• Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
  • Opini
Search
  • Politik
  • Hukum
  • Ekbis
  • Nasional
  • Daerah
  • Pendidikan
  • Internasional
  • Sirkular
  • Serba-serbi
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Ekonomi Sirkular

Adaptasi Warga Pesisir Semarang-Demak Mencari Penghidupan di Tengah Rob

26 TAHUN yang lalu, wilayah pesisir pantai Semarang dan Demak, masih menjadi andalan penghidupan warganya. Hasil laut masih melimpah. Kepiting, udang, rajungan gampang didapat. Kini, pesisir itu hanya tinggal hamparan pantai luas. Ekosistem alamnya rusak. Kepiting, udang, rajungan dan ikan laut susah ditemukan. Tambak tak lagi dapat ditinggali ikan bandeng. Daratan terus menenurun dan genangan rob menghantui hari-hari.

baniabbasy
Last updated: Juli 20, 2025 2:44 pm
baniabbasy
Juli 20, 2025
Share
3 Min Read
Kondisi perkampungan di wilayah pesisir Senmarang, di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Semarang Utara. Tambak yang tidak lagi produktif, dan ancaman genangan rob yang menghantui sehari-hari. Foto: BAE
Kondisi perkampungan di wilayah pesisir Senmarang, di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Semarang Utara. Tambak yang tidak lagi produktif, dan ancaman genangan rob yang menghantui sehari-hari. Foto: BAE
SHARE

NARAKITA, SEMARANG – Muh Syafi merasakan banyak perubahan yang terjadi di pesisir Semarang. Kondisi itu memaksa ia dan warga lain di kampungnya beradaptasi mencari penghidupan agar bisa bertahan.

Syafi merupakan warga kampung Tambakrejo, Kota Semarang. Dia mengamati, sejak tahun 2000, Semarang mulai kehilangan pesisir. Tambak dan bakau juga berkurang drastis.

“Tambak yang dulu bisa dikelola untuk membudidaya bandeng dan udang, sudah tidak ada,” kata Syafi, Sabtu (19/7/2025).

Masih terekam di ingatannya saat hasil laut masih melimpah. Kepiting, udang, rajungan gampang ia dapat. Bahkan, walau tidak pakai perahu pun sehari bisa dapat 50 kepiting.

“Sekarang hasil alam menurun,” keluh Syafi yang berharap keadaan bisa disetel ulang seperti dulu.

Muslimah, Warga Tambakrejo lainnya, mengamini pernyataan Syafi. Dulu gampang mencari hasil pangan. Tanpa perahu bisa mendapat kepiting. Sekarang boro-boro, pakai perahu juga susah dapat hasil tangkapan.

Bahkan, katanya ikan jenis belanak mudah didapat di sungai. Tapi sejak ada pelebaran sungai Banjir Kanal, habitat biotanya menjadi rusak, dampaknya ikan tidak ada lagi.

Menurut Muslimah, warga di kampungnya beradaptasi dengan mencari sumber penghasilan lain untuk bisa bertahan hidup.

“Beralih profesi, dari pembersih kerang jadi penjual warung. Juga ada yang ikut proyek,” tuturnya.

Warga Tambakrejo juga beradaptasi dengan masalah rob dan abrasi. Tambak ikan dan udang memang sudah tertelan air laut, tetapi mereka mencari cara baru untuk mencari penghasilan dengan membuat rumpon kerang.

Rob Persulit Hidup Warga 

Berjarak 20 kilometer dari kediaman Syafi dan Muslimah, ada Sunarti yang mengeluhkan hal serupa. Sunarti, warga Kampung Timbulsloko, Kabupaten Demak ini merasakan perubahan keadaan lingkungannya.

“Dulu tanaman subur hijau, sawah gemah ripah. Namun semenjak ada rob, tanaman jadi hilang, dan hidup sulit karena airnya selalu naik,” ceritanya saat berada di Semarang, Sabtu (19/7/2025).

Perempuan itu menuturkan, saat ini nelayan di kampunya banyak yang mencari udang. Jika dibandingkan, dulu per harj bisa mendapat 7–10 kilogram, tetapi sekarang hanya berkisar 1–2 kilogram.

Ridho, tetangga Sunarti, mengenang masa-masa saat kampung hijaunya masih berjarak cukup jauh dengan garis pantai. Masa di mana tambak-tambaknya bisa dibudidaya, mangrove yang rimbun juga menebar manfaat.

“Sekarang berubah dengan kehilangan tambak dan laut semakin dekat,” ujar Ridho yang tinggal berdampingan dengan rob, saat berada di Semarang, Sabtu (19/7/2025).

Akses menuju Kampung Timbulskolo sulit dijangkau. Jalan yang menapak dengan tanah terendam air laut. Tanpa dibangun jembatan, kampung ini tak bisa dijangkau.

Warga merasakan kenyataan pahit. Mereka di hadapkan pada pilihan sulit: meninggalkan kampung halaman tapi kelimpungan cari tempat baru atau tetap tinggal dengan kondisi serba sulit.

Kata Ridho, warga yang memilih menetap di Kampung Timbulsloko maka harus beradaptasi. “Warga gotong royong, selalu meninggikan rumah rutin,” ucapnya.(bae)

TAGGED:ekonomi sirkularheadlinekehidupan warga pesisir Semarang DemakRob ancam kehidupan wargaRob di Jawa Tengah
Share This Article
Email Copy Link Print

T E R K I N I

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah menggelar kompetisi Jasirah Race 2025 pada 25–27 Juli 2025.
BI Jateng Gelar Jasirah Race 2025: Dorong Wisata Sejarah dan Digitalisasi Ekonomi
Juli 25, 2025
Peluncuran SPIL research center di Kampus Soegijapranata Catholic University (SCU), Bendan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025).
SCU Luncurkan SPIL Research Center: Model Ristek dan Pembelajaran Berbasis Industri
Juli 25, 2025
Anggota Komisi X DPR RI Furtasan Ali Yusuf mengkritik banyaknya sekolah SD terutama swasta yang menarik iuran sekolah ugal-ugalan atau cukup tinggi melampuai kemampuan orang tua. Foto: dok/ist
Biaya Sekolah SD Ugal-ugalan, Butuh Regulasi Batas Atas-Bawah
Juli 25, 2025
Ketua DPR RI Puan Maharani.
Tutup Masa Sidang DPR, Puan: RAPBN Harus Efisien dan Manfaatnya Segera Dirasakan Rakyat
Juli 25, 2025
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian saat memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum di Gedung DPR Kompleks Senayan Jakarta
RUU Sisdiknas, Wajib Belajar Jadi 13 Tahun
Juli 25, 2025

Trending Minggu Ini

Deretan Skandal Ijazah Palsu Pejabat di Belahan Dunia
Juli 19, 2025
Partainya Keluarga Jokowi, Kaesang Kembali Terpilih Jadi Ketua Umum PSI
Juli 19, 2025
Polda Jabar Telusuri Tragedi di Pernikahan Anak Gubernur Dedi Mulyadi
Juli 19, 2025
Gubernur Luthfi Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Inspiratif
Juli 19, 2025
Putusan MK Tegaskan Kedudukan Wamen Setara Menteri: Dilarang Rangkap Jabatan!
Juli 19, 2025

Berita Terkait

ilustrasi rumah kebakaran
Daerah

5 Orang Satu Keluarga Tewas dalam Kebakaran di Semarang, Termasuk Ibu Hamil

R. Izra
Menpora membuka Munas BEM SI Kerakyatan di Sumatra Barat.
Nasional

BEM Undip Ungkap Kondisi Munas di Padang Tak Kondusif, ‘Disusupi’ Pejabat hingga BIN

R. Izra
Kericuhan berdarah mewarnai ceramah Rizieq Shihab di Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (24/7/2025) dini hari.
Daerah

Bentrok Berdarah Ceramah Rizieq Shihab di Pemalang, Polda Jateng Ungkap Hal Ini

R. Izra
Ketua dan Wakil Ketua BEM Undip, Aufa Atha Ariq Aoraqi dan Khayimas Atha Chisbaini.
Terkini

Alasan BEM Undip dan BEM UGM Keluar dari Aliansi BEM SI Kerakyatan, ‘Tempat Pejabat Cari Muka’

R. Izra
narakita.id
Facebook Twitter Youtube

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?