NARAKITA, JAKARTA- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mengkritik Menteri Perhubungan (Menhub) yang selalu menyalahkan pengusaha angkutan barang di kasus Over Dimension Over Loading (ODOL).
“Kami mendesak Menhub menghentikan narasi publik yang terus menyudutkan pelaku usaha angkutan barang,” ujar Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan dalam keterangan tertulisya, Jumat (27/6).
Menurutnya, penanganan angkutan ODOL tidak akan pernah efektif tanpa melibatkan semua pihak dalam rantai logistik, termasuk pemilik barang sebagai bagian dari ekosistem yang menentukan dimensi dan muatan kendaraan.
Di sisi lain, dia menyayangkan pernyataan sepihak Menhub Dudy Purwagandhi dalam diskusi bersama pers di Jakarta pada Kamis (26/6). Pihaknya menilai, Menhub kembali mengulang retorika seputar keselamatan dan korban kecelakaan akibat kendaraan ODOL, tanpa disertai narasi strategis atau rencana kerja konkret untuk solusi yang adil dan menyeluruh.
“Fokus semata pada aspek keselamatan tanpa memperhitungkan dampak ekonomi bagi pelaku usaha logistik hanya akan memperbesar ketimpangan dan keresahan di lapangan,” kritiknya.
Sampaikan Kekecewaan
Gemilang menyampaikan kekecewaan atas sikap Kementerian Perhubungan yang hingga saat ini tidak pernah melibatkan Aptrindo secara formal dalam perumusan kebijakan strategis penanganan ODOL.
Padahal, Aptrindo adalah asosiasi resmi dan sah yang menaungi mayoritas pelaku usaha angkutan barang di Indonesia.
Sangat disayangkan justru asosiasi-asosiasi yang tidak memiliki struktur nasional yang jelas, tanpa keanggotaan yang terverifikasi, diberikan ruang dalam diskusi kebijakan yang sangat berdampak pada sektor logistik nasional.
“Hal ini berpotensi menyesatkan arah kebijakan dan menimbulkan disinformasi,” ujarnya.
Dalam diskusi itu, Menhub mendatangkan Ketua Umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo) yang juga pengusaha angkutan, Kyatmaja Lookman.
Kyatman sempat mengatakan bahwa semua pengusaha angkutan pada dasarnya tidak ingin melakukan pelanggaran ODOL. Â Menurutnya, dengan tidak melakukan pelanggaran, kondisi truk akan jadi lebih awet dan biaya perawatan pun akan jadi lebih murah. Hanya saja ia mengaku kondisi pasar saat inilah yang memaksa para pengusaha angkutan nekat mengoperasikan truk ODOL. (bae)