NARAKITA, BANJARNEGARA – Langkah nyata untuk memperkuat fondasi pendidikan anak usia dini kembali dilakukan Yayasan Dian Dharma Banjarnegara. Selama dua hari, Rabu–Kamis (16–17 Juli 2025), para guru Taman Kanak-Kanak dari seluruh pelosok Banjarnegara berkumpul dalam sebuah pelatihan bertema Deep Learning dan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Bertempat di Sasana Abdi Praja Setda Banjarnegara, sebanyak 150 guru dan kepala sekolah TK Pertiwi antusias mengikuti pelatihan yang dirancang untuk menggugah semangat dan wawasan baru dalam dunia pendidikan anak usia dini.
Pelatihan ini bukan sekadar transfer ilmu, tetapi menjadi ruang transformasi pemikiran bagi para guru untuk membentuk pembelajaran yang lebih bermakna dan berkarakter.
Ketua Yayasan Dian Dharma Banjarnegara, Hj Sri Rejeki Indarto, dalam sambutannya menekankan bahwa upaya ini merupakan wujud konsistensi yayasan dalam mencetak pendidik yang tidak hanya profesional, tetapi juga berjiwa pembaharu.
“Pelatihan ini diharapkan bisa memperluas cakrawala para guru TK, lalu mereka bisa membagikan ilmunya kepada rekan-rekan lain. Ini adalah ikhtiar kami untuk memperkuat ekosistem pendidikan yang mencerahkan di Banjarnegara,” ungkapnya.
Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber yang berpengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini, yakni Sunarto, M.Pd, Kabid PAUD Dindikpora Banjarnegara, dan Rusmanto, S.Pd.I, Ketua HIMPAUDI Jawa Tengah.
Sunarto memaparkan sejarah perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia yang terus mengalami transformasi dari CBSA hingga Kurikulum Merdeka, sembari menekankan bahwa esensi pendidikan anak tetap berakar pada pengalaman belajar yang bermakna.
Menurutnya, pembelajaran mendalam sudah lama diterapkan oleh guru-guru secara intuitif, hanya saja kini diperjelas kerangkanya agar lebih terarah dan terukur dalam implementasi.
“Sebenarnya para guru sudah familiar dengan pendekatan ini. Deep learning bukan soal istilah, tapi pemahaman bahwa belajar harus menyentuh hati dan pikiran anak,” tegas Sunarto.
Sementara itu, Rusmanto dalam sesi berikutnya menekankan bahwa deep learning merupakan pendekatan menyeluruh yang fokus pada pemahaman konsep, bukan hafalan.
Ia menautkan konsep ini dengan pembelajaran berbasis karakter yang sebelumnya dikenal dalam pendidikan holistik.
“Deep learning mendorong guru untuk memperkuat pola pikir bertumbuh atau growth mindset pada anak. Guru bukan hanya mentransfer ilmu, tapi menjadi fasilitator proses tumbuh kembang anak,” jelas Rusmanto.
Selain materi metode pembelajaran, para peserta juga diajak menggali nilai-nilai karakter yang menjadi pondasi penting dalam membentuk generasi hebat sejak usia dini.
Tujuh karakter yang ditanamkan dalam pelatihan ini antara lain: disiplin, tanggung jawab, kemandirian, kerja sama, rasa ingin tahu, cinta lingkungan, dan nilai spiritual serta nasionalisme.
Kegiatan berlangsung dinamis dengan sesi ice breaking, diskusi kelompok, hingga simulasi pembelajaran yang kontekstual sesuai dunia anak-anak.
Para peserta tak hanya diajak mendengar materi, tetapi juga diajak langsung mempraktikkan pendekatan yang sesuai dengan karakter usia dini.
Salah satu peserta, Ani, guru TK dari Sigaluh, mengaku terinspirasi dan termotivasi untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di kelasnya.
“Pelatihan ini membuka cakrawala baru bagi kami. Ada semangat berbeda untuk memulai tahun ajaran baru dengan pendekatan yang lebih menyentuh,” ungkapnya dengan semangat.
Melalui kegiatan ini, Dian Dharma Banjarnegara
berharap ekosistem pendidikan anak usia dini di daerah dapat tumbuh lebih sehat, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan zaman dengan lebih adaptif. (*)