NARAKITA, THAILAND – Timnas Voli Putri Indonesia menjalani perjuangan sulit dan mengakhiri leg pertama SEA V League tanpa satu poin pun.
Dari tiga laga yang dimainkan, mereka kalah semuanya dan hanya berhasil merebut dua set. Megawati Hangestri Pertiwi dkk. mengunci posisi keempat di klasemen dengan total skor nol poin.
Kekalahan pamungkas terjadi saat menghadapi Filipina pada Minggu (3/8) dengan skor akhir 1‑3 (20‑25, 20‑25, 25‑16, 13‑25). Sebelumnya, Indonesia ditumbangkan oleh Vietnam (0‑3) dan tuan rumah Thailand (1‑3).
Di laga melawan Filipina, meski sempat bangkit dan merebut set ketiga, performa total mereka kembali turun dan harus menyerah di set keempat dengan skor telak 13‑25
Kekalahan ketiga secara beruntun menjadikan leg pertama ini sebagai “pekerjaan rumah besar” bagi Indonesia. Kelemahan di lintas aspek permainan seperti penerimaan bola, pertahanan, dan efisiensi serangan menjadi guncangan serius saat bersaing di kancah Asia Tenggara
Leg kedua SEA V League 2025 dijadwalkan digelar dari 8–10 Agustus 2025 di Ninh Bình, Vietnam. Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengevaluasi penampilan dan bangkit demi memperbaiki peringkat dan citra di mata regional.
Timnas harus segera memperkuat koordinasi antarpemain, memperbaiki teknik fundamental seperti receive dan defense, serta meningkatkan kreativitas serangan agar tidak lagi menjadi lahan poin murah untuk tim lawan.
Pelatih Timnas Voli Putri Indonesia, Octavian, mengaku hasil di leg pertama SEA V League 2025 sangat jauh dari harapan. Ia menyoroti kurangnya konsistensi pemain dan lemahnya sistem pertahanan.
“Kami datang ke turnamen ini dengan semangat tinggi, tetapi secara teknis, tim belum sepenuhnya siap. Beberapa pemain baru masih butuh adaptasi, terutama menghadapi tekanan dari tim-tim kuat seperti Thailand dan Vietnam,” ujar Octavian usai pertandingan melawan Filipina, Minggu (3/8).
Sementara itu, kapten tim Megawati Hangestri Pertiwi mencoba melihat sisi positif dari kekalahan ini. Meski kecewa, ia menekankan pentingnya pengalaman dan evaluasi.
“Kami semua kecewa, tentu saja. Tapi ini juga jadi bahan pembelajaran buat kami. Lawan-lawan kita di sini bermain dengan sistem yang sudah matang, sementara kita masih mencari ritme,” ujar Megawati.(*)