NARAKITA, JAKARTA – Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu malam 29 Juli 2025, menjadi saksi bisu air mata ribuan suporter Merah Putih. Harapan yang dibangun sejak peluit awal, mimpi yang dijaga selama 90 menit, akhirnya runtuh di hadapan kenyataan pahit: Timnas Indonesia U-23 kalah 0-1 dari Vietnam di partai final ASEAN U-23 Championship 2025.
Di hadapan lebih dari 35 ribu pendukung fanatik yang memekakkan stadion dengan lagu kebangsaan dan pekikan semangat, Garuda Muda tampil penuh determinasi. Sejak menit pertama, pasukan muda Indonesia menguasai permainan, menciptakan peluang demi peluang. Jens Raven nyaris mencetak gol cepat, dan Marselino Ferdinan mengobrak-abrik lini tengah lawan. Namun, nasib berkata lain.
Petaka datang di menit ke-37. Dari situasi bola mati yang tampak tak berbahaya, bola jatuh ke kaki Nguyễn Công Phương. Dalam sepersekian detik, tendangan kerasnya mengoyak gawang Indonesia. SUGBK terdiam. Hening. Seolah semua napas tertahan dalam satu pukulan telak yang tak diharapkan.
Di babak kedua, pelatih Indonesia, Gerald Vanenburg, mencoba segalanya. Pergantian pemain dilakukan, formasi dirombak, dan tekanan terus dilancarkan. Namun barisan pertahanan Vietnam terlalu disiplin, terlalu tenang, dan terlalu siap untuk digulingkan.
Indonesia mengakhiri pertandingan dengan kepala tertunduk. Namun di tribune, ribuan suporter justru berdiri. Mereka menyanyikan Indonesia Raya lagi, kali ini bukan untuk merayakan kemenangan, tapi untuk memeluk tim yang sudah berjuang sampai titik darah penghabisan.
“Mereka tidak kalah karena kurang usaha. Mereka hanya kalah karena takdir belum berpihak,” ucap seorang suporter dengan mata sembab di luar stadion.
Meski pulang tanpa trofi, Indonesia tak pulang dengan tangan kosong. Jens Raven keluar sebagai top skorer turnamen dengan 7 gol. Nama-nama muda seperti Ivar Jenner, Robi Darwis, dan Rafael Struick membuktikan bahwa masa depan sepak bola Indonesia bukan hanya cerah—tapi sedang menyala.
“Hari ini kita gagal jadi juara. Tapi hari ini juga kita lihat betapa kuatnya cinta negeri ini pada sepak bola,” ujar Gerald Vanenburg, usai laga.
Sementara itu, Vietnam U-23 kembali menunjukkan bahwa mereka adalah raja Asia Tenggara. Ini adalah gelar ketiga mereka secara berturut-turut, dan mereka meraihnya di kandang lawan, dalam atmosfer paling panas, di hadapan lautan merah dan putih.(*)
Statistik Singkat Final
- Skor: Indonesia 0 – 1 Vietnam
- Pencetak Gol: Nguyễn Công Phương (37′)
- Pelatih Indonesia: Gerald Vanenburg
- Top Skorer: Jens Raven (7 gol)
- Pemain Terbaik Turnamen: Nguyễn Đình Bắc (Vietnam)
- Penonton: ± 35.000 orang di SUGBK