NARAKITA, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kesulitan mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagaimana Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko mengakui target RUED pada akhir tahun ini sulit terpenuhi.
“Iya, memang masih kurang. Kan, Jateng harus mencapai 21,32 persen. Ini memang enggak achieve,” ujar Sujarwanto saat ditemui usai acara di Hotel Gumaya, Kamis (26/6/2025).
Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan Jateng kesulitan mencapai target. Bisa jadi karena kurangnya pendataan.
“Sebenarnya mungkin pendataan kita juga masih harus lebih intens lagi, karena banyak orang masan tapi belum terdaftar juga bisa,” bebernya.
Sisi lain, Pemprov Jateng terus menggenjot upaya mengurangi penggunakan energi fosil.
Pemerintah menggalakkan investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT) dengan menawarkan enam peluang investasi lewat ajang Central Java Renewable Energy Investment Forum (CJREIF) 2025.
“Pemprov Jateng melalui forum investasi, juga turut mendorong dan memfasilitasi rencana investasi juga EBT,” kata Sujarwanto.
Dia mencontohkan adanya inveatasi berupa pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) di Banjaran dan Logawa-Banyumas, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung di Waduk Gajahmungkur dan Kedungombo.
Ada pula pemanfaatan panas bumi di Candi Umbul Telomoyo dan Baturraden. *bae