SUITA kembali bersiap menjadi saksi tensi tinggi laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, sebelum peluit pertama berbunyi, satu nama sudah lebih dulu jadi pembicaraan panas: Kim Jong Hyeok.
Wasit asal Korea Selatan itu kembali dikaitkan dengan laga krusial Timnas Indonesia, dan kabar ini langsung memicu gelombang kekhawatiran di kalangan penggemar sepak bola nasional.
Meski hingga hari pertandingan belum ada pengumuman resmi dari FIFA maupun AFC mengenai siapa yang akan memimpin laga Jepang kontra Indonesia, rumor soal Kim Jong Hyeok mulai menggema sejak awal pekan ini. Bukan tanpa alasan—rekam jejak sang wasit di mata pencinta Garuda tergolong “beraroma bendera kuning.”
Kim bukan nama asing di sepak bola Asia. Sejak memperoleh lisensi FIFA pada 2009, ia telah tampil dalam berbagai kompetisi elit, termasuk Piala Asia dan Liga Champions Asia. Namun, kiprahnya bersama Indonesia tak jarang menyisakan rasa tak puas. Bahkan, lebih dari sekadar tegas, gaya memimpin Kim sering kali dianggap terlalu cepat mengeluarkan kartu.
Salah satu momen yang paling diingat adalah saat Timnas Indonesia bertemu Arab Saudi di ajang Kualifikasi Piala Asia 2015. Kala itu, keputusan-keputusan Kim dianggap menguntungkan lawan. Episode serupa terulang dalam laga melawan Filipina pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, saat Indonesia hanya mampu bermain imbang 1-1 dalam situasi penuh kontroversi.
Statistik pun ikut berbicara. Dari 310 pertandingan internasional dan domestik yang ia pimpin, Kim tercatat mengeluarkan 692 kartu kuning dan 32 kartu merah. Itu berarti rata-rata hampir tiga kartu per pertandingan. Data ini memberi kesan bahwa pertandingan di bawah komandonya hampir selalu dihiasi aroma “drama.”
Belum lagi, dalam putaran ketiga kualifikasi saat ini, Kim baru sekali turun ke lapangan. Itu terjadi saat Iran menundukkan Uni Emirat Arab dengan skor tipis 1-0. Meskipun laga tersebut berlangsung relatif bersih, pengamat tetap menyoroti kecenderungan Kim dalam memberi peringatan keras untuk pelanggaran yang dianggap kecil.
Bagi Skuad Garuda yang sedang berjuang bangkit usai kekalahan telak 0-4 di pertemuan sebelumnya melawan Jepang, sosok Kim bisa jadi faktor yang memperberat. Di satu sisi, wasit tegas seperti Kim bisa menguntungkan tim yang bermain disiplin. Namun jika Garuda gagal menjaga emosi, hal ini justru bisa menjadi bumerang.
“Ini bukan soal takut pada wasit, tapi kita bicara soal konsistensi keputusan. Dalam laga besar, satu keputusan bisa mengubah jalannya pertandingan,” ujar seorang pengamat sepak bola Indonesia dalam tayangan Football Talk di YouTube pada Senin malam.
Tak hanya pecinta bola dalam negeri yang menyoroti kabar ini. Di media sosial, nama Kim Jong Hyeok bahkan sempat menjadi trending. Banyak yang mengingatkan skuad Merah Putih untuk “lebih berhati-hati” jika benar ia akan menjadi pemimpin pertandingan di Suita City Stadium.
Isu ini pun menambah lapisan dramatis dari laga yang sudah penuh tekanan. Apalagi Jepang dikenal sebagai tim dengan permainan cepat dan kolektif. Laga yang ketat dan keras bisa saja terjadi, dan peran wasit dalam menjaga tensi permainan menjadi vital.
Menariknya, beberapa netizen justru menanggapi kabar ini dengan nada sarkastik. “Kalau Kim yang mimpin, siap-siap nonton sinetron di lapangan,” tulis akun @bolaLokal di platform X. Sebagian lainnya memilih bersikap positif, berharap Timnas tetap bermain rapi dan fokus agar tak memberi peluang wasit untuk membuat keputusan kontroversial.
Dengan semua spekulasi yang beredar, publik kini menanti kejelasan dari AFC. Siapa pun yang akhirnya memimpin laga, harapan terbesar tentu tertuju pada pertandingan yang adil, jujur, dan bebas dari keputusan-keputusan meragukan.
Sementara itu, skuad Garuda dilaporkan dalam kondisi siap tempur. Pelatih Patrick Kluivert bahkan menegaskan bahwa mereka telah menyiapkan beberapa skema permainan alternatif, termasuk adaptasi terhadap tekanan lawan dan kemungkinan ketatnya pengawasan wasit.
Satu hal yang pasti, apa pun keputusan dari AFC, laga Jepang vs Indonesia akan tetap menjadi salah satu laga yang paling ditunggu. Dan jika benar Kim Jong Hyeok yang turun ke lapangan, seluruh mata—bukan hanya tertuju pada pemain, tapi juga kepada sang pengadil pertandingan.
Dalam dunia sepak bola, terkadang suara peluit bisa lebih nyaring dari sorak penonton. (*)