UDARA pagi di Rumah Potong Hewan (RPH) Purwokerto masih terasa sejuk saat seekor sapi raksasa berwarna coklat menginjakkan kakinya di pelataran. Beratnya lebih dari satu ton, tubuhnya tegap dan matanya tajam mengamati sekeliling. Dialah Si Bawor, sapi kurban yang dikirim langsung oleh Presiden Prabowo Subianto ke Banyumas dalam rangka perayaan Iduladha 1446 Hijriah.
Si Bawor bukan sapi biasa. Dengan bobot mencapai 1.007 kilogram, sapi jantan ini mencuri perhatian para petugas RPH, warga, hingga pejabat daerah. Ia menjadi simbol dari kurban kenegaraan, hadir mewakili pemimpin tertinggi negeri yang ingin berbagi daging dengan rakyat di daerah.
Sebelum disembelih, Si Bawor terlebih dahulu menjalani pemeriksaan ketat oleh tim medis dari Dinas Peternakan. Dokter hewan senior di RPH Purwokerto, Sariyati, memastikan kondisi kesehatan sapi luar biasa tersebut.
“Secara keseluruhan, sapinya sehat. Tidak ditemukan cacing hati dan sebelumnya memang sempat ada indikasi, tapi sudah ditangani jauh-jauh hari,” ujar Sariyati sambil memegang catatan medis.
Menurutnya, usia Si Bawor diperkirakan sekitar 3,5 tahun, tergolong matang untuk ukuran sapi kurban. Meski usia seperti itu cenderung sudah dewasa, namun tetap memenuhi syarat syariat dan kelayakan distribusi kepada masyarakat.
Hari itu, Jumat pagi (6/6/2025), suasana di RPH lebih sibuk dari biasanya. Para petugas harus menyembelih 18 ekor sapi dalam sehari. Tapi dari sekian banyak hewan, Si Bawor-lah yang paling dinanti dan paling menantang.
Aris Gunawan, juru sembelih halal yang dipercaya menangani proses pemotongan, mengaku sempat kewalahan. “Badannya besar sekali, harus dibantu beberapa orang buat mengendalikannya,” ungkap Aris yang sudah lebih dari satu dekade menyembelih hewan kurban.
Menurut Aris, meski ukurannya tidak biasa, proses penyembelihan tetap berjalan sesuai prosedur halal. Ia bersama tim berhasil menundukkan Si Bawor tanpa perlu membahayakan hewan atau petugas.
“Sudah biasa sih, cuma kali ini memang terasa lebih menantang karena bobotnya lebih dari satu ton. Tapi alhamdulillah lancar,” tambah Aris sambil tersenyum lega.
Kehadiran Si Bawor membawa warna tersendiri di Iduladha tahun ini di Banyumas. Selain menjadi tontonan langka, sapi tersebut juga menjadi pengingat akan pentingnya berbagi di momen suci. Masyarakat sekitar bahkan menyebutnya sebagai “sapi presiden”.
Setelah disembelih, daging Si Bawor didistribusikan kepada warga yang membutuhkan di sekitar Purwokerto dan desa-desa sekitar. Proses ini dilakukan dengan tetap menjaga kualitas dan kebersihan sesuai dengan standar pemerintah.
“Warga antusias, karena mereka tahu bahwa daging ini berasal dari kurban Pak Presiden. Itu membuat suasana Iduladha tahun ini terasa lebih istimewa,” kata seorang panitia distribusi daging.
Menurut catatan RPH, tahun ini mereka menyembelih total 34 ekor sapi selama dua hari. Meskipun jumlah ini lebih sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencapai 49 ekor, kualitas dan pengelolaan disebut tetap optimal.
“Karena Iduladha kali ini jatuh pada hari Jumat, banyak masyarakat memilih menyembelih sapinya pada hari Sabtu. Kami tetap siap siaga,” jelas Sariyati.
Meski hanya satu dari puluhan ekor yang disembelih, Si Bawor mendapat perhatian khusus. Mulai dari perawatannya, pengirimannya dari peternakan, hingga proses penyembelihan yang melibatkan tim terbaik di RPH.
Para petugas RPH mengaku bangga bisa menjadi bagian dari kurban kenegaraan tersebut. “Rasanya beda, ada tanggung jawab moral juga. Ini bukan sekadar potong sapi, tapi juga wujud pengabdian kepada masyarakat,” ujar salah satu staf.
Kini, nama Si Bawor tak hanya lekat sebagai tokoh pewayangan khas Banyumas, tapi juga sebagai simbol dari semangat berbagi Presiden Prabowo. Dari kandang menuju warga, dari Purwokerto hingga pelosok desa, daging Si Bawor jadi berkah yang menyatukan.
Dalam sunyi usai pemotongan, banyak yang mendoakan semoga tahun depan akan ada lagi kurban seperti ini. Tak hanya soal ukuran sapi, tapi juga makna solidaritas yang menyertainya. (*)