NARAKITA, JAKARTA – Dunia sepak bola Tanah Air memasuki babak baru. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) secara resmi meluncurkan Indonesia Super League (ISL) 2025/2026 sebagai bentuk transformasi menyeluruh kompetisi kasta tertinggi nasional, menggantikan format lama Liga 1.
Dalam seremoni peluncuran yang digelar megah di Jakarta Convention Center, Minggu (3/8/2025), Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan bahwa transformasi ini merupakan bagian dari Grand Design Sepak Bola Indonesia 2045. Super League Indonesia diharapkan menjadi simbol kebangkitan sepak bola profesional nasional yang kompetitif, transparan, dan berorientasi pada pengembangan talenta.
“Super League bukan hanya soal nama, tapi perubahan fundamental dari sistem kompetisi. Mulai dari manajemen klub, kualitas infrastruktur, profesionalisme wasit, hingga ekosistem suporter,” ujar Erick dalam pidatonya.
Format Kompetisi Lebih Kompetitif
ISL 2025/2026 akan diikuti oleh 18 klub dengan format musim penuh dan sistem promosi-degradasi tetap diberlakukan. Namun ada sejumlah pembaruan penting. Salah satunya adalah penerapan sistem Club Licensing berbasis nilai integritas dan profesionalisme, yang memungkinkan hanya klub dengan manajemen sehat dan finansial transparan untuk bisa ikut berkompetisi.
Pertandingan akan disiarkan penuh melalui platform digital terintegrasi, termasuk kanal YouTube resmi dan mitra OTT lokal, sebagai bagian dari komitmen PSSI dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sepak bola nasional. “Ini adalah liga rakyat. Kami ingin semua orang bisa menonton tim kebanggaannya tanpa batasan,” tambah Direktur Utama LIB Ferry Paulus.
Selain itu, jadwal pertandingan kini disusun lebih merata untuk meminimalkan kelelahan pemain dan memastikan kualitas permainan. Teknologi VAR (Video Assistant Referee) juga mulai diterapkan di semua laga utama, sebuah langkah maju dalam upaya meningkatkan kualitas perwasitan.
Super League Indonesia mendapat dukungan penuh dari sponsor utama BRI, serta mitra strategis dari Jepang dan Korea Selatan untuk pengembangan sport science dan pelatihan manajerial klub. “Kami tidak hanya mengucurkan dana, tapi ingin berkontribusi terhadap perubahan wajah sepak bola nasional,” kata Direktur Utama BRI, Sunarso.
Antusiasme Klub dan Suporter
Peluncuran liga ini disambut antusias oleh klub-klub besar seperti Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Arema FC, hingga klub-klub promosi seperti PSMS Medan dan Persipal Palu yang kini merasakan atmosfer profesional yang lebih nyata.
Di sisi lain, kelompok suporter juga menyatakan dukungannya selama transformasi dilakukan secara adil dan tetap berpihak pada keaslian sepak bola daerah. “Asal jangan hilangkan identitas lokal dan suara suporter. Sepak bola itu bukan hanya kompetisi, tapi budaya,” ujar Asep Sudrajat, koordinator Viking Persib Club.
Tantangan Ke Depan
Meski banyak disambut positif, peluncuran Super League bukan tanpa tantangan. Masalah klasik seperti konflik antar pengelola stadion, inkonsistensi jadwal, hingga dugaan pengaturan skor masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Namun PSSI optimistis, dengan sistem pengawasan baru melalui Komite Integritas dan Transparansi, serta keterlibatan aparat hukum dalam pengawasan liga, semua bentuk manipulasi akan ditekan semaksimal mungkin.
“Ini bukan perubahan semalam. Tapi jika semua pihak mendukung—klub, pemain, media, dan tentu saja suporter—Super League Indonesia bisa jadi tonggak emas menuju sepak bola kelas dunia,” tutup Erick Thohir.(*)