSG

Nugroho P.
Serba-serbi

Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri

Nugroho P.
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?