NARAKITA, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif (Ekraf) sebagai salah satu tulang punggung perekonomian di wilayahnya.
Komitmen ini diperkuat dengan sinergisitas dan rencana bersama yang dijalin dengan Kementerian Ekonomi Kreatif.
“Ekonomi kreatif ini salah satu tulang punggung ekonomi di Jawa Tengah. Ekonomi kreatif akan menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain sehingga potensi ini harus kita garap,” kata Ahmad Luthfi usai bertemu dengan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di Jakarta, Selasa (20/5/2025) malam.
Heterogenitas masyarakat Jawa Tengah secara tidak langsung menciptakan peluang dan potensi ekonomi kreatif yang beragam. Pun tentang kesempatan kerja yang banyak terbuka dan dapat diisi dari heterogenitas masyarakat itu. Misalkan potensi bidang jasa, boga, kriya, fesyen, dan lainnya.
Selama ini, Pemprov Jateng sudah memulai langkah aksi pengembangan ekosistem ekonomi kreatif. Di antaranya dengan mengembangkan SDM pelaku ekonomi kreatif, mengadakan pelatihan berbasis kompetensi, disertai sertifikasi bagi pelaku ekonomi kreatif, pendukungan sosialisasi dan sertifikasi HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual), menjembatani pembentukan Kab/Kota Kreatif di Jawa Tengah (melalui PMK3I), mendorong pembentukan KEK Kab/Kota di Jawa Tengah, dan memberi ruang kepada pelaku ekraf untuk berekspresi, bersinergi, membangun jejaring melalui event secara regular Semarak KaTa Kreatif (sejak 2023)
Pada 31 Oktober 2014, 2 KaTa Kreatif Jateng, yaitu Pekalongan dan Kota Surakarta telah ditetapkan sebagai Unesco Creative Cities Network (UCCN) di sektor Kriya dan Seni Budaya. Selanjutnya, sebanyak 17 kabupaten/kota kreatif di Jateng telah teruji petik PMK3I. Antara lain Kota Salatiga (kuliner aneka olahan singkong), Kebumen (Film, Animasi dan Video), & Kota Surakarta (Seni pertunjukan tari dan wayang).
Selain itu sebanyak 12 kabupaten/kota (KaTa) Kreatif di Jateng telah ditetapkan oleh Kemenparekraf. Antara lain Kota Surakarta (seni pertunjukkan), Kota Semarang (Fashion), Kabupaten Rembang (Kriya) dan Kabupaten Banjarnegara (Kuliner). Juga sebanyak 27 kabupaten/kota di Jateng telah membentuk Komite Ekonomi Kreatif.