Senin, 7 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Mengapa Vape Sekali Pakai Lebih Beracun dari Rokok Jenis Apapun? Simak Penjelasannya
Polri Buru Penyebar Hoaks Intimidasi Saksi Kasus Aipda Robig, Jerat dengan UU ITE
Menteri Pigai Tolak Usulan Stafsus Kemen HAM Jadi Penjamin Penjahat Intoleransi
EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Awas Modus Baru Penipuan! Pakai Suara Pejabat

Ancaman siber terus berevolusi. Kini, teknologi kecerdasan buatan dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan dengan metode yang semakin canggih: deepfake suara.

Nugroho P.
Last updated: Mei 22, 2025 9:25 am
Nugroho P.
Mei 22, 2025
Share
4 Min Read
ilustrasi AI
SHARE

NARAKITA, JAKARTA – Ancaman siber terus berevolusi. Kini, teknologi kecerdasan buatan dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan untuk melakukan penipuan dengan metode yang semakin canggih: deepfake suara. Dalam kasus terbaru, sejumlah pejabat pemerintahan Amerika Serikat menjadi korban dari manipulasi suara digital yang digunakan untuk menyamar dan mengelabui.

Peringatan ini datang langsung dari Biro Investigasi Federal (FBI) dalam pengumuman layanan publik yang dirilis pada baru baru ini. Laporan tersebut menegaskan bahwa serangan dengan metode ini sudah berlangsung sejak April 2025 dan menargetkan individu-individu yang memiliki akses terhadap informasi penting pemerintah.

“Penjahat siber menyamar sebagai tokoh tinggi pemerintah untuk mengincar para pejabat aktif maupun mantan pejabat federal dan negara bagian, serta jaringan kontak mereka,” terang FBI dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari Bleeping Computer.

Modus yang digunakan para pelaku adalah kombinasi smishing (penipuan lewat pesan teks) dan vishing (penipuan lewat suara). Mereka mengirimkan rekaman suara hasil rekayasa AI yang meniru suara pejabat penting, guna membangun kepercayaan dengan korban.

Begitu korban termakan umpan, para penyerang akan mengarahkan komunikasi ke platform lain menggunakan tautan berbahaya. Dari sanalah mereka mulai menyusup, membobol akun, dan mengakses data pribadi serta jaringan kontak target.

Yang mengkhawatirkan, dengan sekali masuk ke satu akun pejabat, peretas bisa menelusuri rantai komunikasi dan menyamar sebagai individu lain untuk menipu lebih banyak pihak dan mengumpulkan data sensitif.

Dalam catatan FBI, skenario ini menunjukkan betapa tingginya potensi bahaya teknologi AI jika jatuh ke tangan yang salah. Deepfake tidak lagi terbatas pada gambar dan video, tetapi kini meluas ke ranah suara yang jauh lebih sulit untuk diverifikasi secara langsung.

Sejak 2021, FBI sebenarnya telah mengantisipasi potensi penyalahgunaan teknologi deepfake, termasuk dalam konteks serangan siber maupun kampanye pengaruh asing. Peringatan ini tercantum dalam dokumen Private Industry Notification (PIN) yang telah dirilis ke publik.

Tren ini juga telah menjadi perhatian lembaga internasional. Pada 2022, Europol menyoroti bahwa penggunaan deepfake dalam kejahatan digital—mulai dari penipuan korporasi hingga penyebaran konten pornografi tanpa izin—kemungkinan besar akan meningkat seiring kemajuan AI.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS juga mengeluarkan peringatan pada April 2024, menyusul adanya serangan sosial engineering menggunakan suara palsu yang menargetkan layanan bantuan TI.

Sementara itu, insiden mengejutkan dialami perusahaan keamanan siber LastPass. Salah satu karyawannya nyaris tertipu oleh suara AI yang meniru CEO perusahaan, Karim Toubba, dalam serangan phishing suara.

Fenomena ini menunjukkan bahwa batas antara kenyataan dan rekayasa semakin kabur. Bukan hanya visual, tetapi kini juga suara bisa dipalsukan dengan akurasi tinggi.

Masyarakat, terutama mereka yang berada dalam posisi strategis atau memiliki akses informasi sensitif, diimbau untuk tidak mudah percaya pada pesan suara yang mengatasnamakan tokoh publik.

FBI menyarankan agar setiap komunikasi penting—terutama yang melibatkan transfer data atau dana—dikonfirmasi melalui jalur resmi atau pertemuan tatap muka.

Langkah-langkah mitigasi juga dibagikan oleh FBI untuk membantu mengenali dan menghindari jebakan serupa. Termasuk di antaranya adalah membatasi penyebaran data pribadi, mengenali tanda-tanda manipulasi audio, dan meningkatkan kesadaran akan taktik rekayasa sosial.

Teknologi AI memang membawa banyak manfaat, namun di tangan pelaku kejahatan, ia bisa menjadi alat yang sangat berbahaya. Waspada adalah kunci, apalagi ketika suara yang kita dengar bisa jadi bukan berasal dari orang yang kita kira.

TAGGED:penipuan AIpenipuan siberpenipuan terbarupenpuan AI
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Mengapa Vape Sekali Pakai Lebih Beracun dari Rokok Jenis Apapun? Simak Penjelasannya
Juli 7, 2025
Polri Buru Penyebar Hoaks Intimidasi Saksi Kasus Aipda Robig, Jerat dengan UU ITE
Juli 7, 2025
Menteri Pigai Tolak Usulan Stafsus Kemen HAM Jadi Penjamin Penjahat Intoleransi
Juli 7, 2025
EBT Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Global 21 Persen pada 2060, Ini Syaratnya
Juli 6, 2025
Google Dihukum Bayar Denda Rp 5 Triliun kepada Pengguna Android, Ini Kasusnya
Juli 6, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Air Suci, Nasi 3G, dan Pesona Lereng yang Menggugah Rasa, Sepenggal Kisah dari Festival Gunung Slamet

Nugroho P.
Serba-serbi

Festival Gunung Slamet #8, Dari Bersih Desa hingga Perang Tomat, Purbalingga Tawarkan Perayaan 3 Hari Penuh Pesona

Nugroho P.
Serba-serbi

Pelat Nomor Bisa Ungkap Motor Dibeli Cash atau Kredit, Ini Caranya

Nugroho P.
Serba-serbi

Del Monte Ajukan Bangkrut Setelah 138 Tahun, Tertekan Utang dan Perubahan Selera Pasar

Nugroho P.
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?