Selasa, 8 Jul 2025
  • Feed
  • Like
  • Save
  • Aktivitas
  • Blog
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
🔥 HOT NEWS
Soal Ancaman Trump ke BRICS, Menkeu Tegaskan Sikap Hati-hati RI
Mbak Ita Geleng-Geleng saat Pegawai Bapenda Buka-bukaan Soal Setoran
Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri
Penutupan Meriah Kejurprov Futsal Jateng 2025, Purbalingga Buktikan Diri Sebagai Tuan Rumah Tangguh
Begini Nasib Propam yang Mobil Dinasnya Dipakai Anak Buat Pacaran hingga Tabrak Lari
Font ResizerAa
narakita.idnarakita.id
  • Terkini
  • Sport
  • Serba-serbi
  • Opini
Search
  • Terkini
    • Kriminalitas dan Hukum
    • Politiik
  • Sport
    • Sepak Bola
  • Serba-serbi
  • Opini
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Serba-serbi

Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri

Jika dibiarkan tanpa intervensi, bukan tak mungkin sekolah-sekolah swasta akan berguguran satu per satu, meninggalkan banyak guru dan tenaga pendidikan tanpa kepastian.

Nugroho P.
Last updated: Juli 7, 2025 6:37 pm
Nugroho P.
Juli 7, 2025
Share
4 Min Read
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
SHARE

NARAKITA, PURWAKARTA – Sejumlah sekolah swasta di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tengah menghadapi masa sulit. Minimnya jumlah pendaftar siswa baru tahun ajaran 2025/2026 memicu kekhawatiran para pengelola lembaga pendidikan non-negeri.

Salah satu penyebab yang disebut turut memicu krisis ini adalah kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memperbolehkan sekolah negeri menerima hingga 50 siswa dalam satu rombongan belajar (rombel). Kebijakan ini dianggap berdampak langsung pada turunnya minat calon siswa untuk masuk ke sekolah swasta.

Dampak nyata dirasakan oleh dua sekolah di bawah naungan Yayasan Yasri, yakni SMK Bina Budi dan SMK Farmasi. Sampai sepekan menjelang dimulainya tahun ajaran baru, jumlah pendaftar di dua sekolah ini sangat minim.

“SMK Bina Budi hanya mencatat tujuh pendaftar baru, sementara SMK Farmasi mendapatkan tiga belas,” ujar Ketua Yayasan Yasri, Agus Muharam, saat ditemui pada Senin (7/7/2025).

Jumlah itu menandai penurunan drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, SMK Bina Budi dulu sempat mengelola hingga sepuluh kelas aktif. Kini, hanya tersisa tiga kelas dari kelas 10 hingga kelas 12, dengan total siswa aktif sebanyak 36 orang.

Agus menilai tren ini sebagai sinyal bahaya bagi eksistensi sekolah swasta. Terlebih, dengan pemasukan yang terbatas akibat sepinya siswa, pihak sekolah kesulitan menutup kebutuhan operasional harian.

“Kami tetap berusaha bertahan. Tapi realitanya, tanpa cukup jumlah murid, kami kesulitan membayar gaji guru dan staf. Kalau dibiarkan, ini bisa menghentikan roda pendidikan di sekolah swasta,” jelas Agus.

Ia berharap kebijakan kuota siswa di sekolah negeri tidak diterapkan secara merata tanpa mempertimbangkan daya tampung wilayah dan keberadaan sekolah swasta di sekitarnya. Menurutnya, perlu ada regulasi yang lebih adil dan kolaboratif.

“Kita tidak bisa pungkiri, sekolah negeri memang jadi pilihan utama masyarakat. Tapi bukan berarti sekolah swasta ditinggalkan begitu saja,” tegas Agus.

Kondisi ini menimbulkan dilema tersendiri, karena sekolah swasta selama ini juga berperan besar dalam menyediakan akses pendidikan bagi masyarakat, terutama di wilayah dengan keterbatasan kapasitas sekolah negeri.

Agus mengajak pemerintah daerah dan provinsi untuk duduk bersama mencari solusi yang saling menguntungkan. Salah satu alternatifnya adalah pembatasan kuota rombel di sekolah negeri atau subsidi operasional bagi sekolah swasta yang kekurangan siswa.

“Kalau semua siswa diarahkan ke sekolah negeri, maka keberadaan sekolah swasta akan pelan-pelan tergerus,” tambahnya.

Keluhan ini juga bukan hanya dirasakan di Purwakarta. Di berbagai daerah, keluhan serupa mulai bermunculan, terutama dari yayasan kecil yang tidak memiliki banyak sumber daya untuk bersaing secara terbuka dengan sekolah negeri.

Agus menekankan pentingnya pemerataan dalam dunia pendidikan. Menurutnya, mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya tanggung jawab sekolah negeri saja, tetapi juga sekolah swasta yang turut berdedikasi sejak lama.

“Kita ingin pemerintah melihat sekolah swasta sebagai mitra, bukan sekadar pelengkap,” ujarnya.

Kini, Yayasan Yasri dan banyak pengelola sekolah swasta lainnya sedang menanti langkah konkret dari pemerintah. Harapannya, ada penyesuaian regulasi agar tidak terjadi ketimpangan yang semakin besar dalam sistem pendidikan daerah.

Jika dibiarkan tanpa intervensi, bukan tak mungkin sekolah-sekolah swasta akan berguguran satu per satu, meninggalkan banyak guru dan tenaga pendidikan tanpa kepastian. (*)

TAGGED:dedi mulyadiGubernur Dedi Mulyadipendidikan di jawa baratsekolah negerisekolah swasta sepi
Share This Article
Email Copy Link Print

T R E N D I N G

Soal Ancaman Trump ke BRICS, Menkeu Tegaskan Sikap Hati-hati RI
Juli 7, 2025
Mbak Ita Geleng-Geleng saat Pegawai Bapenda Buka-bukaan Soal Setoran
Juli 7, 2025
Gara-gara Dedi Mulyadi? Sekolah Swasta di Purwakarta Terancam Sepi, Efek Kebijakan Kuota Rombel di Sekolah Negeri
Juli 7, 2025
Penutupan Meriah Kejurprov Futsal Jateng 2025, Purbalingga Buktikan Diri Sebagai Tuan Rumah Tangguh
Juli 7, 2025
Begini Nasib Propam yang Mobil Dinasnya Dipakai Anak Buat Pacaran hingga Tabrak Lari
Juli 7, 2025

Berita Terkait

Serba-serbi

Awas Sekali Klik Bisa Habis!! Begini Cara Penjahat Siber Bobol M-Banking Tanpa Sentuh Dompet

Nugroho P.
Serba-serbi

Mobil Propam Dipakai Pacaran, Tabrak Lari Hebohkan Medan: Sopirnya Ternyata Remaja 16 Tahun

Nugroho P.
Ilustrasi sound horeg. Bahtsul Masail Ponpes Besuk Pasuruan menyatakan sound horeg haram.
Serba-serbi

Sound Horeg Haram! Fatwa Bahtsul Masail Pondok Besuk Pasuruan yang Didukung MUI

R. Izra
Ilustrasi vape sekali pakai.
Serba-serbi

Mengapa Vape Sekali Pakai Lebih Beracun dari Rokok Jenis Apapun? Simak Penjelasannya

R. Izra
  • Home
  • Kantor dan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Penggunaan (Term of Use)
narakita.id
Facebook Twitter Youtube Rss Medium

Narakita merupakan media kolaboratif dengan tagline “New Hope for Everyone” yang membuka ruang untuk semua ide, semua koneksi dan semua masa depan.

Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?